Paviliun Indonesia Dukung Diplomasi Pada Konferensi Perubahan Iklim

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya berbincang dengan penanggung jawab Paviliun Indonesia di sela pembukaan Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim (COP UNFCCC) ke 24 di Katowice, Polandia, Senin (3/11/2018) waktu setempat. Paviliun Indonesia bertujuan untuk menunjukkan pada dunia tentang aksi adaptasi dan mitigasi Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim, melalui 53 topik sesi diskusi dengan peserta mancanegara

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya membuka Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim (COP UNFCCC) ke 24 di Katowice, Polandia, Senin (3/12/2018).

Menteri menilai Paviliun Indonesia punya peran strategis sebagai “soft diplomacy” dalam perundingan pengendalian perubahan iklim global seperti yang sudah tertuang dalam Persetujuan Paris.

Dalam sambutannya, Menteri menegaskan, Indonesia bukan hanya siap bernegosiasi, tetapi juga siap untuk menampilkan capaian Indonesia dalam pencegahan perubahan iklim.

Menteri Siti menyatakan informasi  komitmen dan upaya Indonesia dalam pengurangan emisi, akan ditampilkan dan dipaparkan di Paviliun Indonesia. Aksi berupa mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, kebijakan, aturan, dan implementasi juga akan ditunjukkan.

Menteri menuturkan, semua pihak harus berperan di dalam pengurangan emisi untuk mengatasi perubahan iklim.

“Pertukaran informasi dan pengetahuan adalah salah satu cara terbaik, dan itulah yang akan dilakukan di Paviliun Indonesia”, katanya.

Paviliun Indonesia akan menyelenggarakan 53 sesi diskusi yang bisa menjadi rujukan negara lain bahwa Indonesia sudah melakukan banyak sekali kegiatan positif pencegahan perubahan iklim. Paviliun juga akan menampilkan kekayaan budaya dan kuliner Indonesia.

Agus Justianto, Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK, selaku penanggungjawab Paviliun Indonesia menyatakan paviliun dipersiapkan sejak 10 bulan lalu dengan kerja sama berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil dan dunia usaha.

Paviliun Indonesia, katanya dimaksudkan untuk menunjukkan pada dunia upaya-upaya Indonesia pada pencegahan perubahan iklim. Agus mengajak pada seluruh delegasi COP untuk berkunjung di Paviliun Indonesia.

Sementara itu Duta Besar Indonesia di Polandia, Peter F Gontha, dalam sambutannya meengingatkan pentinngnya pembangunan berkelanjutan.

“Pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan peningkatan kualitas hidup dan keberlanjutan lingkungan,” kata Peter.

Dia menjelaskan, saat ini Indonesia sudah siap untuk melakukan perubahan paradigma pembangunan berkelanjutan melalui teknologi, terutama melalui implementasi energi terbarukan. Transisi ke arah energi terbarukan juga bukan hal yang mudah, tapi bisa dilakukan secara bertahap.

Peter juga menegaskan saat ini Indonesia sedang menyelesaikan permasalahan polusi plastik.

Sugiharto