Kementerian Pertanian (Kementan) menggulirkan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Desa Suwakan, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Program yang sudah terealisasi 100% itu diklaim telah meningkatkan indeks pertanaman (IP) penerima manfaat program, yakni Kelompok Tani (Poktan) Gema Rahayu.
“Program RJIT untuk Poktan Gema Rahayu sukses meningkatkan indeks pertanaman seluas 55 hektare (ha) dari padi-padi-bera menjadi padi-padi-palawija atau sayuran,” ujar Direktur Irigasi Pertanian, Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Rahmanto di Jakarta, Jumat (4/2/2022).
Program tersebut, lanjut dia, juga membantu meningkatkan produktivitas dari rata rata 6,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektare menjadi 7,5 ton/ha GKP. Selain itu, program RJIT ikut meningkatkan kesempatan kerja dan membuka lahan sawah baru seluas 10 ha.
Rahmanto menjelaskan, kegiatan RJIT tidak hanya memperluas areal tanam dan IP, tetapi juga meningkatkan partisipasi perkumpulan petani pemakai air (P3A), gabungan P3A, poktan, atau gabungan poktan (gapoktan) dalam pengelolaan jaringan irigasi.
Untuk diketahui, program RJIT di Desa Suwakan telah direalisasikan dengan panjang saluran 120 meter (m), lebar penampang luar 30 centimeter (cm), lebar penampang dalam 50 cm, tinggi 70 cm dengan pintu air lebar 50 cm, dan tinggi 50 cm.
Manajemen Air
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, manajemen air menjadi sangat penting karena dalam pertanian harus selalu ada air. “Program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air,” katanya.
Dia menekankan pentingnya manajemen air. Menurutnya, penggunaan air harus direncanakan dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. “Perlu ditata airnya. Misalnya, di mana sekundernya, di mana primernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, di mana irigasi cacing yang ada, sehingga air dapat betul-betul dimanfaatkan untuk mencapai tiga kali panen,” paparnya
Selain itu, jelas Syahrul, sektor pertanian membutuhkan juga jalan usaha tani (JUT) untuk memperluas jangkauan distribusi budidaya pertanian. “JUT merupakan akses infrastruktur yang dibangun untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.
Dia mengatakan, agar alat mesin pertanian (Alsintan) dapat menjangkau area persawahan dan dioperasikan para petani, maka akses JUT sangat diperlukan.
Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan, Ali Jamil mengatakan, penataan penting dilakukan dalam pengelolaan air. Penataan yang dimaksud, kata dia, seperti letak primer, sekunder, tersier, dan kuarter, sehingga air dapat betul-betul dimanfaatkan untuk mencapai tiga kali panen.
“Pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Kerusakan atau tidak berfungsinya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi seluruh kinerja sistem irigasi,” imbuh Ali.
Pada akhirnya, lanjut dia, hal tersebut akan menyebabkan efisiensi dan efektivitas irigasi menjadi berkurang.
Ali berharap, program RJIT dari Kementan dapat meningkatkan infrastruktur jaringan, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan.
“Kegiatan ini (RJIT) bisa meningkatkan luas areal tanam dan indeks pertanaman, termasuk meningkatkan partisipasi perkumpulan petani pemakai air (P3A), gabungan P3A, kelompok tani (poktan), dan gabungan poktan dalam pengelolaan jaringan irigasi,” jelasnya.
Swadaya
Sementara itu, Gapoktan Mulyorejo, Desa Mulyorejo, Kecamatan Tambak Rejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, melakukan perbaikan infrastruktur jalan pertanian secara swadaya.
Pentingnya infrastruktur dalam meningkatkan produktivitas pertanian disadari para petani yang tergabung dalam Gapoktan Mulyorejo Mulyo. Karena itu, bersama dengan masyarakat Desa Mulyorejo, Gapoktan Mulyorejo — yang beranggotakan 21 petani — bahu-membahu melakukan perbaikan jalan yang menuju lahan pertanian di desa tersebut.
Arifin yang merupakan penggerak kegiatan perbaikan infrastruktur merasa senang dan menyampaikan terima kasih kepada lingkungan masyarakat yang telah membantu dan berpartisipasi secara swadaya dalam proses perbaikan jalan tersebut.
