Wamentan: Program JUT Tingkatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyerahkan bantuan investasi pembuatan Jalan Usaha Tani (JUT) sepanjang 1,8 km dari Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) di Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), Rabu (2/8/2023).

“Bantuan Jalan Usaha Tani (JUT) dapat memacu pergtumbuhan ekonomi daerah, khususnya sektor pertanian. Apalagi jika JUT dapat menghubungkan dengan sentra pertanian, seperti perkebunan dan sawah.”

Hal itu dikemukakan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi saat meninjau program bantuan JUT sepanjang 3 kilometer di Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pekan lalu.

Wamentan mengatakan, program bantuan JUT dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya pada sektor pertanian. Apalagi, tambahnya, JUT tersebut dapat menghubungkan area perkebunan, terutama kebun kopi seluas 40 hektare (ha).

“Ini semua untuk memacu pertumbuhan daerah di sektor pangan. Kita lihat sendiri di Kabupaten Tasikmalaya ini, cukup berkembang sektor pertaniannya,” katanya.

Dia menyebutkan, jika sentra produksi pertanian tidak didukung dengan prasarana dan sarana, seperti jalan, maka hasil pertanian sulit untuk dipasarkan. Akibatnya, kesejahteraan petani sulit meningkat.

Menurut Wamentan Harvick, peningkatan sarana dan prasarana sangat penting dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, terutama dalam menghadapi cuaca ekstrem El Nino saat ini.

“Tantangan di sektor pertanian kita saat ini ialah cuaca ekstrem El Nino. Untuk itu, sarana dan prasarana pertanian sangat diperlukan,” papar Wamentan.

Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto menilai program JUT dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah bagi hasil pertanian di daerahnya.

Dia menambahkan, saat pihaknya tengah berupaya melakukan pembinaan sumber daya manusia dan kelembagaan sehingga pendapatan petani, kesejahteraan masyarakat, perekonomian daerah meningkat.

“Saya berharap dengan adanya JUT ini, kebijakan pemerintah pusat akan membumi, berbasis kepada kesulitan dan pengembangan daerah. Semoga sinergitas pusat dan daerah akan semakin terbangun,” ujarnya.

Pacu Ekspor

Sementara di Garut, Harvick Hasnul Qolbi terus mendorong komoditas pertanian Garut agar bisa ekspor. Dengan demikian, kesejahteraan petani bisa meningkat.

Di Kabupaten Garut, Harvick menyerahkan bantuan JUT sepanjang 1,8 kilometer dari Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) di Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), Rabu (2/8/2023).

“Hari ini kita saksikan pemberian investasi berupa Jalan Usaha Tani. Semoga dapat meningkatkan hasil pertanian di Kabupaten Garut, sehingga dapat menggenjot ekspor,” katanya.

Kementan, lanjutnya, telah mencanangkan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang dapat mengakselerasi ekspor pertanian, termasuk dari Garut.

Dia juga berharap indeks pertanaman (IP) dan produktivitas pertanian di Garut bisa meningkat guna memenuhi kebutuhan pangan domestik terlebih dahulu. Hal ini penting untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

“Garut ini selain menjadi sentra jagung dan hortikultura, juga punya potensi kopi yang luar biasa. Ini harus kita dorong agar bisa berorientasi ekspor,” katanya.

Penyaluran bantuan dilakukan di Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut. Diharapkan pembangunan jalan usaha tani bisa segera dilakukan. Harvick berharap keberadaan jalan usaha tani itu dapat mendorong usaha para petani.

Harvick juga berpesan kepada para petani di Kabupaten Garut untuk memahami konsep hilirisasi produk pertanian. Dengan memahami hilirisasi, para petani disebut dapat mendapat keuntungan lebih.

“Jadi, harus paham produk yang dihasilkan ini hilirasinya seperti apa. Jangan sampai kita tahu hulunya ini jenisnya apa, nanti di hilirnya apa tidak sampai mengerti,” kata Harvick.

Berdasarkan data dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Garut, bantuan yang diberikan Kementan total nilainya sekitar Rp4,5 miliar. Untuk pembangunan jalan usaha tani nilainya sekitar Rp100 juta.

Kementan juga memberikan bantuan berupa benih jagung hibrida untuk 1.000 ha dengan nilai Rp626 juta, benih padi inbrida senilai Rp550 juta, fasilitas pengembangan pertanian terpadu di dataran tinggi komoditas kentang Rp2,66 miliar, dan optimalisasi lahan kering 100 ha senilai Rp584,5 juta.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, JUT merupakan program yang strategis untuk menggerakkan hasil-hasil produksi pertanian di wilayahnya. JUT dapat mempermudah akses sarana dan prasarana pertanian menuju lahan petani.

