Kepedulian terhadap pengembangan karet alam nasional yang berkelanjutan akan mendapatkan wadah yang jelas melalui Sustainable Natural Rubber Platform of Indonesia (SNARPI).
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengumumkan SNARPI dalam soft-launching yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (30/04/2021).
Menurutnya, acara ini dilaksanakan sebagai langkah awal untuk menggalang segenap unsur-unsur masyarakat baik dari industri, pelaku usaha, akademisi, lembaga swadaya mandiri dan juga Pemerintah.
“Karet alam merupakan komoditas penting dan strategis bagi Indonesia. Di samping sebagai komoditas ekspor pertanian terbesar kedua setelah sawit, komoditas karet menjadi sumber penghidupan lebih dari 2,5 juta keluarga petani rakyat. Kelompok masyarakat ini lah yang mengelola lebih dari 85% sumber produksi karet alam di Indonesia.” tutur Musdhalifah.
Perkebunan karet memiliki peran penting dalam pelestarian lingkungan. Beberapa sumber penelitian menunjukkan bahwa karet alam mampu menyerap 35 ton gas CO2/ha/tahun dan melepas 13 ton O2/ha/tahun. Selain itu juga menjadi pengatur tata air (catchment area) secara alami.
“SNARPI dibentuk atas dasar kesadaran untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut dan memastikan keberlanjutan karet alam. Hal ini perlu melibatkan partisipasi dari seluruh pelaku ekonomi dari sektor hulu perkebunan hingga sektor hilir industri manufaktur barang jadi karet dalam satu irama,” tambah Musdhalifah.
Menurutnya, pembentukan SNARPI bermula dari serangkaian pertemuan sejak Agustus 2020 oleh para penggagas yang terdiri dari Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO), Rainforest Alliance, SNV dan Yayasan IDH, selanjutnya SNARPI mendapat dukungan penuh dari Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melalui Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis.
Sejak Lama
Ketua Umum GAPKINDO, Moenardji Soedargo menjelaskan, isu sustainability pada industri karet global sudah mengemuka sejak Tyre Industry Project (TIP), World Business Council for Sustainable Development dibentuk pada tahun 2005.
TIP diinisiasi oleh CEO dari 11 pabrik ban dunia (leading tyre companies) yang merepresentasikan 65% dari total kapasitas industri ban global, yaitu: Bridgestone Corporation ¢ Continental AG ¢ Cooper Tire & Rubber Company ¢ The Goodyear Tire & Rubber Company ¢ Hankook Tire Co., Ltd ¢ Kumho Tire Company Inc. ¢ Compagnie Générale.
Selanjutnya pada tahun 2018 terbentuk Global Platform Sustainable Natural Rubber (GPSNR) yang diinisiasi oleh CEOs dari World Council for Sustainable Development’s (WBCSD) Tire Industry Project dan didorong oleh Working Group dari perusahaan anggota TIP.
“Para buyers perusahaan anggota GAPKINDO, mulai gencar mensosialisasikan dan bahkan mempersyaratkan penerapan aspek aspek parameter sustainability,” katanya.
Bahkan masing-masing pabrik ban multinasional sudah membuat procurement policy masing-masing dengan memasukan unsur-unsur sustainability yang dinilai sering tidak relevan bagi stakeholder termasuk juga bagi para procesor perusahaan anggota GAPKINDO.
GPSNR sendiri memuat prinsip-prinsip, komponen dan sub komponen sustainability karet alam secara global yang kita nilai masih memerlukan pengadaptasian dalam kondisi industri perkaretan nasional.
“GAPKINDO sudah cukup lama menyadari perlunya platform sustainability karet alam nasional sebagai wadah mitra sekaligus katalis terhadap beragam inisiasi inisiasi Internasional. Selain itu, platform nasional diharapkan akan berfungsi sebagai wadah Aksi Kolektif bagi semua stakeholder yang berkepentingan,” ucapnya.
Milestone penyusunan platform sustainability karet alam nasional, diinisiasi oleh Gapkindo dengan kegiatan FGD sustainability karet tanggal 23 Maret 2018. Pada acara World Rubber Summit – IRSG di Colombo Sri Lanka pada tanggal 11 Mei 2018, GAPKINDO kemudian mendeklarasikan terbentuknya working group untuk membahas lebih lanjut isu sustainable rubber serta mengajak seluruh stakeholder internasional untuk berpartisipasi dalam penyusunan platform sustainability karet alam Indonesia.
“Penyusunan platform mengalami kendala terkait dengan mutasi tenaga ahli yang menangani penyusunan konsep ini,” paparnya.
Selanjutnya, upaya penyusunan platform dimulai kembali melalui kerjasama dengan beberapa international-NGO yang menaruh minat dan memiliki kompetensi dalam pengembangan dan pemberdayaan usahatani karet, yaitu Rainforest Alliance, SNV dan IDH dibantu oleh seorang konsultan.
“ Kolaborasi ini dimulai September 2020. Dengan diskusi yang intensif selama 6 bulan terakhir, akhirnya tersusun sebuah platform awal yang diberi nama Sustainable Natural Rubber Platform of Indonesia atau disingkat SNARPI,” jelas Moenardji. B Wibowo