Menipisnya stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog membuat pemerintah waspada. Sementara harga beras di pasar cenderung terus naik, meski Kementerian Pertanian menyatakan produksi beras masih aman. Sampai akhir Oktober, stok CBP di Bulog hanya tersisa sekitar 670.000 ton atau separuh dari stok penugasan sebesar 1,2 juta ton, yang akan terus terkuras sampai akhir tahun jika tidak diisi.
Kondisi harga beras di dalam negeri mulai memicu kekhawatiran pemerintah. Bahkan, Presiden Joko Widodo telah menugaskan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk menambah stok beras nasional dalam kurun waktu singkat. “Perintah Bapak Presiden tadi untuk melakukan stocking yang sangat cukup melalui beras cadangan yang ada di Bulog dan itu akan saya kejar dalam waktu yang sangat singkat,” tegas Mentan usai rapat ketersediaan beras di Istana Kepresidenan, Senin (31/10/2022).
Sejauh ini, kata Mentan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi beras masih surplus. “Puncak panen pertama kita itu Januari-April sebanyak 18 juta ton lebih, dan panen kedua sekitar Agustus sebanyak 13 juta ton lebih. Nah, oleh karena itu, (volume) setara berasnya 32 juta ton sekian dan yang kita makan kurang lebih 30 juta ton sekian. Artinya apa? Stok kita cukup,” ujar SYL.
Hanya saja, BPS juga mencatat harga rata-rata beras kualitas premium per Oktober 2022 mencapai Rp10.402/kg atau naik 10,08% dibandingkan periode yang sama 2021. Untuk beras kualitas medium di penggilingan sudah mencapai Rp10.043/kg atau naik 11,46% dibandingkan dengan Oktober 2021. Tidak aneh jika inflasi yang disumbangkan komoditas beras mengalami peningkatan. Pada Oktober 2022, beras mengalami inflasi 3,83% dengan andil terhadap total inflasi sebesar 0,12%.
Stok beras Bulog saat ini juga menyusut karena harus terus menyalurkan beras melalui Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau operasi pasar sebesar 200.000 ton/bulan. Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan, stok beras CBP di gudang Bulog makin tipis, di mana akhir Oktober 2022 stoknya hanya 673.613 ton. Padahal, sampai akhir tahun 2022 ini, stok beras CBP di gudang Bulog ditargetkan 1,2 juta ton.
Bulog sendiri mengaku sudah siap mengisi gudang-gudang yang ada. Apalagi, Presiden sudah menerbitkan Pepres No. 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) pada 24 Oktober 2022. Bahkan, Bulog sudah menyiapkan dana triliunan rupiah untuk menyerap beras petani, berapa pun jumlahnya, untuk melaksanakan salah tugasnya sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2015, yakni mengamankan harga gabah beras di tingkat petani dengan menyerap beras petani dalam negeri sepanjang tahun ini.
“Dana Bulog siap untuk menyerap beras petani berapa pun jumlahnya,” kata Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto di Jakarta, Jumat (4/11/2022). Kini, persoalannya memang tinggal apakah pasok beras di lapangan benar-benar tersedia dan dengan harga berapa? AI