Produk Furnitur Indonesia Menyasar Pasar China

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) berkolaborasi dengan CFTE (China Foreign Trade Guangzhou Exhibition General Corp, penyelenggara pameran China International Furniture Fair) untuk melakukan penetrasi pasar furnitur Indonesia ke China.
Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur menjelaskan, kondisi pasar saat ini terjadi perubahan, dimana pasar mebel dan kerajinan di dunia, tak lagi didominasi oleh Eropa dan Amerika, namun perlahan beralih ke Asia sebagai “emerging market” dan China merupakan salah satu pasar furnitur yang besar.
“Pasar baru ini yang mulai menjanjikan bagi industri furnitur Indonesia untuk tetap mampu berkembang di tengah ketidakpastian pasar Eropa dan Amerika,” ujar Sobur, di Jakarta, Jumat (22/09/2023).
Namun demkian, upaya pembukaan pasar ini perlu ditunjang ragam kegiatan promosi dan pemasaran yang terencana dan terkelola secara baik yang dilakukan di dalam negeri maupun di mancanegara.
“Promosi dan pameran saat ini bisa dilakukan atau dikombinasikan melalui dua cara, yaitu pameran konvensional maupun virtual, yang akan saling membuka potensi pasar di masing-masing penyelenggaraan,” papar Sobur.
Untuk memasuki pasar China, HIMKI akan menggandeng CFTE, selaku pihak penyelenggara pameran China International Furniture Fair (CIFF). Kedua pihak akan melakukan kegiatan promosi saling menguntungkan.
CFTE menyetujui ide untuk mempromosikan pameran IFEX (Indonesia International FurnitureExpo) di pameran CIFF Guangzhou. Demikian pula sebaliknya, HIMKI akan mempromosikan pameran CIFF di komunitas mebel dan kerajinan nasional dan juga IFEX.
Sebagai pameran furniture global terbesar, pameran CIFF memiliki luas 12 kali lebih besar dari pameran IFEX dan pengunjung dan buyer yang lebih massif. Tak heran, CIFF menggelar pameran dua kali, di bulan Maret yaitu CIFF Guangzhou dan September, CIFF Shanghai.
Sobur mengakui kalau negeri tirai bambu memang dikenal sebagai raksasa furitur dunia. Namun, ciri khas produknya adalah untuk tujuan “mass product”.” HIMKI melalui industri mebel dan kerajinan anggotanya tentu tidak akan berhadapan denganmenciptakan produk massif untuk masuk ke pasar China,” ucapnya.
Menurut Sobur, di pameran CIFF nanti anggota HIMKI akan menampilkan furnitur yang berbeda secara material dibandingkan industri China. Perbedaan itu diantaranya penggunaan material yang berasal dari rotan, jati, mahoni, atau bahan campuran yang jarang terdapat di pasar domestik China.
“Produk furnitur dan kerajinan berbahan ini dan berciri khas eksotis asli Indonesia yang biasanya mendapat tempat di market China,” ujarnya.
Marketing and Promotion Departement Manager CFTE Hanson Liu mengatakan, CIFF merupakan ajang pameran furnitur terbesar di dunia hingga saat ini. Pameran ini diselenggarakan dua kali dalam setahun dengan dua kota yang berbeda, yaitu di Guangzhou Pazhou, dan Shanghai Hongqiao. Buyung N