Pedasnya Harga Cabe

Di tengah klaim pemerintah mengenai keberhasilan yang dicapai dalam meningkatkan produksi bahan kebutuhan pokok, masarakat dihadapkan dengan kondisi langkahnya pasokan komoditas cabe di pasaran. Jika pun ada, harganya sangat tinggi.

Bahkan berdasarkan sejumlah laporan, harga cabe rawit merah terus mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan di wilayah Kalimantan, harga komoditas yang rasana pedas ini telah menembus angka Rp 200 ribu per kilogram,

Harga jual setinggi langit ini mungkin menjadi harga cabe terbesar pertama kali di Indonesia sejak negara ini merdeka tahun 1945 lalu. Pasalnya, tidak pernah ada kenaikan harga cabe sebesar itu dalam sejarah Indonesia.

Kenaikan harga cabe sebenarnya sudah mulai terjadi beberapa bulan lalu seiring dengan datangnya musim penghujan di sejumlah daerah yang selama ini menjadi sentra produsen cabe di dalam negeri.

Kenaikan harga cabe kala itu pun sudah diketahui pemerintah. namun pemerintah tidak melakukan antisipasi dengan alasan hal itu disebabkan oleh faktor musim saja. Pemerintah berdalih kalau pasokan cabe di dalam negeri sebenarnya mencukupi, hanya saja petani tidak bisa melakukan panen karena di daerahnya sedang musim hujan. Kegiatan panen tidak bisa dilakukan pada saat musim hujan karena hasilnya akan buruk.

Dengan dalih tersebut, pemerintah  yakin kalau kenaikan harga cabe hanya akan terjadi sesaat saja dan tidak perlu melakukan antisipasi, terutama berupa pembukaan kran impor, untuk mengatasi lonjakan harga komoditas yang rasanya pedas itu.

Namun, seiring mulai redahnya curah hujan di sejumlah sentra produsen, harga cabe tetap tidak mau turun. Bahkan yang terjadi di lapangan justru harga komoditas ini terus melonjak.

Pemerintah pun seakan-akan tidak bisa berbuat apa-apa dalam menghadapi kondisi ini. salah seorang menteri yang berkaitan dengan lonjakan harga cabe ini hanya melontarkan dua solusi kepada masyarakat. Solusi pertama adalah menyarankan masyarakat yang keberatan dengan kenaikan harga cabai akhir-akhir ini untuk menanam sendiri dan mengonsumsi cabe kering. Menurutnya, menanam cabe bisa menjadi solusi‎, karena dengan begitu masyarakat tetap bisa mengkonsumsinya dan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga.

Solusi kedua yang untuk menghadapi kenaikan harga cabe, menurut dia, adalah dengan mengonsumsi cabe kering. Hal ini sudah dilakukan penduduk negara yang memiliki empat musim.

Pemerintah juga menegaskan tak akan melakukan intervensi harga cabe karena itu pemerintah pun tak bisa menjamin harga cabe bisa turun dalam waktu dekat. Pemerintah tak akan melakukan  operasi pasar untuk menekan tingginya harga cabai, lantaran ada kesulitan memetik cabe dari pohon karena berakibat busuk.

Jika sudah begitu, masyarakat hanya bisa berharap musim petik cabe bisa cepat kembali pulih dan berdoa semoga kenaikan harga cabe ini tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang ingin mencari keuntungan besar dengan memanfaatkan kondisi yang ada.