Aksi-aksi mitigasi dan adaptasi yang dipaparkan di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP27 UNFCCC, di Sharm El Sheikh Mesir, berhasil menarik lebih dari 3.500 delegasi untuk berkunjung.
Sebanyak 66 sesi diskusi panel diselenggarakan dengan melibatkan 323 pembicara dari berbagai elemen mulai dari pemerintah pusat dan daerah, parlemen, masyarakat, LSM, generasi muda, hingga pelaku usaha dalam derap langkah bersama yang menunjukkan kepemimpinan Indonesia (leading by example) dalam upaya mengurangi emisi karbon untuk mencegah perubahan iklim.
“Paviliun Indonesia telah menjalankan soft diplomacy untuk mengiringi hard diplomacy yang dijalankan Indonesia pada COP27 UNFCCC,” kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong saat penutupan Paviliun Indonesia, Kamis, 17 November 2022.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf.
Sesi diskusi yang digelar di Paviliun menjangkau peserta yang lebih luas karena juga ditayangkan melalui layanan streaming secara langsung.
Menurut Alue, Paviliun Indonesia menjadi wadah untuk berbagi informasi, pandangan, dan pemikiran secara konstruktif dan integratif sebagai upaya pencegahan perubahan iklim yang dilakukan pemerintah bersama seluruh pihak untuk kemudian digali lebih dalam di tingkat nasional, regional, maupun global.
Salah satu isu yang dibahas mendalam adalah agenda Indonesia FOLU Net Sink 2030. Berdasarkan agenda tersebut, Indonesia berkomitmen untuk mencapai kondisi dimana penyerapan gas rumah kaca (GRK) sudah lebih tinggi atau setidaknya seimbang di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (forestry and other land use/FOLU).
Sektor FOLU akan menjadi kontributor utama, hingga 60%, untuk mencapai target penurunan emisi karbon Indonesia pada tahun 2030 seperti yang sudah dituangkan dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).
Agenda Indonesia FOLU Net Sink 2030 akan dicapai melalui pengurangan deforestasi, konservasi dan pengelolaan hutan lestari, perlindungan dan restorasi gambut dan mangrove, serta peningkatan penyerapan GRK melalui aforestasi dan reforestasi.
Selain FOLU Net Sink, paviliun Indonesia juga menggelar berbagai diskusi terkait penurunan emisi karbon mulai dari upaya mencapai komitmen Net Zero Emission 2060, pembangunan berkelanjutan, gender, gerakan generasi muda, pengelolaan sampah, hingga pengelolaan lahan gambut dan mangrove.
Dalam kesempatan itu Wamen Alue juga mengaitkan dengan adanya G20 Bali Leaders Declaration khususnya yang terkait isu lingkungan hidup dan perubahan iklim yang meneguhkan perlunya upaya yang lebih kuat dan kolaboratif untuk menurunkan emisi karbon.
“Semoga aktivitas dan diskusi di Paviliun Indonesia juga G20 Bali Leaders Declaration bisa menginspirasi kita semua untuk membangun aksi yang lebih kuat dan lebih luas untuk mengendalikan perubahan iklim,” katanya.
Pada pertemuan G20 di Bali,15-16 November 2022, para pemimpin dunia yang hadir sempat berkunjung dan melakukan penanaman mangrove di Tahura Ngurah Rai, Denpasar, Bali untuk pemulihan mangrove. Indonesia menjalankan program restorasi dan rehabilitasi seluas 600 ribu hektare hingga tahun 2024 mendatang.
Penanggung Jawab Paviliun Indonesia Agus Justianto melaporkan Paviliun Indonesia menampilkan praktik-praktik yang bisa dijadikan contoh oleh dunia sekaligus mendorong semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam pengendalian perubahan iklim
“Paviliun Indonesia menampilan semua upaya dalam pengendalian perubahan iklim, dan memastikan no one left behind” kata Agus. ***