Mentan: Alsintan Dukung Revolusi Industri 4.0

Kementan melalui Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) telah mendukung pengembangan Industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi-teknologi cloud computing (kumputasi awan), mobile internet, dan mesin cerdas (artificial intelligence). Mentan Amran mengamati pesawat drone untuk deteksi unsur hara.

Pertanian tidak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi. Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0.

Hal itu dikatakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Serpong, Banten, Selasa (14/5/2019).

Amran mengatakan, dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang ke-4 atau disebut juga Industri 4.0, yang ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet.

Sektor pertanian juga perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan. “Ke depan, olah lahan, tanam, panen hingga pengolahan dilakukan menggunakan remote control dari rumah,” ujarnya.

Mekanisasi pertanian merupakan salah satu komponen penting untuk pertanian modern dalam mencapai target swasembada pangan berkelanjutan. “Inovasi dan pemanfaatannya oleh petani perlu terus didorong untuk mencapai target swasembada pangan berkelanjutan” papar Amran.

Dia menyatakan, anggaran Kementan untuk mekanisasi dan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) saat ini sudah naik 2.000%.

“Melalui implementasi Industri 4.0 di sektor pertanian, diharapkan proses usaha tani menjadi semakin efisien, sehingga terjadi efisiensi, peningkatan produktivitas, dan daya saing,” jelasnya.

Intinya, sambung Amran, pertanian modern harus dapat menaikan pendapatan petani, menekan biaya produksi, juga meningkatkan kesejahteraan petani.

Amran mengatakan, Kementan melalui Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) juga telah mendukung pengembangan Industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi-teknologi cloud computing (kumputasi awan), mobile internet, dan mesin cerdas (artificial intelligence).

Teknologi ini kemudian digabung menjadi generasi baru yang dimanfaatkan untuk menggerakkan traktor, sehingga mampu beroperasi tanpa operator, pesawat drone untuk deteksi unsur hara, dan robot grafting.

Semua inovasi teknologi yang telah dikembangkan Badan Litbang diharapkan diadopsi dan diproduksi massal oleh para perusahaan Alsintan sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha tani yang akhirnya mampu meningkatkan produksi usahatani dan kesejahteraan petani.

Pada kesempatan tersebut, Amran juga berkunjung ke lokasi workshop. Melihat langsung alat dan mesin pertanian yang di kerjakan oleh para peneliti dan perekayasa dari BBP Mektan.

Amran mengakui, peran perekayasa sangat penting. Itu sebabnya, sejak awal kepemimpinannya, Amran mendorong 1.128 peneliti Balitbangtan untuk melakukan inovasi dengan memberikan insentif berupa royalti.

Dia juga meminta sejumlah stakeholder penting termasuk sejumlah kepala daerah, Kepala Pusat Bidang Diklat BPPT, Kepala PUSPIPTEK dan perwakilan dari sejumlah kampus, Perusahaan Alsintan, dan Para Perekayasa, untuk mendorong sektor pertanian agar lebih berdaya saing. KWS