Bantuan Prasarana dan Sarana Menentukan Produksi Pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, bantuan prasarana dan sarana pertanian yang diberikan pemerintah telah berdampak pada peningkatkan produksi pertanian.

“Sarana dan prasarana pertanian ini menentukan dalam peningkatan produksi pertanian yang diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan petani,” katanya.

Mentan mengatakan hal ini terkait dengan bantuan prasarana dan sarana dari Kementerian Pertanian (Kementan) kepada Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Selatan. Bantuan yang diberikan adalah alat mesin pertanian (Alsintan), bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT), optimasi lahan, dan pembangunan embung.

Selain itu juga pemberian penghargaan kegiatan perbengkelan Alsintan, berupa 1 unit Combine Harvester kepada UPJA Marga Jaya Desa Rias, bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, Desa Rias dan Desa Batu Betumpang.

Bantuan optimasi lahan rawa seluas 100 hektare (ha) di Desa Gudang, bantuan optimasi lahan rawa seluas 200 ha di Desa Fajar Indah serta bantuan embung pertanian di Desa Serdang.

Syahrul mengatakan, distribusi bantuan sudah dilakukan sejak pemerintah menetapkan darurat COVID-19. Di samping itu, Kementan juga mengakselerasi produksi pertanian, khususnya melalui kegiatan padat karya seperti perbaikan sarana irigasi, gerakan tanam, pengendalian OPT dan panen. “Semuanya mempekerjakan tenaga kerja yang kehilangan penghasilan akibat dampak ekonomi dari pandemi ini,” katanya, Selasa (30/3/2021).

Dia mengatakan, saat ini sektor pertanian memiliki banyak komponen pendukung yang peranannya sangat vital terahadap kemajuan pertanian.

“Nah, sarana dan prasarana pertanian ini menentukan dalam peningkatan produksi pertanian yang diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan petani,” tegasnya.

Berdampak Peningkatan IP

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, beberapa program yang mendukung sarana ini antara lain berupa pengembangan dan pengelolaan air, sistem pembiayaan usaha, sistem mekanisasi, fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi dan pendaftaran maupun pengawasan.

“Program itu sangat berdampak positif bagi peningkatan produk hingga kesejahteraan petani. Tercatat adanya peningkatan indeks pertanaman (IP) lahan persawahan sebanyak 0,5 di wilayah yang mengalami perbaikan irigasi,” katanya.

Selain itu, para petani juga merasa aman dalam melakukan produksi karena pemerintah sudah menyediakan layanan asuransi pertanian yang mampu menggenjot potensi lahan penghasil padi baru melalui optimasi lahan rawa di beberapa wilayah.

“Secara nyata, program tersebut telah memberi dampak terhadap peningkatan IP, penambahan luas baku lahan, penambahan luas tambah tanam, perlindungan usahatani, dan peningkatan produktivitas,” ujarnya.

Dia menyebutkan, program RJIT merupakan faktor penting dalam proses usaha tani yang memiliki dampak langsung terhadap peningkatan luas areal tanam.

“RJIT ini dialokasikan di daerah melalui dana Tugas Pembantuan. Tujuannya tentu untuk memperluas areal tanam dan peningkatan produktivitas pertanian,” jelasnya.

Sarwo Edhy menjelaskan, tidak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi yang ada. Sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menurun.

“Program RJIT diutamakan pada lokasi yang telah dilakukan SID pada tahun sebelumnya. Diutamakan pada daerah irigasi yang saluran primer dan sekundernya dalam kondisi baik. Tujuannya untuk meningkatkan Indeks Pertanaman Padi sebesar 0,5,” ujar Sarwo Edhy.

Kegiatan RJIT ini diarahkan pada  jaringan irigasi tersier yang mengalami kerusakan yang terhubung dengan jaringan utama (primer dan sekunder) yang kondisinya baik dan/atau sudah direhabilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan  Rakyat, atau Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota Urusan Pengairan sesuai kewenangannya. “Juga untuk yang memerlukan peningkatan fungsi jaringan irigasi untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi dan layanan irigasi, serta untuk jaringan irigasi desa,” sebutnya.

“Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas,” tambahnya.

Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid menyerahkan Penghargaan Alsintan combine harvester kepada UPJA Margajaya Desa Rias serta penyerahan simbolis kegiatan APBN Tahun Anggaran 2021. Dengan adanya tambahan 1 unit combine harvester diharapkan dapat membantu petani di saat panen, sehingga capaian produktivitas, baik kualitas maupun kuantitas, menjadi maksimal.

