Oleh: Drh Ida Lestari dan Drh Charavonika Salam (Bekerja di Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Kementan)
International Monetary Fund/IMF telah memberikan warning bahwa dunia kita masih belum selesai dengan masalah Covid-19, diprediksi akan mengalami misteri zaman kegelapan kelaparan, tantangan Climate Change dan geopolitik dengan adanya persaingan kepemilikan wilayah dari perang Rusia-Ukraina; China-Taiwan yang membuat bumi tempat semua makhluk ciptaan Tuhan berpijak menjadi rentan dan menuju ambang kehancuran. Berbagai krisis dunia seperti krisis pangan, krisis energi, krisis politik yang menghadirkan perang dan munculnya krisis keuangan dengan cepat akan menjadi bagian dari realitas kehidupan dunia ditambah dengan lonjakan harga pangan dan energi tidak dapat dihindari.
Di tengah tantangan global dunia, Indonesia memfasilitasi pertemuan presidensi G-20 lewat tema recover together recover stronger untuk menghasilkan kerja sama yang konkret yang diharapkan dapat memberikan solusi pada berbagai permasalahan global dan memastikan soliditas G-20 serta menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan bersama.
Bila sebelum adanya krisis pangan, mungkin setiap Negara akan berlomba melakukan ekspor hasil bumi wilayah mereka, namun saat ini mungkin lebih banyak Negara-Negara di dunia mempertahankan keamanan kehidupan bagi setiap warganya terlebih dahulu dengan melakukan pengetatan pengeluaran nilai buminya guna mencukupi prioritas kebutuhan dalam negeri masing-masing.
Dalam memenuhi kebutuhan produk/pangan, selain kita dapat memenuhinya dengan menggali potensi kekayaan di wilayah kita sendiri namun juga dapat kita peroleh lewat perdagangan atau pasar. Di dalam pengertian sehari-hari, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual barang atau jasa. Dalam konsep tradisional, pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual (supply) dan pembeli (demand), sehingga menimbulkan transaksi antara permintaan dan penjualan, dan didalam pasar dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah produk yang diperdagangkan.
Pasar memiliki peran penting untuk menyalurkan barang yang diproduksi oleh produsen. Juga menjadi tempat pembentuk harga. Selain itu, pasar menjadi sarana bagi produsen untuk mengenalkan produknya. Adanya pasar membuat produsen bisa mengetahui dan menentukan target konsumennya.
Sehingga dapat disimpulkan ciri pasar adalah memiliki calon pembeli/penjual, adanya produk/jasa yang hendak untuk diperjualbelikan, serta adanya proses permintaan serta penawaran kedua belah pihak sehingga terjadi kesepakatan harga antara pembeli dan penjual.
Pasar yang baik adalah pasar yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Misalnya kenapa produk Eropa dikalahkan Jepang, kenapa Jepang bisa dikalahkan Korea, kenapa Amerika kewalahan menghadapi produk China, semua itu tidak lain karena produsen bisa membaca keinginan konsumen/kepuasan pelanggan.
Bagaimana halnya dengan pasar hewan ternak yang juga merupakan salah satu kebutuhan pangan dunia. Di Indonesia kebutuhan pangan dari segi protein hewani dapat diperoleh dari pasar ikan, pasar unggas, pasar ternak maupun gabungan selain juga banyak yang digabung dengan sayuran/produk pertanian.
Bahkan di beberapa kota besar di Indonesia, banyak masyarakat mencari hiburan tersendiri dengan melihat pasar hewan yang bukan untuk dikonsumsi tetapi lebih untuk teman bermain di rumah seperti pasar hewan yang menjual berbagai jenis burung, jenis ikan hias, jenis kucing, jenis anjing, kelinci, monyet dan reptilia yang juga dilengkapi dengan peralatan, kandang/akuarium serta pakannya masing-masing yang dijual dalam kios-kios permanen.
Tak semua pasar hewan kesayangan ini memiliki tempat transaksi yang lapang dan nyaman, bahkan cenderung berupa kios-kios yang sempit dan tak jarang dijumpai pasar hewan ini menjual hewan kesayangan/satwa yang dilindungi.
