Vietnam dan Myanmar Untung Besar dari Ekspor Beras

Beras Vietnam siap diekspor. Tahun ini Vietnam bisa mengekspor 7-8 juta ton beras.

Keputusan India melarang ekspor beras membuka peluang pemasok beras lainnya bersiap mengisi ceruk yang ditinggal. Vietnam dan Myanmar tercatat dua negara yang meningkatan ekspor beras dan meraup untung.

Myanmar memperkirakan ekspor beras dalam beberapa bulan ke depan bakal melonjak. Peningkatan ekspor terjadi selain karena larangan ekspor beras India, juga karena adanya lonjakan harga beras Thailand dan Vietnam, sehingga akan memaksa pembeli mencari sumber pasok beras lainnya.

Ketatnya pasok beras di pasar global menjadi berkah tersendiri buat ekspor Myanmar, yang melemah 56% dalam empat bulan pertama 2023, dan mendekati target ekspor beras 1 miliar dolar AS, kata Ketua Umum Federasi Beras Myanmar, Ye Min Aung dalam wawancara dengan Bloomberg, yang dimuat Rabu (6/8).

Terhitung dari April sampai Juli 2023, Myanmar telah mengekspor 320.000 ton beras dengan devisa ekspor 138 juta dolar AS, demikian data Federasi Beras. Jumlah itu terjadi seusai pemerintah memprioritaskan penjualan beras kualitas tinggi. Namun, dengan adanya larangan ekspor beras India, prospek beras Myanmar membaik. India melarang ekspor beras non-Basmati untuk meredam inflasi di dalam negeri serta menjelang Pemilu pada awal tahun depan.

“Kami berharap mengambil keuntungan, meskipun kami tetap fokus mempertahankan ekspor hanya untuk beras kualitas premium,” ujar Ye Min Aung.

Myanmar sebetulnya termasuk negara yang mengalami masalah ketahanan pangan, situasi yang makin diperburuk oleh ketidakstabilan politik dalam negeri sejak militer melakukan kudeta tahun 2021. Dan kebijakan ekspor beras sendiri dirancang untuk mengamankan pasok domestik. Meski penjualan beras kualitas tinggi bisa mencapai 700 dolar AS/ton dibandingkan beras medium yang hanya 300-400 dolar AS/ton, kata Ye Min Aung, namun pasar yang dibidik memang orang-orang yang relatif kaya.

Myanmar memperoleh devisa dari ekspor beras 800 juta dolar AS dalam dua tahun sebelumnya, dan pembeli terbesar mereka adalah China, Filipina dan Belgia. Deptan AS mencatat Myanmar masuk dalam peringkat keenam negara eksportir beras terbesar tahun lalu.

Vietnam

Sementara Reuters melaporkan, Vietnam tahun ini sanggup mengekspor beras 7 sampai 8 juta ton, setelah dikurangi pasok untuk dalam negeri. Hal itu dikemukakan Menteri Pertanian Le Minh Hoan.

Sistem irigasi Vietnam, katanya, menjadikan petani Vietnam mampu memproduksi beras sepanjang tahun di Delta Mekong.

Pernyataan Hoan ini disampaikan setelah India memutuskan melarang ekspor beras non-Basmati, bulan lalu. Padahal, India adalah eksportir terbesar dengan menguasai 40% pangsa pasar beras dunia. Akibat larangan ekspor itu, harga beras dunia melonjak ke level tertinggi dalam 15 tahun dan mengejutkan pasar di tengah sudah tingginya angka inflasi pangan global.

Hoan mengatakan, naiknya harga beras dunia membuka peluang Vietnam, eksportir beras nomor tiga di dunia setelah India dan Thailand, untuk meningkatkan ekspor.

“Namun, hal itu juga memberi tekanan harga di dalam negeri, dan kami tidak tahu kapan India akan mencabut larangannya,” tambahnya.

Ekspor beras dari Vietnam dalam tujuh bulan pertama tahun ini sudah naik 21% dibandingkan tahun lalu menjadi 4,89 juta ton, demikian data pemerintah. Tahun lalu, ekspor beras total Vietnam mencapai 7,1 juta ton. AI