Produksi Beras Dipangkas

Kementerian Pertanian mengoreksi angka produksi padi nasional, seiiring menyusutnya luas lahan baku sawah sekitar 650.000 hektare (ha). Produksi gabah tahun 2019, yang sempat dipatok 80 juta ton gabah kering giling (GKG), kini dipangkas 20 juta ton lebih atau 26,1% menjadi 59,1 juta ton.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) membuat keputusan tegas dan berani. Produksi padi yang selama ini terus meningkat dan di atas kertas mencetak hitungan surplus, dikoreksi habis. Produksi gabah kering giling (GKG) yang tahun ini sempat dipatok 80 juta ton, dipangkas tinggal 59,1 juta ton GKG. Berarti terjadi pengurangan 20,9 juta ton GKG atau setara 12,54 juta ton beras dengan asumsi rendemen GKG 60%.

“Analisa kita menyesuaikan dengan data. Lebih baik kita turunkan sesuai dengan target yang realistis,” tegas SYL di Kementerian Pertanian, Rabu (20/11/2019). Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini ingin capaian kinerja Kementan bisa dipertanggungjawabkan. Bukan sekadar mencapai target yang tinggi agar kinerja terlihat bagus oleh publik.

“Tidak boleh dibilang, yang penting kita dianggap bagus. Kalau jelek, ya jelek saja. Memangnya kenapa? Daripada kita janjikan 80 juta ton GKG, lebih baik kita bilang 59 juta ton GKG sesuai dengan target,” tegasnya.

Keputusan Kementan menurunkan produksi padi sendiri memang terkait dengan menyusutnya luas lahan sawah baku, seiring digunakannya metode penghitungan luas baku sawah berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA). Metode ini menghitung luas panen dengan memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dan peta lahan baku sawah yang berasal dari Kementerian ATR/BPN. Dengan metode ini, luas baku sawah turun dari 7,75 juta ha menjadi 7,10 juta ha atau susut sekitar 650.000 ha.

Pertanyaannya, bagaimana dengan pasok beras nasional? Jika rendemen gabah sebesar 60%, maka target produksi 59,1 juta ton GKG bisa menghasilkan beras sekitar 35,46 juta ton. Jika konsumsi beras bulanan sekitar 2,3-2,5 juta ton, berarti konsumsi maksimum dalam setahun adalah 30 juta ton atau masih surplus sekitar 5 juta ton.

Dengan kata lain, pemangkasan produksi masih aman. Bahkan, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menilai pemerintah lebih realistis. Pasalnya, target-target produksi padi selama ini kerap overestimate. AI

Baca juga: http://agroindonesia.co.id/2019/12/kini-target-produksi-lebih-realistis/