Mengapa Tidak Menggandeng Dharma Jaya?

Kesiapan Bulog untuk menstabilkan harga daging menjelang Lebaran menimbulkan pertanyaan. Tidak hanya terkait mepetnya waktu jika menggunakan daging impor, tapi juga dengan siapa Bulog bermitra jika memasok daging sapi lokal. Pertanyaan terakhir ini makin kuat ketika Agro Indonesia berbincang dengan Direktur Utama PD Dharma Jaya, Marina Ratna Dwi Kusumajati.

“Jika benar bekerjasama dengan PT Berdikari, sepengetahuan kami sapi yang mereka miliki adalah eks impor. Jadi, dari mana pasok sapi lokal mereka?” ujar wanita yang akrab dipanggil Rina ini.

Kalaupun pasok lokal tidak dimiliki, kata Rina, maka memasukkan daging impor juga bukan perkara mudah. Dengan waktu hanya satu bulan kurang menjelang lebaran, maka Bulog tidak akan sanggup mengejar waktu masuknya daging untuk stabilisasi. Persiapan saja butuh waktu seminggu, dan pengapalan dari Australia memakan waktu dua minggu.

“Seharusnya masalah ini direncanakan dengan baik jauh hari sebelumnya, sehingga upaya menstabilkan harga daging bisa tercapai,” katanya.

Rina sendiri mengaku, selaku BUMD DKI Jakarta, Dharma Jaya sesungguhnya sanggup menyediakan pasok sapi lokal untuk Bulog. Bahkan dia mengaku sudah ada pertemuan dengan Bulog DKI, tapi tidak ada tindak lanjut.
“Kami sanggup memasok daging sapi lokal jika Bulog menginginkannya. Bahkan, secara harga saja kami bisa jual daging sapi lokal Rp85.000/kg,” tandasnya.

Menurut Rina, kebutuhan daging sapi di DKI Jakarta sekitar 150 ton/hari atau 4.500 ton/bulan. Selama ini, pasok daging itu mayoritas 97% dipasok oleh perusahaan penggemukan sapi (feedloter) yang tergabung dengan Asosiasi Produsen Daging & Feedlot Indonesia (Apfindo) . “Dharma Jaya sendiri hanya sanggup memasok 150 ton daging sapi lokal tiap bulannya,” ungkap Rina.

Rina melihat tingginya harga daging sebetulnya cermin dari kurangnya pasok sapi lokal. Selama ini pemerintah sudah membuka impor sapi siap potong. Selain sapi bakalan. Namun, harga di pasar tetap saja stabil tinggi. “Ini berarti pasok lokal memang terbatas, kalau bukan tidak ada. Itu sebabnya, kami imbau teman-teman BUMN untuk mengembangkan potensi sapi lokal,” ujarnya. Jamalzen