Membaiknya serapan Perum Bulog dan produksi beras dalam negeri menutup peluang impor beras tahun ini. Padahal, pemerintah sudah meneken perjanjian dengan Thailand untuk mengimpor 1 juta ton beras pada 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sampai Mei 2021, produksi beras nasional surplus 3,6 juta ton.
Pemerintah akhirnya menutup peluang impor beras untuk tahun 2021 ini. Keputusan itu dinyatakan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi setelah melihat data produksi beras tahun ini yang membaik dan tercapainya serapan beras dalam negeri Perum Bulog hingga mencapai 1,5 juta ton.
Berdasarkan prediksi BPS, panen beras tahun ini ditaksir mencapai 33 juta ton atau naik hampir 2 juta ton dibandingkan produksi beras 2020 di posisi 31,33 juta ton. Peningkatan produksi itu juga berimbas pada serapan beras Bulog, yang mendapat tugas menyerap 1,5 juta ton beras petani untuk membatalkan impor beras. Hingga akhir pekan lalu, penyerapan beras Bulog sudah mencapai 730.848 ton. Ditambah stok beras yang ada di gudang-gudang BUMN pangan itu, stok total mencapai 1,4 juta ton atau masuk dalam kisaran aman penugasan pemerintah sebanyak 1-1,5 juta ton beras. Stok beras itu terdiri dari 1,37 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) dan 14.765 ton stok komersial.
“Kalau mengikuti alur dari pemikiran ini, kita bisa pastikan bahwa tidak ada impor dan ketersediaan di Bulog juga cukup. Jadi, saya rasa ini bagus, stok nasional juga baik dan saya tidak ada ekspektasi sama sekali untuk mengimpor beras dalam waktu yang dekat ini,” ujar Lutfi, awal pekan lalu.
Kementerian Pertanian (Kementan) juga memastikan kondisi perberasan nasional tahun ini aman. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi menegaskan, hingga akhir 2021 kondisi perberasan nasional dipastikan dalam kondisi aman. Bahkan, masyarakat juga tidak perlu khawatir dalam menghadapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama Juli ini. “Ketersediaan beras sudah cukup, jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” ujar Agung.
Berdasarkan data BKP, kata Agung, produksi beras pada Juni sebesar 2,59 juta ton. Ditambah dengan stok yang ada, jumlah ketersediaan beras mencapai 10,6 juta ton pada posisi akhir Juni 2021. “Kondisi stok akhir tahun 2020 sebesar 7,3 juta ton dan perkiraan produksi dalam negeri mencapai 30,8 juta ton, serta perkiraan kebutuhan mencapai 29,6 juta ton, maka ada surplus 8,5 juta ton. Tentu saja kondisi ini bisa dikatakan aman,” tegasnya.
Bagus produksi beras tercermin dari stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta. Data PIBC menunjukkan stok beras per bulan selama Januari hingga Juni 2021 jumlahnya lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Stok Mei 2021, misalnya, yang mencapai 42.100 ton. Angka itu lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 28.050 ton. Juni 2021, stok beras di PIBC mencapai 42.150 ton atau lebih besar dibandingkan stok periode yang sama tahun lalu sebesar 30.680 ton. AI