
Direktur Jenderal Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil mengatakan, pihaknya terus meningkatkan produktivitas pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP menjalankan program pembangunan jalan pertanian untuk mendongkrak produktivitas sebagai bagian dari upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional yang terdampak COVID-19.
“Sebagai bagian dari pemulihan perekonomian nasional, Ditjen PSP menyalurkan bantuan, salah satunya melalui wujud pembangunan jalan pertanian di berbagai daerah dengan pengupayaan tenaga kerja padat karya,” katanya di Jakarta, Jumat (2/7/2021).
Dia menyebutkan, saat ini Kementan menargetkan seribu titik pembangunan jalan pertanian di seluruh penjuru nusantara. “Pembangunan jalan pertanian ini meliputi budidaya tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan,” tuturnya.
Ali menambahkan, ada tiga ketentuan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan program terebut, yakni lahan harus clear and clean, status lahan jelas, dan terdapat petani penerima manfaat.
Untuk spesifikasinya, lanjutnya, dimensi lebar badan jalan minimal dua meter (m) yang dapat dilalui kendaraan roda tiga. “Untuk dimensi jalan seperti bahu jalan, badan jalan, gorong-gorong, jembatan, saluran drainase dan lainnya disesuaikan dengan kondisi lokasi. Prinsipnya, pembangunan jalan pertanian ini mampu memangkas biaya produksi pertanian,” tegasnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebelumnya menjelaskan, pembangunan jalan pertanian dapat memangkas biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam membudidayakan pertanian.
“Pembangunan jalan pertanian ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yakni menyediakan pangan bagi seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot produktivitas,” terangnya.
Salah satu penerima manfaat pembangunan jalan pertanian Kementan adalah Kelompok Tani Huyula di Desa Modelidu, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Pembangunan jalan pertanian di sini memudahkan petani dalam budidaya pertanian mereka. Penjualan hasil budidaya pertanian pun semakin mudah dilakukan lantaran akses yang semakin memungkinkan.
Tak hanya itu, pembangunan jalan pertanian itu juga meringankan beban Kelompok Tani Huyula, sehingga produktivitas pertanian dan kesejahteraan meningkat.
RJIT Tingkatkan Pendapatan
Sementara Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) Kementan juga dirasakan manfaatnya oleh petani di tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Berkat program tersebut, pendapatan petani mengalami peningkatan oleh karena produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP) petani meningkat tajam.
Dirjen Ali Jamil mengatakan, program RJIT direalisasikan untuk memastikan kebutuhan air di suatu daerah terdistribusi dengan baik. Dengan begitu, sawah-sawah petani dapat berkembang dengan baik dan menghasilkan produk yang baik pula.
“Program RJIT ini adalah bagian dari water management. Dengan program ini, budidaya pertanian berjalan dengan baik,” katanya.
Dia menyebutkan, program RJIT juga untuk memastikan produktivitas pertanian tetap terjaga. Ketika produktivitas terjaga, Ali optimistis tingkat kesejahteraan petani juga meningkat.
“Melalui program RJIT ini, kami menjamin pasokan air mengalir dengan baik sesuai yang dibutuhkan oleh petani,” tutur Ali.
Dia melanjutkan, program RJIT merupakan program yang disusun untuk mendukung tujuan pembangunan pertanian nasional, yakni menyediakan pangan bagi seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.
Direktur Irigasi Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menuturkan, program RJIT tak hanya berorientasi pada peningkatan produktivitas hasil pertanian semata, tetapi juga meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), provitas pertanian dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani.
“Program RJIT ini berkaitan erat dengan kesejahteraan petani. Sebab, air merupakan faktor penting bagi petani dalam mengembangkan budidaya pertanian mereka,” katanya.
RJIT di Sumbar
Di Sumatera Barat (Sumbar), program RJIT juga mampu meningkatkan taraf kesejahteraan petani. Kelompok Tani P3A Bungus Barat di Desa/Nagari Bungus Barat, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumbar, telah merasakan manfaatnya.
Direktur Irigasi Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menuturkan, program RJIT yang direalisasikan untuk Kelompok Tani P3A Bungus Barat dibuat dengan dimensi panjang 50 m, lebar 0,9 m dan tinggi saluran 0,7 m.
“Program ini mampu meningkatkan provitas pertanian dari 4,3 ton/hektare (ha) menjadi 5,0 ton/ha,” tegasnya.
Kondisi eksisting irigasi saluran tanah mengalami bocoran di sepanjang saluran dan air tidak sampai ke hilir saluran. “Program RJIT ini diimplementasikan dengan pemasangan batu kali pada saluran irigasi. Hasil akhirnya, aliran air sampai ke hilir saluran dan meningkatkan efisiensi irigasi,” katanta.
Ketua Kelompok Tani P3A Bungus Barat, Ibrahim mengucapkan terima kasih atas program RJIT yang didapat kelompok taninya. Peningkatan provitas pertanian diyakininya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani. “Program ini mampu meningkatkan pendapatan anggota kelompok kami,” katanya.
Dirjen PSP Ali Jamil mengatakan, RJIT merupakan upaya dari lembaga yang dipimpinnya untuk menjamin pasokan air mengalir dengan baik ke lahan pertanian.
Sebab, kata dia, banyak lahan pertanian yang terganggu oleh pasokan air sehingga petani sulit meningkatkan produktivitas mereka. “Melalui program RJIT ini kami menjamin pasokan air mengalir dengan baik sesuai yang dibutuhkan oleh petani,” tutur Ali.
Ali menyebutkan bahwa program RJIT ini merupakan water management agar petani tak memiliki kendala dalam hal kebutuhan pasokan air, baik di musim hujan maupun saat kemarau tiba.
Dengan pasokan air yang baik, Ali optimistis hal itu akan berkaitan dengan peningkatan produktivitas pertanian. Tak hanya produktivitas, Ali juga menyebut program RJIT ini akan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), provitas pertanian dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani.
“RJIT ini merupakan program yang disusun untuk mendukung tujuan pembangunan pertanian kita yakni menyediakan pangan bagi seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor,” ujar Ali. PSP
Embung Dongkrak Produktivitas Petani di Luwu Utara
Kementerian Pertanian (Kementan) terus bekerja meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satunya dengan membangun embung agar aliran air dapat terdistribusi dengan baik.
Kali ini program embung disalurkan untuk Kelompok Tani Momearoi di Desa Taloto, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menjelaskan, bangunan konservasi air untuk Kelompok Tani Momearoi dibuat dengan panjang 28 meter, lebar 10 meter dengan kedalaman 4 meter.
“Kami berharap embung ini dapat bermanfaat bagi petani setempat untuk digunakan dengan bijak. Tak hanya untuk tanaman pangan, embung ini juga berfungsi untuk hortikultura, peternakan dan perkebunan,” katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menuturkan, embung merupakan salah satu program krusial sebagai pengaturan air. Dalam kondisi apapun, air harus diatur dengan baik agar dapat dialiri ke sawah sesuai kebutuhan.
“Embung ini merupakan water management. Pertanian tak boleh terganggu oleh apapun baik saat musim hujan maupun musim kemarau. Untuk itu, embung merupakan program yang diperuntukkan memasok air dengan baik sesuai kebutuhan ke areal persawahan petani,” terang Ali.
Dijelaskannya, dengan pasokan air yang cukup maka petani dapat terus berproduksi dan meningkatkan produktivitas mereka. Dengan kata lain, embung berkontribusi besar untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian petani.
“Orientasi akhirnya adalah tingkat kesejahteraan petani. Hal ini sejalan tujuan pembangunan pertanian kita yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor,” tutur Ali. PSP