Tingkatkan Serapan, Perum Bulog Gandeng Kementan dan TNI

Perum Bulog menggandeng Kementerian Pertanian (Kementan) dan TNI untuk  meningkatkan penyerapan gabah dan mengoptimalkan pengadaan gabah atau beras melalui gerakan Serap Gabah Petani (Sergap) Tahun 2018.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan kerjasama itu dilakukan sebagai upaya mengkondisikan dan mengoptimalkan seluruh perangkap pengadaan gabah atau beras untuk mencapai target pengadaan tahun 2018.

“Untu itu saya mengharapkan kerjasama yang baik dari semua pihak dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan pemerintah sehingga dapat mendistribusikan beras dengan aman, berkualitas dan terjangkau,” ujar Budi Waseso usai membuka Rakor mengenai percepatan serap gabah petani (Sergap) tahun 2018 di Gedung Bulog, Jakarta, Rabu (09/05/2018).

Adapun realisasasi pengadaan gabah atau beras dalam negeri yang dilakukan oleh Perum Bulog hingga tanggal 8 Mei 2018 mencapai 678.238 ton atau sekitar 30 % dari target penerapan yang diberikan pemerintah kepada Perum Bulog di tahun 2018 ini sebesar 2,2 juta ton.

Sessuai dengan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2016, Perum Bulog mengemban tugas untuk menstabilkan harga pangan pokok, baik berupa beras maupun pangan pokok lainnya seperti jagung, kedelai, gula, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah, cabe, daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam.

Pangkas Rantai Pasok

Sementara itu Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengajak Perum Bulog untuk merevitalisasi serapan gabah petani dengan cara memangkas rantai pasok . “Panen masih ada. Ini peluang kita merebut gabah,” ujarnya.

Mentan menjelaskan, untuk memangkas rantai pasok itu, pemerintah untuk tahun ini menyediakan anggaran sebsar Rp 1 triliun untuk membeli 1000 dryer  (mesin pengering padi) . alat itu akan diberikan kepada kelompok tani yang ada di sejumlah lumbung pangan nasional seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Dengan adanya bantuan dryer itu maka proses pengadaan gabah dari petani ke Bulog bisa dipangkas rantai pasoknya dari lima langkah menjadi maksimal tiga langkah saja,” papar Amran.

Dia juga menjelaskan dengan dipangkasnya rantai pasok, maka  harga jual ke masyarakat konsumen  akan jauh lebih murah dan petani juga bisa menikmati harga yang lebih baik. Buyung N