Vaksin DBD Siap Beredar Awal 2023

Vaksin demam berdarah buatan Takeda Pharmaceutical Co., Jepang akhirnya mendapat lampu hijau untuk digunakan di Eropa. Persetujuan ini menjadikan vaksin Takeda sebagai vaksin kedua yang disetujui untuk melawan virus demam berdarah dengue (DBD) yang dibawa oleh nyamuk dan menyerang hampir 400 juta orang setiap tahun.

Komisi Eropa menyetujui rejimen dua kali suntik vaksin yang disebut Qdenga, untuk orang berusia 4 tahun ke atas, demikian pernyataan Takeda, Kamis (8/12). Persetujuan itu memang sudah diperkirakan setelah panel penasehat Uni Eropa menyetujui Qdenga pada Oktober. Harga saham Takeda pun melonjak pada perdagangan di Tokyo, Jumat (9/12).

Suntikan vaksin Takeda bisa digunakan pada populasi yang lebih luas dibandingkan dengan vaksin Dengvaxia, vaksin yang diproduksi pesaingnya, Sanofi. Vaksin produksi Sanofi ini mengalami kemunduran besar pada tahun 2017, ketika sebuah analisis menemukan bahwa orang yang tidak pernah menderita demam berdarah sebelum mendapatkan suntikan vaksin ternyata berisiko lebih besar menderita demam berdarah yang parah jika mereka terinfeksi nantinya.

Sekitar separuh penduduk dunia tinggal di wilayah yang berisiko demam berdarah dengue dan kalangan ilmuwan sudah memperingatkan bahwa perubahan iklim kemungkinan bakal mempercepat penyebarluasan spesies nyamuk yang jadi vektor virus dengue. Peningkatan perjalanan di saat dunia berputar dengan pandemi COVID-19 juga meningkatkan ancaman orang yang terinfeksi DBD.

“Dengan semakin mudahnya perjalanan saat ini, dunia kita yang dulu sangat luas menjadi makin kecil, yang meningkatkan risiko demam berdarah dengue untuk orang-orang yang tinggal di daerah endemik dan mereka yang berkunjung ke kawasan ini,” ujar Gary Dubin, kepala unit vaksin Takeda dalam pernyatannya, seperti dikutip Bloomberg. Vaksin Qdenga jelas menjadi senjata baru untuk mencegah penyebaran demam berdarah di Uni Eropa dan mereka yang melakukan perjalanan ke daerah endemik di seluruh dunia, katanya.

Meskipun sebagian besar kasus demam berdarah ringan, biasanya menyebabkan gejala seperti flu, tapi banyak orang yang terinfeksi virus dengue ini bisa mendadak mengalami demam, sakit kepala, ruam, nyeri sendi dan otot. Itu sebabnya sebagian orang menyebut penyakit ini “demam patah tulang”. Sekitar 500.000 pasien demam berdarah harus dirawat di rumah sakit akibat komplikasi yang menyebabkan renjatan dan perdarahan internal. Sekitar 20.000 orang, terutama anak-anak, meninggal dunia.

Takeda mengatakan akan menjual vaksin Qdenga di Indonesia mulai awal tahun depan (2023) setelah pemerintah menyetujui pada Agustus. Takeda juga sedang mencari persetujuan pemasaran vaksin Qdenga di sejumlah negara lain, termasuk AS. AI