Melati Harum di Pasar Ekspor

Melati (foto: pixabay)

Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyatakan, pengembangan budidaya bunga melati di Indonesia sangat menjanjikan untuk ekspor. Pasalnya, sebagai negara tropis Indonesia memiliki alam dan sumber daya yang cocok untuk tanaman hias seperti bunga melati.

Terbukti di Jawa Tengah terutama di Kabupaten Tegal, Pemalang, Batang, dan Pekalongan tumbuh subur kebun tanaman melati sekitar 600 hektare (ha).

“Jawa Tengah dominan jenis melati putih, di samping untuk dipasarkan didalam negeri juga ekspor.  Pemerintah mendorong tingkatkan produksi, memperkuat kemitraan petani dengan eksportir. Kuncinya produksi dan ekspor agar ditingkatkan, sehingga bisa memperoleh devisa dan mensejahterakan mereka,” jelas Suwandi dalam pernyataannya yang diterima, Kamis (09/08/2018).

Untuk meningkatkan volume ekspor dilakukan peningkatan luas lahan dan produksi. Tidak hanya itu saja harus dilakukan pola kemitraan untuk memperkuat ekspor, kemudahan investasi, pelayanan perkarantinaan untuk ekspor.  “Buktinya PT. Alamanda Utama Sejahtera bermitra dengan petani, hari ini ekspor 1 ton ke Singapura, Malaysia dan Thailand,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan PT. Alamanda Utama Sejahtera, Deni Hardiman mengatakan, pengambilan bunga melati dari petani di empat kabupaten rutin dilakukan tiap hari.  Puncak permintaan tertinggi ekspor pada Oktober-Desember, namun karena pasokan relatif sama, maka harga menjadi tinggi Rp300.000 per kilogram (kg), sedangkan saat normal Rp80.000 per kg.

“Tahun 2018 prediksi ekspor minimal 100 ton. Harapan kami seiring permintaan ekpor tinggi, ini sangat cerah dan prospektif, relatif tidak ada kompetitor negara lain. Ini mesti ditingkatkan tanam  dan produksinya,” katanya. Sabrina