Berdasarkan waktu penjualan, maka pasar hewan bisa terbagi menjadi lima macam seperti pasar kaget dilakukan pada momen tertentu, selain juga ada pasar harian, pasar mingguan dan pasar tahunan terkait momen tertentu.
Sejatinya di dalam tata kelola pasar hewan ternak yang baik haruslah memperhatikan aspek kesehatan hewan, kesejahteraan hewan dan sistem perdagangan yang sehat. Umumnya di pasar hewan yang diperjual belikan bukan ternak yang melulu langsung dipotong namun juga untuk digemukkan yang nantinya bila dirasa cukup menguntungkan akan dijual kembali.
Umumnya pasar hewan ternak tidak diadakan seminggu penuh hanya 2-3 hari per minggu dimana pasar hewan ternak juga sama dengan pasar hewan kesayangan dimana selain menyediakan ternak juga menyediakan peralatan terkait peternakan/pertanian seperti peralatan kandang, sabit, cangkul, dan pakan ternak. Dan khusus pada pasar hewan ternak biasanya hadir blantik atau perantara, dimana mereka mempunyai pengalaman dalam memilih ternak yang baik, serta menentukan harga seekor ternak. eringkali keuntungan peternak ditentukan oleh peran perantara ini. Sehingga dengan kata lain dapat dikatakan aktor utama keberhasilan suatu transaksi bisa diperoleh dari blantik ini.
Pada kota-kota tertentu, pemenuhan kebutuhan pangan asal protein hewani dari pasar hewan biasanya ditemukan di pasar ikan, pasar unggas, pasar ternak ruminansia, pasar babi dan juga ada pasar satwa liar yang menjual satwa yang tidak umum dikonsumsi masyarakat pada umumnya seperti kelelawar, ular, biawak (dalam prosentase sangat kecil).
Pertama kali adanya wabah Covid-19 dikambing hitamkan karena adanya pasar satwa liar sebagai biang kerok walau belum ada bukti secara ilmiah teori ini menyebabkan menjadi titik balik perlunya penerapan sistem pengelolaan pasar hewan yang lebih baik yang mencakup berbagai aspek seperti kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan sehingga dapat mencegah terjadinya penularan penyakit zoonosis (khususnya dari pasar satwa liar).
Di Indonesia belum semua Dinas yang terkait dengan peternakan dan kesehatan hewan bertanggung jawab terhadap pasar hewan, karena masih banyak masih dibawah dinas yang menangani perdagangan.Upaya penanganan melalui pengalihan di bawah dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan tentu tidak hanya struktur pemerintahan dan kewenangan yang beralih namun harus menjawab permasalahan yang ada di pasar hewan selama ini.
Masalah yang sering terjadi di pasar hewan ternak diantaranya adalah:
- Belum menerapkan sistem kesehatan hewan secara optimal. Banyaknya hewan yang berada di pasar hewan jika tidak ditangani dengan baik dapat berpotensi menjadi tempat terjadinya penularan penyakit. Sertifikat Veteriner belum dipersyaratkan pada ternak yang diperdagangkan dan ketersediaan tenaga medis belum mencukupi.
- Belum menerapkan aspek kesejahteraan hewan berakibat ternak mengalami cekaman yang berlebihan. Hal ini dapat berpotensi menurunkan potensi pertumbuhan ternak serta meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
- Belum menerapkan sistem perdagangan yang transparan. Sistem jual beli di pasar hewan kebanyakan menerapkan sistem perkiraan dan melalui perantara. Sistem ini dapat merugikan peternak karena tidak mengetahui potensi harga sebenarnya pada ternak yang akan dijual.Sedangkan perantara terkadang tidak transparan dalam pengaturan keuntungan antara pihak yang terlibat, peternak yang tidak berpengalaman memperoleh prosentase keuntungan yang kurang.
