Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong kelompok tani yang tergabung dalam Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) untuk membangun perbengkelan. Keberadaan bengkel Alsintan mendorong modernisasi pertanian.
Di beberapa wilayah, Kementan memfasilitasi perbengkelan alat mesin pertanian (Alsintan) ini, seperti di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Bantuan perbengkelan Alsintan itu dikucurkan untuk UPJA Sri Rahayu. Direktur Alsintan Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Andi Nur Alamsyah menjelaskan, fasilitas perbengkelan UPJA Sri Rahayu itu dibangun di atas lahan seluas 35 hektare (ha).
“Saat ini UPJA sudah punya 2 unit traktor roda dua (TR-2), 2 unit pompa air, 1 unit cultivator, dan 2 unit alat tanam jagung. Dengan adanya perbengkelan Alsintan, diharapkan modernisasi lahan pertanian bisa meningkatkan kesejahteraan anggota,” katanya di Jakarta, Jumat (23/7/2021).
Setidaknya, kata Andi Nur Alam, ada dua keuntungan yang didapat, yakni jaminan keberlanjutan penggunaan Alsintan dan menjadi sumber pendapatan UPJA — selain dari usaha jasa sewa Alsintan, jasa olah tanah dan jasa perbengkelan.
Bantuan sarana perbengkelan dilakukan melalui pembangunan workshop yang berfungsi sebagai tempat kerja operasional bengkel dan penyimpanan suku cadang Alsintan.
Selain itu juga berfungsi sebagai kantor administrasi, penyimpanan alat perbengkelan seperti genset serta motor roda tiga untuk mobilisasi pelayanan Alsintan. “Jadi, perbengkelan sangat bermanfaat bagi UPJA dan petani. Bagaimanapun juga, Alsintan perlu diservis, sehingga bisa difungsikan maksimal,” tegasnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini pertanian sudah memasuki era 4.0. Hal ini ditandai dengan penggunaan Alsintan untuk menggenjot produktivitas.
Untuk itu, kata Mentan, agar bisa mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, pertanian harus terus bergerak dan tidak boleh terganggu dengan hal-hal lain. “Adanya perbengkelan ini menjadi penting untuk pemeliharaan dan perawatan Alsintan. Ini juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.
Syahrul menjelaskan, Alsintan merupakan salah satu ciri dari modernisasi pertanian di era 4.0. Pada era ini, digitalisasi dan mekanisasi pertanian merupakan faktor penting pendorong meningkatnya produktivitas pertanian.
Penggunaan Alsintan pada sektor pertanian merupakan ciri bahwa pertanian telah bergerak ke arah pertanian yang maju, mandiri dan modern. “Alsintan menjadi penanda bahwa pertanian kita telah memasuki era 4.0,” katanya.
Menjaga Produktivitas
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan, Ali Jamil menerangkan, perbengkelan ini ditujukan untuk memperbaiki dan merawat Alsintan yang penggunaanya telah membantu para petani dalam proses budidaya pertanian. Dengan adanya fasilitas itu, kata dia, perbengkelan dapat secara sigap memperbaiki Alsintan ketika terjadi kerusakan. Dengan begini, produktivitas dan kinerja petani tidak akan terganggu.
“Perbengkelan Alsintan ini untuk mengantisipasi kerusakan yang terjadi dan sebagai upaya perawatan. Juga untuk menjaga produktivitas pertanian dan meningkatkan pendapatan petani,” kata Ali.
Dia mengatakan, program perbengkelan Alsintan tersebut sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor.
Menurut Ali, sejauh ini Kementan telah menyalurkan Alsintan ke berbagai daerah sentra produksi pangan untuk mendukung budidaya pertanian mereka.
Melalui perbengkelan yang ada, Alsintan bisa melalui layanan pemeliharaan, perbaikan, dan penyediaan suku cadang.
“Perlu diingat juga, penerapan mekanisasi pertanian tetap memerlukan dukungan perbengkelan yang melibatkan lembaga UPJA,” ujarnya.
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Charles Meikyansah pernah mengatakan, penyediaan Alsintan merupakan program terobosan yang memiliki peran strategis. “Alsintan berperan untuk meningkatkan efisiensi kerja, intensitas pertanaman dan penurunan biaya produksi serta meningkatkan nilai tambah petani,” katanya.
