Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak, Nusa Tenggara Barat (NTB) kini punya sejumlah fasilitas mumpuni untuk mendukung pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. Fasilitas tersebut merupakan hibah dari Korea Forest Service (KFS) melalui Korea-Indonesia Forest Cooperation.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB Ari Subiantoro menyatakan adanya fasilitas ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Tunak. “Sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan upaya perlindungan keanekaragaman hayati di lokasi ini,” katanya disela peresmian fasilitas wisata di TWA Gunung Tunak, Lombok Tengah, NTB, Selasa (6/3/2018).
Hadir dalam peresmian tersebut Dirjen International Affairs KFS Ko Ki Yeon, Sekda NTB Rusyadi H Sayuti, dan Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rusdi Ridwan
Fasilitas yang diresmikan diantaranya visitor center, butterfly learning center, camping ground, lahan parkir dan jungle track. Ada juga guest house dan ruang serba guna berstandar hotel berbintang.
KFS mengucurkan 2,1 miliar Won Korea atau setara Rp25, 9 miliar terkait hibah tersebut, pada periode 2016-2017 dimana Rp4,3 miliar diantaranya dialokasikan untuk pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat yang akan dilibatkan dalam pengelolaan wisata alam. KFS masih akan mengalokasikan anggaran untuk pemeliharaan dan pengembangan kapasitas SDM pada tahun ini.
Sementara KLHK melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem NTB telah mengucurkan dana Rp6,1 miliar pada periode 2013-2017 untuk pembangunan infrastruktur primer seperti jalan, jaringan listrik dan air. Tahun 2018, alokasi dana yang disiapkan mencapai Rp8 miliar.
Sugiharto
