Upaya pemerintah terus menggenjot infrastruktur pertanian memperlihatkan hasil positif dalam mendukung ketahanan pangan. Di saat luas panen padi tahun ini menurun, namun berkat sejumlah program yang digencarkan bisa menaikkan produktivitas. Badan Pusat Statistik (BPS) pun memperkirakan produksi beras tahun 2021 naik 1,12% menjadi 31,69 juta ton dibandingkan tahun lalu.
Konversi lahan sawah nampaknya masih terus terjadi dan potensial mengancam ketahanan pangan nasional. Terbukti, berdasarkan verifikasi luas lahan baku sawah dan penghitungan metode Kerangka Sampling Area (KSA), realisasi luas panen padi tahun ini menurun 1,33% menjadi 10,52 juta hektare (ha) dari 10,66 juta hektare (ha) pada tahun 2020.
Untungnya, penurunan luas panen itu masih mampu ditutupi oleh peningkatan produktivitas. Alhasil, produksi beras tahun ini tidak ikut menyusut, tapi malah meningkat. “Berdasarkan metode penghitungan luas panen dikali dengan tingkat produktivitas, diproyeksikan produksi gabah kering giling (GKG) tahun 2021 sebesar 55,27 juta ton atau naik 1,14% dari produksi GKG 2020 sebesar 54,65 juta ton,” kata Kepala BPS Margo Margo, Jumat (15/10/2021). “Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2021 diperkirakan 31,69 juta ton atau naik 351.710 ton dari 2020,” tambahnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) menilai, peningkatan produksi beras sepanjang 2021 tak lepas dari strategi dan kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk membangun ketahanan pangan nasional. “Upaya Kementan dalam menyediakan ketersediaan stok pangan, utamanya produksi beras, terbukti memberi hasil yang menggembirakan,” ujar Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, Jumat (22/10/2021). Menurut Ali, PSP memberi dukungan penuh peningkatan produksi melalui penyediaan infrastruktur pertanian yang jadi tanggung jawabnya.
Selama ini, PSP terus menggenjot berbagai program yang mendukung peningkatan produktivitas padi, mulai dari pembangunan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), irigasi perpompaan, irigasi perpipaan, membangun embung dan bangunan konservasi, Jalan Usaha Tani (JUT), UPPPO dan pemberian alat dan mesin pertanian (Alsintan) — yang jadi ciri pertanian modern. Selain itu, PSP juga melayani asuransi pertanian, yang bisa menutup kerugian petani jika terjadi puso akibat serangan hama, penyakit dan banjir atau kekeringan.
Kementan juga memfasilitasi permodalan petani melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian, dengan alokasi yang terus meningkat menjadi Rp70 triliun tahun ini. “Dengan fasilitas KUR ini, petani dan pelaku usaha bidang pertanian mendapat akses permodalan dengan bunga rendah. Respon masyarakat cukup baik. Ini terbukti dari realisasi penyaluran KUR Pertanian sudah mencapai di atas 80%,” tegasnya.
Yang tak kalah penting, Kementan juga masih tetap membantu petani dengan pemberian pupuk subsidi. Meski tidak bisa 100% menutup kebutuhan pupuk petani, tahun ini pemerintah masih mengalokasikan 9,04 juta ton pupuk subsidi. Ali Jamil juga menyebutkan, penggunaan bibit unggul tak kalah penting dalam memaksimalkan hasil produksi pertanian. Sinergi yang dilakukan jajaran Kementan itulah, mulai dari infrastruktur pertanian sampai hilir, memperkuat dalam menyediakan ketersediaan pangan bagi rakyat Indonesia. AI