“Sehingga Kabupaten Bangka Selatan sebagai daerah penghasil beras atau lumbung padi di Provinsi Bangka Belitung, dapat berkontribusi dalam mendukung program swasembada beras,” ungkapnya.

Riza juga mengatakan, tujuan kegiatan sarana dan prasarana, terutama rehabilitasi jaringan irigasi tersier, dapat meningkatkan fungsi layanan irigasi dan meningkatkan luas areal tanam.

Adapun kegiatan RJIT, Optimalisasi Lahan, dan Embung Pertanian yang diserahkan pemerintah kepada masyarakat Gapoktan diseluruh Kabupaten Bangka Selatan, tujuannya meningkatkan  fungsi jaringan irigasi.

“Sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi, meningkatkan luas areal tanam dan indeks pertanaman, serta meningkatkan partisipasi P3A, GP3A, Poktan, Gapoktan dalam pengelolaan jaringan irigasi,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, drh. Suhadi mengatakan, dengan adanya penyerahan bantuan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Semoga apa yang diterima ini bisa dimanfaatkan secara baik, sehingga pertanian kita lebih maju dan lebih berkembang memberikan kersejahteraan bagi kita semua,” kata Suhadi. PSP

Pemkab Gianyar akan Rehabilitasi 20 Irigasi Tersier

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar, Provinsi Bali, tahun 2021 akan merehabilitasi sedikitnya 20 unit irigasi tersier. Lokasinya terletak di 7 kecamatan. Meskipun di Kabupaten Gianyar,  tidak ada lahan pertanian yang kekeringan, namun stabilitas debit air menjadi perhatian serius Pemkab Gianyar.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, keberhasilan peningkatan produksi pangan ini ditentukan lancarnya pasokan air irigasi yang berfungsi dengan baik. “Dengan melakukan perbaikan dan peningkatan fungsi jaringan irigasi, maka layanan irigasi ini diharapkan mampu menambah luas areal tanam, sehingga produktivitas pertanian pun meningkat,” ujarnya.

Dia menyebutkan, pengelolaan air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai.

“Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa bendungan, bendung, saluran primer, saluran sekunder, boks bagi, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani,” katanya.

Sementara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menjelaskan, Program RJIT diutamakan pada lokasi yang telah dilakukan SID pada tahun sebelumnya.

Kegiatan diutamakan pada daerah irigasi yang saluran primer dan sekundernya dalam kondisi baik. Tujuannya untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) Padi sebesar 0,5.

Sarwo menyebutkan, kegiatan RJIT ini diarahkan pada  jaringan irigasi tersier yang mengalami kerusakan yang terhubung dengan jaringan utama (primer dan sekunder). “Selain untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi dan layanan irigasi, serta untuk jaringan irigasi desa,” katanya.

Kabid Sarana Prasarana Pertanian, I Nyoman Tri Budi mengungkapkan, guna mempercepat aliran air ke lahan subak, irigasi diperbaiki agar tidak ada lahan pertanian mengalami kekeringan, “Kondisi saluran irigasinya parah sekali, hingga debit airnya mengecil, beruntung belum ada sampai kekeringan,” ungkapnya.

Dia mengatakan, perbaikan saluran irigasi ini paling banyak ada di Kecamatan Tegalalang dan Payangan. Hal ini karena terkait dengan luas lahan pertanian, minimal 50 hektare (ha) dengan anggaran sebesar Rp1,5 miliar. “Kondisinya saat ini parah, karena itu kita perbaiki saluran irigasi langsung ke pemilik lahan, karena debit air makin tahun makin turun,” ungkapnya.

Selain perbaikan saluran irigasi, juga dilakukan pembuatan dua Dam Parit, serta pembuatan saluran irigasi perpipaan di dua desa, yakni Subak Temsi, Kecamatan Gianyar dan di Subak Klusa, Kecamatan Payangan.

Sedangkan untuk  jalan usaha tani, dilakukan di empat subak di Desa Babakan Gianyar. Yakni subak Angkling, Babakan, Leba dan Sema. “Anggarannya per unit untuk jalan usaha Rp195 juta, dan Dam Parit Rp120 juta. Semua sifatnya bansos,” jelasnya. PSP