Rudy Gunawan mengapresiasi bantuan yang diberikan Kementan untuk mendukung usaha para petani di daerahnya. Khususnya jalan usaha tani.

“Beliau (Wamentan) berkesempatan untuk melakukan pemantauan dan juga melakukan klarifikasi terhadap permohonan-permohonan jalan usaha tani. Insyaallah, akan beliau lanjutkan untuk mendapatkan pendanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya.

Bupati berharap dukungan Kementan dapat berdampak positif terhadap sektor pertanian di Kabupaten Garut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.

Tak Ganggu Produk

Wamentan Harvick menyatakan fenomena El Nino di Indonesia tidak mengganggu produksi padi dan beras petani, sehingga ketersediaan dan harga pangan di masyarakat masih terjaga stabil. “Sekarang kita mengalami kekurangan air, tapi Alhamdulillah kita masih bisa panen,” katanya.

Wamen menyatakan, El Nino belum berdampak terhadap produksi beras petani di Indonesia. Hal itu dilihatnya setelah melakukan kunjungan kerja menyaksikan panen padi sawah sawah di Dusun Petaling Jaya Kabupaten Bangka Barat.

“Hasil survei kami di setiap daerah, produksi beras kita tidak terganggu karena petani masih panen meski mengalami kekurangan air untuk pertaniannya,” ujarnya.

Menurut dia, saat ini banyak permasalahan yang dihadapi oleh para petani di tanah air, di antaranya lahan pertanian kekurangan air sebagai dampak perubahan iklim El Nino.

“Saat ini Indonesia sedang menghadapi El Nino merupakan sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya,” katanya.

Harvick Hasnul Qobli menganjurkan kepada para petani supaya dapat melakukan beragam inovasi dalam mengelola pertanian dan melakukan alih fungsi lahan dalam pemanfaatan lahan yang ada, agar berhasil menghadapi tantangan dampak dari El Nino ini.

“Kami mengajak petani untuk terus berinovasi dalam mengelola lahan pertanian, guna membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas stok dan harga pangan selama tahun politik ini,” katanya. PRP

Hadapi El Nino, Pemerintah Siapkan 500.000 Ha Lahan Pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah akan menyiapkan sekitar 500.000 hektare (ha) lahan pertanian untuk mengantisipasi dampak El Nino.

Meski demikian, dia menilai dampak dari El Nino masih belum dirasakan setelah dilakukan pengecekan di sejumlah waduk.

Kondisi air di waduk besar disebutnya masih akan bisa bertahan hingga enam bulan ke depan tanpa hujan. “Kita akan siapkan 500.000 ha untuk antisipasi El Nino,” katanya.

Oleh karena itu, Syahrul menekankan agar semua pemimpin daerah bersama-sama mempersiapkan langkah menghadapi El Nino. Fenomena El Nino ini menyebabkan terjadinya kekeringan yang bisa berdampak pada penurunan produktivitas.

El Nino diprediksi berdampak terhadap sekitar 300.000 hingga 1,2 juta ton produksi beras. “Kemungkinan kekurangan-kekurangan atau produksi yang terimbas dari El Nino itu di sekitar 300.000 ton sampai 1,2 juta ton. Kita bisa siapkan,” ujar dia.

Syahrul mengatakan, pemerintah juga telah menyiapkan lahan di enam daerah yang dijadikan penyangga untuk menghadapi El Nino. Lahan tersebut yakni di Sumut, Sumsel, tiga daerah di Jawa dan juga Sulawesi Selatan.

“Kemudian ada penyangganya Kalimantan Selatan, NTB, Banten, dan Lampung. Saya yakin kalau ini bisa bergerak, 500.000 ha sorted atau kemungkinan imbas dari El Nino ini kita bisa katakan kendalikan dengan baik,” jelas dia.

Mentan juga memastikan ketersediaan beras nasional masih aman hingga September ke depan, meskipun tengah menghadapi dampak El Nino. Dia menyebutkan, pemerintah masih memiliki kelebihan stok hingga 2,1 juta ton.

Dalam setiap bulannya, kata Mentan, masih ada panen sekitar 800.000 ha dan menghasilkan sekitar 2 juta ton beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Dari neraca pemerintah yang kami pegang berjalan cukup baik aman sampai Desember. Data paling valid yang sudah dikurasi antara data dan fakta, sampai September. Sampai September kita masih punya kelebihan stok 2,1 juta,” ujarnya. SW