Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong masyarakat, terutama petani, untuk membangun unit usaha taksi alat dan mesin pertanian (Alsintan) dengan memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Taksi Alsintan ini adalah jasa menyediakan dan menyewakan alat-alat yang dibutuhkan petani, seperti traktor roda 2, roda 4, rice transplanter, pompa air dan lain sebagainya,” kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Ali Jamil saat memberikan keterangan pers Satu Tahun Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian di Jakarta.
Dia menyebutkan, usaha taksi Alsintan ini bisa dikelola perorangan, koperasi maupun perusahaan. “Produsen Alsintan juga bisa buka usaha taksi ini asal perusahaan itu mau menyediakan Alsintan dari produk orang lain,” tegasnya.
Ali Jamil menjelaskan, jika orang mau menitipkan Alsintan di usaha taksi juga bisa dilakukan. Pengguna jasa taksi Alsintan bisa memanfaatkan aplikasi di telepon pintar Android, dengan demikian jangkauan usaha taksi ini lebih luas.
“Jadi, orang bisa pesan melalui Android atau telepon,” katanya. Tujuan dari usaha ini antara lain untuk mempercepat tercapainya petani maju, mandiri dan modern. Selain itu, usaha ini untuk memenuhi kebutuhan petani akan Alsintan.
Usaha taksi Alsintan ini rencananya akan dilakukan ujicoba tahun 2022 ini. Ali Jamil menuturkan pengalaman Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, ketika menjadi Bupati Goa Sulawesi Selatan, pernah melakukan hal yang sama. Pengalaman tersebut akan diterapkan lagi. Program Taksi Alsintan ini sudah disampaikan Mentan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Taksi Alsintan ini juga bertujuan memasalkan penggunaan Alsintan. Dikatakan Ali Jamil, masalisasi Alsintan melalui program Brigade Alsintan dan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) masih sangat kurang untuk mendongkrak level mekanisasi pertanian di Indonesia — yang tertinggal dari negara Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
“Tahun 2022 ini Insyallah akan bergerak cepat. Besok Rakornas PSP kita akan bertanda tangan komitmen antara pengelola Taksi Alsintan bersama pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR),” jelas Ali Jamil.
Ali Jamil mengatakan, Himpunan Bank-Bank Negara (HIMBARA), baik Bank BNI, Mandiri, maupun BRI sudah membubuhkan komitmen untuk membiayai melalui KUR untuk program Taksi Alsintan.
“Dalam hitungan kita, satu unit Taksi Alsintan untuk coverage areanya 150 hektare (ha) itu sekitar Rp1,8 miliar. Itu nanti ada Alsintan traktor roda 2, roda 4, mesin pompa air, combine harvester, dan Alsintan lainnya,” papar doktor jebolan Dept. of Soil Science, UPLB, Los Baños, Filipina.
Program Taksi Alsintan ini terbilang unik, karena tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dia menargetkan, untuk tahun 2022, satu kabupaten akan ada dua unit Taksi Alsintan. Dengan begitu, harap dia, masalisasi percepatan level mekanisasi pertanian Indonesia bisa melonjak ke depannya di atas lima atau bahkan 10.
“Kita masih jauh dari AS dan Jepang. Artinya, jumlah alat yang bergerak di suatu luasan tertentu, katakanlah satu hektare sawah, ada 5 Alsintan. Mungkin satu traktor roda 2, traktor roda 4, dan mesin pompa air. Kira-kira itu maknanya level mekanisasi kita,” katanya.
Dengan kondisi yang terjadi di lapangan, tahun 2022 Kementan akan meluncurkan program Alsintan yang terbaru, yaitu Taksi Alsintan. “Maksud program ini adalah bagaimana memasalisasi Alsintan kita yang notabene-nya masih jauh dibandingkan dengan Amerika dan Jepang,” katanya.
Level mekanisasi pertanian sendiri bisa terangkat berkat keberadaan bantuan Alsintan. Tahun 2014, misalnya. Level mekanisasi baru 0,22 Horse Power (HP)/ha. Namun dalam tempo lima tahun naik menjadi 1,68 HP/ha. Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, angka itu memang masih relatif kecil.
Negara Paman Sam level mekanisasinya sudah 17 HP/ha. Bahkan, dengan negara Asean pun, Indonesia terbilang masih lebih rendah. Negeri Jiran Malaysia sudah 2,4 HP/ha, Thailand 2,5 HP/ha. Indonesia unggul sedikit dengan Vietnam yang hanya 1,5 HP/ha.
