Meski Kekeringan, Produksi Padi Aman

Kementerian Pertanian optimis kemarau yang sedang melanda sentra produksi padi di Jawa dan luar Jawa tidak mengancam produksi beras. Meski kekeringan melanda seratus ribu hektare lebih lahan padi, namun yang gagal panen (puso) hanya 10% atau hanya 0,12% dari total penanaman padi. Apalagi, tahun ini mitigasi juga melibatkan potensi lahan rawa.

Optimisme kemarau tahun ini tidak terlalu mengkhawatirkan, terutama terhadap produksi beras, terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) Kementan di Jakarta, Senin (8/7/2019). Padahal, berdasarkan informasi peringatan dini dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), tahun ini berpotensi kemarau ekstrem sampai dengan September dan puncaknya terjadi pada bulan Agustus.

Namun, dari data per 10 Juli 2019, luas tanaman padi yang terkena kekeringan periode Januari-Juni 2019 mencapai 102.764 hektare (ha) di 14 provinsi/wilayah dari total luas pertanaman 7.359.453 ha atau sekitar 1,39%. Dari luasan padi yang kekeringan tersebut, yang puso hanya 9.358 ha atau tak sampai 10%. Jika dihitung dari luas pertanaman, maka sawah puso hanya 0,12%.

“Sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah tidak mengalami hujan lebih dari 30 hari. Sedikitnya 100 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan,” kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy dalam rakor Kementan di Jakarta, Senin (8/7/2019). “Saat ini yang mengalami kekeringan serius adalah lahan pertanian di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Berdasarkan data BMKG, luas lahan yang terkena kekeringan sekitar 102.000 ha dan puso 9.000-an ha,” jelas Sarwo Edhy.

Hanya saja, Dirjen Tanaman Pangan, Sumardjo Gatot Irianto menyatakan tidak perlu khawatir kekeringan bakal mengancam produksi pangan, terutama beras. “Kami yakin kekeringan tahun ini tidak menganggu produksi padi nasional tahun ini,” katanya.

Tahun ini, Kementan menargetkan produksi padi nasional mencapai 84 juta ton gabah kering giling (GKG). Target ini mengacu pada produksi padi 2018 yang diklaim berhasil melampaui target. Catatan Kementan, produksi padi tahun 2018 mencapai 83,04 juta ton GKG atau setara dengan 48,3 juta ton beras. Sementara targetnya adalah 80 juta ton GKG atau setara dengan 46,5 juta ton beras pada tahun yang sama.

Menurut Gatot, kemarau kali ini justru jadi kesempatan mengembangkan lahan rawa pasang surut atau rawa lebak. Belum lagi pemanfaatan lahan kering untuk padi, jagung dan kedelai. Buat petani yang puso, juga tidak perlu khawatir. Yang ikut asuransi usaha tanaman padi (AUTP) tinggal mengajukan klaim, sementara yang tidak ikut segera mengajukan bantuan benih. Untuk daerah yang kekeringan tapi belum puso, pemerintah membantu sumur pantek, pompa, traktor roda 2 dan roda 4, selang/pipa serta normalisasi saluran. Strategi ini melibatkan tiga direktorat, yakni Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Prasana dan Sarana Pertanian (PSP) dan Litbang. AI