“Harapan saya, kegiatan ini ke depannya bisa berkelanjutan di jalan-jalan usaha tani yang lain, dan semoga dapat bermanfaat bagi para petani,” tuturnya.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Mulyorejo, Maskan Hadi yang juga hadir dalam kegiatan tersebut merasa sangat senang bercampur bangga karena petani binaannya mampu menyerap ilmu yang telah disampaikan dan mampu mengamalkan pada orang banyak.
Maskan Hadi menyebutkan, salah satu pengetahuan yang memberi kemanfaatan kepada para petani adalah melakukan kegiatan yang sangat positif, dengan melakukan dan menjadi penggerak di masyarakat salah satunya dengan melakukan perbaikan jalan pertanian secara swadaya.
Untuk mendongkrak produktivitas petani memang diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan melakukan perbaikan jalan-jalan pertanian, tujuannya untuk memudahkan peralatan mesin pertanian serta pengangkutan sarana produksi hasil pertanian.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini bukan hanya dilakukan oleh para pria, para ibu-ibu Desa Mulyorejo juga ikut membantu proses perbaikan jalan yaitu dengan membawakan makanan dan minuman yang merupakan sumbangan sukarela dari para warga. PSP
Program Damparit PSP Perkuat Sektor Pertanian Jabar
Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan Damparit untuk memperluas areal tanam petani Bandung, Jawa Barat (Jabar). Program strategis yang direalisasikan untuk Kelompok Tani Wala Hilir 22 di Desa Loa, Kecamatan Paseh itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian setempat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, manfaat infrastruktur air seperti embung, dam parit maupun long storage baru terasa ketika kemarau datang.
Mentan menambahkan, insfrastruktur air ini juga sangat berguna dalam pengelolaan air lahan kering maupun tadah hujan. Dirinya berharap masyarakat dan para petani bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah.
“Bangunan air seperti embung dan damparit akan bermanfaat meskipun debit air kecil. Air masih bisa teralirkan ke sawah-sawah petani, sehingga petani bisa menambah pertanaman dalam setahun, dari satu kali menjadi dua kali,” jelasnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menerangkan, tujuan pembangunan Damparit ini untuk menampung air limpasan yang tidak termanfaatkan secara optimal, serta meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana air.
“Juga untuk meningkatkan kinerja jaringan irigasi pedesaan. Selain itu juga meningkatkan areal tanam, indeks, pertanaman dan produktivitas,” terang Ali.
Menurut Ali, pembuatan Damparit sangat diperlukan. Jika musim hujan lahan tidak terendam air, di musim kemarau saat air dari irigasi tidak mencukupi maka DAM parit bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mengairi lahan padi atau tanaman pertanian lainnya.
“Kami meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif,” jelas Ali.
Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menambahkan, dari 70% luas wilayah Kecamatan Paseh merupakan tanah sawah yang ditanami padi sawah dengan produksi rata-rata 6,2 ton/hektare (ha). “Program Damparit direalisasikan mengacu pada program pemerintah yang harus meningkatkan produksi padi 5% dari jumlah penduduk 70%,” terang dia.
Untuk provitas awal tahun sebelum program sebesar 6,2 ton/ha dengan indeks pertanaman -210. “Tentu kita berharap program ini akan meningkatkan provitas dan indeks pertanaman pertanian,” kata Rahmanto.
Data Agro Indonesia mencatat, Ditjen PSP telah melaksanakan program pengembangan bangunan konservasi air, yakni embung, damparit, dan long storage sebanyak 2.785 unit.
Untuk irigasi perpompaan, Ditjen PSP mencatat hingga 5 November 2018 telah membangun 2.978 unit. Dengan estimasi luas layanan per unit 20 ha, maka luas oncoran atau yang dapat diairi saat musim kemarau mencapai 59,78 ribu ha.
Tahun 2014, Kementan sukses membangun sebanyak 9.504 unit embung di 30 provinsi. Sementara tahun 2015, embung yang dibangun 318 unit di 16 provinsi.
Pengembangan embung, dam parit, long storage dalam empat tahun terakhir (2015-2018) mencapai 2.956 unit (untuk realisasi per 5 November 2018). PSP