Pemerintah terus mengobral paket deregulasi dan debirokrasi untuk memulihkan kondisi ekonomi dalam negeri yang saat ini lesu. Berbagai kebijakan yang memanjakan investor dan pelaku usaha telah diluncurkan pemerintah.
Demi menarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, pemerintah tak segan-segan mengeluarkan kebijakan yang cukup liberal, seperti penghapusan pembatasan kepemilikan saham investor asing di sektor hortikultura, pembebasan impor ban dan sebagainya. Tax holiday juga diberikan kepada investor yang ingin berinvestasi dalam jumlah besar di Indonesia
Pengusaha yang tengah menjalankan kegiatannya di dalam negeri juga mendapatkan kemudahan dari pemerintah. Sejumlah regulasi yang selama ini dinilai menghambat kegiatan usaha, dipangkas melalui paket deregulasi dan debirokratisasi.
Bila dilihat sepintas, paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah ini terlihat cukup populis dan sangat baik bagi kondisi perekonomian Indonesia ke depan. Lewat paket kebijakan ekonomi itu, pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali bangkit.
Memang, jika investor asing banyak masuk ke Indonesia dan kegiatan usaha di dalam negeri bergairah, peluang bagi kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia memang cukup terbuka lebar. Dengan banyaknya investor yang masuk, maka akan banyak pabrik yang berdiri dan tentunya penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat. Buntutnya, kemiskinan akan berkurang dan daya beli masyarakat juga tumbuh.
Namun, jangan lupa bahwa pertumbuhan ekonomi negara bukan hanya ditentukan oleh investasi. Ada sisi konsumsi masyarakat dan juga belanja pemerintah yang harus diperhatikan.
Seharusnya, pemerintah tidak hanya fokus pada upaya menarik investor asing dan memanjakan pelaku usaha di dalam negeri saja, tetapi juga memberikan perhatian penuh kepad sektor konsumsi dan belanja negara.
Untuk mendorong peningkatan konsumsi, pemerintah perlu memebrikan insentif berupa penurunan harga komoditas yang selama ini banyak dikonsumsi rakyat, mulai dari penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga penurunan harga komoditas pangan.
Penurunan harga BBM dipatikan akan membuat masyarakat lebih bergairah untuk melakukan aktifitas. Selain itu, penuruna harga BBM juga akan membantu pengurangan biaya produksi.
Sementara jika pemerintah mampu menurunkan harga komoditas pangan, maka dipastikan daya beli masyarakat terhadap komoditas lainnya akan mengalami peningkatan pula.
Selain itu, kebijakan untuk mendorong peningkatan belanja pemerintah juga akan sangat membantu bagi munculnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia.
Jika belanja negara yang sangat tinggi nilainya bisa direalisasikan pemerintah, terlebih jika belanja itu ditujukan untuk komoditas atau produk buatan dalam negeri, maka dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional akan berasa sekali. Karena itu, pemerintah perlu mendorong instansi atau lembaga negara untuk meningkatkan penyerapan belanjanya.