Kran Impor Garam Industri dan Konsumsi Dibuka

Petani Garam (pixabay.com)

Kelangkaan pasokan garam konsumsi dan garam industri yang terjadi saat ini akhirnya memaksa pemerintah membuka kran impor garam industri dan garam untuk bahan baku  garam konsumsi .

“Menindaklanjuti Rakor di kantor Wakil Presiden, Kementerian Perdagangan telah memproses permohonan persetujuan impor garam untuk bahan baku industri berdasarkan Permendag Nomor 125/2015,” kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, kepada Agro Indonesia, Kamis (27/07/2017).

Mnurutnya,  persetujuan impor  garam industri diberikan kepada perusahaan yang sebelumnya telah mendapatkan pertimbangan alokasi kebutuhan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Seperti diketahui, dalam Rapat Kordinasi di Kantor Wakil Presiden, dua pekan lalu, pemerintah telah memutuskan kalau impor garam industri tidak lagi memerlukan rekomendasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Oke menjelaskan  volume impor garam industri yang telah diterbitkan oleh Kemendag untuk kebutuhan tahun 2017 hingga tanggal 14 Juli 2017 sebesar  2.486.436,05 ton.

Kelangkaan psokan tidak saja dialami garam industri, tetapi juga garam untuk bahan baku garam konsumsi. Untuk garam jenis ini  telah dilaksanakan rapat koordinasi antar instansi terkait tanggal 26 Juli 2017.

“Dalam rakor itu telah  dipertimbangkan untuk dilakukan importasi mengingat sampai saat ini kondisi stok belum mencukupi,” ujar Oke.

Menurutnya,  alokasi impor dan waktu pelaksanaannya akan dibahas kembali pada rakor antar instansi terkait setelah tim rivew antar instansi terkait yang dikoordinasi oleh KKP selesai verifikasi data di lapangan.

Impor garam konsumsi memang diperlukan mengingat produksi garam tersebut di dalam negeri sangat minim sehingga mengakibatkan kelangkaan pasokan komoditas garam tersebut di dalam negeri. Banyak industri pengolah garam konsumsi yang terpaksa gulung tikar karena tidak mendapatkan bahan baku. Selain itu, akibat kelangaan garam konsumsi, harga komoditas tersebut di pasaran mengalami lonjakan.Buyung