Di tempat terpisah, Direktur Alsintan Andi Nur Alam mengatakan, realisasi penyaluran bantuan Alsintan tahun 2021 sudah mencapai 98,8%. “Alhamdulillah, hampir 100%,” katanya kepada Agro Indonesia,
Dia menyebutkan, alokasi bantuan Alsintan pra-panen tahun 2021 sebanyak 24.594 unit, yang terdiri dari 3.423 unit Cultivator, 6.556 unit Hand Sprayer listrik, 7.660 unit Pompa Air, 318 unit Rice Transplanter, 5.747 unit Traktor Roda 2 dan 888 unit Traktor Roda 4.
“Bantuan Alsintan ini dapat meningkatkan efisien waktu kerja, biaya serta mengurangi susut panen. Sekarang ini, petani sudah banyak menggunakan Alsintan dalam usaha tani,” tegasnya.
Percepat Mekanisasi Pertanian
Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir terus menggelontorkan bantuan Alsintan dalam jumlah cukup besar. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bantuan tersebut, pemerintah kini membuat program Taksi Alsintan.
Upaya pemerintah mendorong penggunaan Alsintan di petani berlangsung sejak tahun 2015. Saat itu, Kementerian Pertanian melakukan perubahan kebijakan dalam alokasi belanja pertanian dengan mendistribusikan ribuan Alsintan. Hingga 2019, pemerintah telah menginvestasikan sebanyak Rp12,5 triliun untuk pengadaan Alsintan.
Total yang telah terdistribusi ke petani sebanyak 463.009 unit Alsintan pra-panen. Dengan rincian traktor roda dua (TR2) 140.308 unit, traktor roda empat (TR4) 11.118 unit, pompa air 107.633 unit, rice transplater atau alat tanam 19.966 unit, cultivator 13.735 unit, excavator mini 453 unit, excavator standar 416 unit, handsprayer 154.166 unit, implement alat tanam jagung 1.940 unit, combine harvester dan beberapa unit Alsintan lainnya.
Sedangkan pada tahun 2021, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) menyiapkan sebanyak 34.356 unit alat dan mesin pertanian untuk menggenjot produktivitas pertanian. Alsintan yang disiapkan tersebut, terdiri dari cultivator sebanyak 3.000 unit, handsprayer 17.800 unit, Pompa Air 7.000 unit, rice transplanter 360 unit, TR2 5.596 unit, TR4 600 unit. Dengan Alsintan, Kementan ingin memastikan penyediaan pangan tidak terkendala.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil mengatakan, selama ini bantuan Alsintan sudah banyak digelontorkan ke kelompok tani. Namun, oleh petani tidak dilakukan perawatan, sehingga rusak, bahkan ada yang dijual. “Seharusnya, kalau habis pakai, ya bawa pulang, cuci, dan bersihkan. Lakukan maintanance atau dirawat. Jangan rusak sedikit saja langsung dijual,” katanya. PSP
Peluang Usaha Baru Taksi Alsintan
Pemerintah membuka kesempatan bagi yang ingin membuka usaha Taksi Alsintan bisa melalui pinjaman KUR (Kredit Usaha Rakyat) di perbankan.
“Setiap orang bisa melakukan pengadaan Alsintan ini melalui bank. Kemudian mengoperasikannya bersama-sama petani dengan sistem bagi hasil,” kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil, beberapa waktu lalu.
Dengan adanya Taksi Alsintan, ungkap Ali Jamil, petani bisa pesan melalui online bila ingin mengolah lahan pertanian dengan luasan yang disesuaikan daerahnya. Bisa traktor roda 2 atau roda 4 atau Alsintan untuk panen.
“Itulah yang dibutuhkan melalui Taksi Alsintan. Tahun 2022 ini akan bergerak cepat dan kita akan adakan Rakornas,” tegasnya.
Selama ini, kata Ali Jamil, program memasalkan Alsintan dilakukan melalui program Brigade Alsintan dan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA). Namun, upaya itu dinilai masih sangat kurang.
Untuk itu, pada Tahun 2022, pemerintah akan bergerak cepat dan Himpunan Bank-Bank Negara (HIMBARA), baik Bank BNI, Mandiri, maupun BRI sudah memiliki komitmen untuk membiayai melalui KUR untuk program Taksi Alsintan ini.
Karena itu, Ali Jamil berharap nantinya akan ada tanda tangan komitmen antara pengelola Taksi Alsintan dan lembaga pembiayaannya untuk KUR Alsintan, yakni bank anggota Himbara, yakni Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI. Pihak perbankan sendiri sudah berkomitmen membiayai KUR untuk Taksi Alsintan ini.
“Hitungannya, tiap satu unit Taksi Alsintan yang coverage area-nya 150 hektare sekitar Rp1,8 miliar. Ada traktor roda dua, roda empat, combain harvester dan lain sebagainya. Nantinya, siapapun boleh berusaha Taksi Alsintan,” ujarnya. PSP