Pelaku usaha kehutanan diajak untuk terus membangun optimisme masa depan bisnis kehutanan di tengah kondisi global yang penuh tantangan dampak dari pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik yang memanas.
Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justianto mengajak para pelaku usaha untuk memperkuat jejaring dan berkolaborasi menghadapi kondisi saat ini.
“Harus optimis kita bisa menyelesaikan berbagai persoalan dengan baik,” kata dia saat Halal Bi Halal Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.
Pada kesempatan tersebut, Agus mengajak pelaku usaha untuk meniru keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai situasi yang selalu mengedepankan pemanfaatan pengetahuan, integritas, kapabilitas, kompetensi dan kredibilitas.
“Dinamika global saat ini sangat tinggi. Tetapi dalam situasi yang sulit selalu ada peluang. Manfaatkan setiap kesempatan dengan baik,” pesan Agus.
Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo mengungkapkan tanda-tanda kinerja industri bakal positif terlihat pada triwulan pertama 2024. “Periode Januari-Maret nilai ekspor produk kayu mendekati 4 miliar dolar AS, atau rata-rata di atas 1 miliar dolar AS per bulan,” ujar Indroyono.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, catatan ekspor sampai Maret menunjukkan pertumbuhan 8,3%.
Menurut Indroyono, industri panel kayu menunjukkan trend kenaikan ekspor, yang akan mendorong meningkatnya permintaan bahan baku dari kayu alam. “Produksi kayu dari hutan tanaman juga menunjukkan peningkatan. Biasanya pada ekspor hasil kayu hutan tanaman akan meningkat pada semester kedua,” katanya.
Indroyono mengakui saat ini kondisi pasar sedang penuh tantangan. Hal itu karena perekonomian dunia belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19. Selain itu kondisi geopolitik global juga menunjukkan peningkatan dampak konflik Rusia-Ukraina an Israel-Palestina.
“Capaian pada triwulan pertama memberi harapan bahwa industri kehutanan bisa terus survive. Target kita semoga pada tahun ini ekspor produk kehutanan bisa menyamai tahun lalu yang mencapai 13,4 miliar dolar AS,” kata Indroyono yang juga Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI).***