Meski kecil, ternyata sedotan plastik memberi dampak buruk bagi lingkungan. Swietenia Puspa Lestari, pengagas Divers Clean Action (DCA) menyatakan, berdasarkan sebuah kajian yang dipublikasikan tahun 2015, sedotan merupakan penyumbang sampah laut terbesar kelima di dunia.
Sementara menurut data yang dikumpulkan oleh DCA, perkiraan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang yang berasal dari restoran, minuman kemasan dan sumber lainnya (packed straw). Jumlah sedotan tersebut tersebut dapat disetarakan dengan 16.784 kilometer (km) atau sama dengan dengan jarak yang ditempuh dari Jakarta ke Mexico City.
“Jika dihitung per pekan maka pemakaian sedotan mencapai 117.449 km yang artinya setara dengan 3 kali keliling bumi,” kata Tenia disela aksi membersihkan pesisir Pulau Pramuka, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Rabu (10/5/2017).
Aksi membersihkan pesisir dan under water clean up merupakan bagian dari gerakan #NoStrawMovement yang digagas Divers Clean Action bersama KFC Indonesia. Aksi melibatkan Masyarakat Selam Indonesia, Eco Divers Journalist, serta komunitas selam Indonesia lainnya.
Dalam aksi tersebut terkumpul total sampah seberat 81 kg yang kebanyakan terdiri dari berbagai jenis plastik termasuk sedotan. Sebanyak 9 kg dihasilkan dari penyisiran pantai sepanjang 150 meter dengan jenis sampah terbanyak adalah plastik PET yaitu sebesar 23%.
Sementara penyelaman laut Pulau Pramuka sepanjang 230 meter dengan kedalaman 10-13 meter mendapatkan sampah sebanyak 72 kg dengan jenis sampah terbanyak yaitu plastik kemasan (16,4%) dan kain tekstil (16,2%).
Tenia menjelaskan, data sampah diperoleh melalui metode sampling sampah dan penimbangan berdasarkan jenis sampah seperti styrofoam, plastik kemasan, plastik PET, plastik bening, plastik minuman gelas, plastik sedotan, plastik tebal, plastik kresek, plastik HDPE, plastik PP, kain tekstil, B3, kaca, kaleng, dan residu.
“Hasil kegiatan bersih laut ini diharapkan dapat dipergunakan oleh khalayak umum dan sebagai tolok ukur untuk mengurangi jumlah sampah di laut dan pantai Pulau Pramuka serta wilayah lainnya. Berdasarkan data tersebut dan pengalaman kami sebelumnya membuktikan bahwa upaya pengurangan sampah perlu digalakkan agar laut tidak lagi dijadikan tempat pembuangan sampah,” katanya.
Sementara itu, Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia, yang mengoperasikan gerai makanan cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) Indonesia menyatakan, gerakan #NoStrawMovement diharapkan bisa mengurangi sampah sedotan di Indonesia.
“Gerakan #NoStrawMovement adalah ajakan kepada konsumen untuk mengurangi sampah plastik khususnya sedotan plastik sekali pakai dengan cara menolak sedotan plastik saat memesan minum dimanapun,” kata dia.
Sugiharto