Beberapa hal yang perlu dibenahi dari pasar hewan untuk memberikan pelayanan prima antara lain adalah:
Pelayanan prima di pasar diharapkan untuk memberikan hasil yang positif agar terjadi peningkatan peluang transaksi dalam mendorong perekonomian masyarakat, income per kapita dan peningkatan fasilitas produksi akan mendukung industri baru dari tingkat atas sampai level bawah dan sekitarnya seperti misalnya di dekat pasar ada fasilitas RPH/Rumah Potong Hewan/Rumah Potong Unggas, bisa juga terdapat tempat penjualan produk jadi dan juga barang terkait ternak seperti makanan ternak, pupuk, litter dll.
Penjualan hewan ternak di pasar yang masih sering berlangsung dilakukan tanpa pengecekan kesehatan ternaknya khususnya ternak ruminansia besar yang saat ini harus menunjukkan SKKH/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (Veterinary Health Certificate) mengingat terakhir-akhir ini di tanah air sedang dilanda beberapa penyakit pada ternak seperti PMK, Anthrax, Scabies dan LSD. Hal ini memacu Pemerintah untuk memfasilitasi kondisi pasar hewan yang sehat higienis dan aman serta nyaman agar baik ternak maupun manusianya terhindar dari kemungkinan penyakit zoonosis.
Pasar hewan ternak di indonesia umumnya belum dikelola dengan optimal masih bersifat tradisional dengan penetapan harga kerap tidak transparan karena banyak dilakukan dengan melibatkan belantik/perantara sehingga pelaku usahanya sendiri (peternak) mendapatkan nilai rendah bahkan dirugikan. Selain itu umumnya pasar hewan terkesan jorok, kumuh yang minim tersentuh biosecurity.
Bila pasar hewan ternak tidak dibenahi dengan baik dengan dukungan pendampingan dari Pemerintah maka nilai keuntungan yang akan diperoleh para pelaku usaha akan tidak optimal dan tidak dapat dinikmati secara adil. Umumnya yang mendapat keuntungan margin tertinggi adalah sang aktor utama si perantara alias blantik dan juga pedagang besar di sentra konsumen.
Bila kita tak membenahi manajemen pasar dengan baik bukanlah hal yang mustahil peternak kecil yang sesungguhnya harus kita lindungi akan lebih menderita kerugian atau terperas tenaganya tanpa dapat merasakan keuntungan sewajarnya apalagi maksimal dan akan berdampak kebutuhan pangan masyarakat tidak dapat dipenuhi di Negara sendiri. Hal ini berpeluang Negara lain yang sudah memiliki manajemen tata niaga yang jauh lebih baik akan mencoba memasarkan ternak dan produk ternak ke wilayah NKRI yang tentunya juga akan mengancam kehidupan para peternak di Negeri sendiri.
Pasar hewan ternak yang baik seharusnya memiliki kantor pasar, parkiran alat pengangkut ternak, tempat penurunan ternak, fasilitas disinfektan untuk menjamin biosekuriti baik untuk kendaraan maupun orang dan ternak, sumber air minum bersih yang cukup untuk minum ternak, tempat istirahat ternak, timbangan ternak; alat pembersih, tempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan limbah, alat pembersih. Pasar hewan ternak yang baik akan menjadi terobosan inovatif dan positif bagi kemajuan ekonomi masyarakat peternak karena terjamin kesehatan hewannya
Pasar hewan ternak juga didukung oleh sumber daya manusia yang cukup seperti personel yang melakukan administrasi di kantor pasar hewan, dokter hewan yang bertugas mengecek kesehatan hewan dibantu tenaga paramedisnya serta tenaga bagian pembersihan.
Guna meningkatkan kesejahteraan peternak, pemenuhan konsumsi pangan dalam negeri, peningkatan status pasar, pemerintah perlu terus mengedukasi pelaku pasar yang cenderung tidak terawat. Edukasi tidak hanya kepada pelaku pasar/pedagang saja tetapi juga kepada masyarakat umum untuk mengenal lebih baik tentang hewan ternak khususnya terkait konsep higienis.
Seperti slogan Kementan jaga pangan jaga masa depan, mari kita semua bersama mendukung peningkatan kesehatan hewan karena hewan yang sehat merupakan sumber konsumsi pangan sehat serta meningkatkan kontinuitas produksi ternak dan terlebih apabila ada kemungkinan kedepan kita juga bisa mengekspor ternak-ternak sehat kita dengan harga yang negotiable. ***