Makanya tak heran, alokasi bantuan Alsintan dari tahun 2014 sampai 2019 sudah mencapai 450.000 unit dengan nilai kurang lebih Rp12 triliun. “Dengan nilai anggaran yang besar, maka diperlukan kegiatan pendampingan terhadap pemanfaatan Alsintan,” katanya.
Menurut Charles, pendampingan tersebut khususnya dalam hal pemeliharaan untuk mengantisipasi kerusakan, mengingat Alsintan memiliki umur pakai yang terbatas. “Oleh karena itu, kegiatan perbengkelan Alsintan melalui lembaga Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) merupakan langkah cerdas sehingga harus didukung,” ujar Charles.
Dia menilai, perbengkelan Alsintan harus ada mengingat di beberapa wilayah sentra produksi tanaman pangan telah menerima banyak bantuan Alsintan.
“Untuk memfasilitasi perbaikan Alsintan di wilayah yang sulit dijangkau diperlukan sarana pendukung perbengkelan Alsintan yang bersifat mobile,” imbuhnya.
Charles menuturkan, rencana awal alokasi untuk kegiatan perbengkelan sejumlah 32 lokasi di 32 Provinsi sesuai dengan jumlah distribusi Alsintan 2014 sampai 2015. “Namun, mengingat prioritas kegiatan pengembangan pertanian, maka dari 32 lokasi difokuskan hanya 18 lokasi pada tahun 2021,” pinta Charles.
Dia menyebutkan, anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan perbengkelan adalah sebesar Rp723.000.000 per titik. Menurut Charles, anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan fisik gudang Alsintan, bengkel, dan peralatan perbengkelan. PSP
Alsintan Percepat Petani Tanah Datar Mengolah Lahan
Sedikitnya 30 kelompok tani di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) mendapat bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa hand tractor roda dua. Dengan alat ini diharapkan dapat membantu petani mempercepat pengolahan lahan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, Alsintan tak hanya sekadar alat prapanen yang digunakan untuk produksi, tetapi juga menjadi pengungkit bagi meningkatnya produktivitas pertanian.
“Alsintan ini mampu mengikis losess. Penggunaan Alsintan akan secara otomatis meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani,” katanya.
Di sisi lain, dengan menggunakan Alsintan petani juga dapat menghemat biaya produksi pertanian mereka.
Sebut saja saat pengolahan lahan maupun panen raya. Jika pola tradisional membutuhkan waktu yang lama dan tenaga kerja banyak, dengan Alsintan hanya membutuhkan satu orang operator dengan waktu yang singkat saja.
“Dengan begitu, biaya produksi pertanian juga semakin dapat ditekan. Penggunaan Alsintan ini mampu menekan biaya produksi sekitar 40%-60%,” ujarnya.
Ali Jamil menuturkan, penggunaan Alsintan dalam sistem pertanian menjadi penanda majunya sektor pertanian di era 4.0 saat ini. “Pertanian yang maju, mandiri dan modern ditandai dengan penggunaan Alsintan dan digitalisasi teknologi,” ujar Ali.
Pada saat yang sama, Alsintan juga mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan Indeks Pertanaman di suatu daerah. Dengan Alsintan, pengolahan lahan dan panen raya yang sebelumnya membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak, kini hanya cukup satu orang saja sebagai operator dengan waktu yang cukup cepat.
“Dengan Alsintan, pengolahan lahan yang sebelumnya membutuhkan waktu sekitar tiga hari dengan tenaga kerja yang cukup banyak, kini hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja. Begitu juga dengan panen raya. Penggunaan Alsintan mampu menghemat biaya produksi 40%-60%,” ujar Ali.
Direktur Alsintan Ditjen PSP Kementan, Andi Nur Alamsyah menambahkan, Alsintan yang dikelola dengan baik akan memberikan pemasukan lebih kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan).
Selain itu, pengelolaan Alsintan juga didorong melalui UPJA sehingga pemanfaatannya lebih efektif dan optimal. “Dengan begitu, petani akan mendapatkan nilai tambah dari hasil usaha penyewaan Alsintan ini,” katanya.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy mengatakan, pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) memang tengah fokus menggenjot produktivitas pertanian.
“Salah satunya dengan memfasilitasi petani dengan Alsintan,” katanya. Wagub mengatakan hal ini ketika menyerahkan bantuan Alsintan berupa traktor roda dua (TR-2) kepada Kelompok Tani Saiyo Jorong Sungai Alai, Nagari Maloro, Kecamatan Kamang Baru. PSP