Sebanyak 113 sekolah yang tersebar di Indonesia diganjar penghargaan penghargaan Adiwiyata Mandiri tahun 2017 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penghargaan diberikan karena sekolah-sekolah tersebut dinilai mampu mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) KLHK, Helmi Basalamah di Jakarta, Jumat (28/07/2017) menjelaskan penghargaan kepada 113 sekolah tersebut akan diserahkan pada puncak acara peringatan Hari Lingkungan Hidup, Rabu (2/8/2017) di Jakarta. Presiden Joko Widodo direncanakan hadir pada acara tersebut.
“Program Adiwiyata ini bertujuan untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dengan program Adiwiyata, akan tercipta warga sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan”, tutur Helmi.
Tahun 2016 lalu, penghargaan Adiwiyata Mandiri diberikan kepada 140 sekolah. Adapun 113 sekolah Adiwiyata Mandiri yang akan diberi penghargaan terdiri dari 53 Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), 29 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dua Madrasah Tsanawiyah (MTs), 19 Sekolah Menengah Atas (SMA), tiga Madrasah Aliyah (MA) dan tujuh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang berasal dari 24 provinsi dan 75 kabupaten/kota.
Program yang telah berlangsung sejak tahun 2006 ini, telah diujicoba pada 10 model sekolah adiwiyata khusus di pulau Jawa, kemudian tahun berikutnya mulai diberlakukan secara nasional di seluruh Indonesia.
Seleksi Adiwiyata dilakukan berjenjang dan meliputi empat komponen penilaian, yaitu kebijakan sekolah/madrasah, kurikulum, kegiatan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana dan prasarana.
Helmi menjelaskan, revitalisasi program adiwiyata terus dilakukan dengan merevisi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P.5 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Konsep revisi peraturan tersebut saat ini menunggu pengesahan Menteri LHK.
Helmi juga berharap, revitalisasi tersebut dapat meningkatkan kualitas dan kontribusi sekolah adiwiyata, terhadap peningkatan kualitas lingkungan, serta mendukung pembangunan nasional secara berkelanjutan.
“Dalam revisi tersebut, terdapat beberapa pembaharuan, khususnya dalam proses penilaian. Mulai tahun 2018, penilaian adiwiyata akan menggunakan sistem daring. Hal tersebut untuk mendukung kebijakan pelaksanaan sistem pemerintahan melalui e-government”, jelas Helmi.
Selain penyerahan penghargaan Adiwiyata, puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup juga akan diperkaya dengan Kemah Generasi Lingkungan untuk konservasi yang diikuti 250 orang siswa SMA serta 250 orang siswa SD dan SMP. Sugiharto