BPDP dan Ditjenbun Gandeng LPP Agro Nusantara Latih Ribuan Petani Sawit Swadaya

LPP Agro Nusantara kembali menjadi mitra fasilitator bagi program pelatihan untuk ribuan petani sawit swadaya di dalam negeri yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian di tahun 2025.
“Tahun 2025 ini , BPDP menargetkan pelatihan bagi 10.786 peserta dari 17 provinsi penghasil sawit. Dari jumlah itu, LPP Agro Nusantara mendapat mandat untuk melatih 2.066 peserta, meningkat dari 1.339 peserta pada tahun 2024,” kata Direktur LPP Agro Nusantara Pranoto Hadi Raharjo, di Jakarta, Kamis (11/09/2025).
Menurutnya, sejak tahun 2016, BPDP mempercayakan LPP Agro Nusantara sebagai salah satu penyelenggara pelatihan SDM sawit. LPP yang berdiri sejak 1950 ini memiliki rekam jejak panjang dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja perkebunan, baik pada level teknis maupun manajerial.
“Pelatihan tahun ini dilaksanakan dalam 71 kelas, mencakup 11 jenis pelatihan teknis dan manajerial, yang tersebar di 9 provinsi yakni , Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, Papua Barat, dan Sulawesi Barat,” papar Pranoto.
Direktur Penyalur Dana sektor Hilir BPDP Mohammad Alfansyah, menjelaskan, program pelatihan yang dicanangkan BPP dan Ditjenbun ini bertujuan meningkatkan produktivitas lahan sawit rakyat yang masih rendah.
Produksi Crude Palm Oil (CPO) dari kebun rakyat rata-rata baru mencapai 3–4 ton per hektar per tahun, jauh di bawah produktivitas kebun milik perusahaan swasta maupun BUMN. Salah satu faktor utama yang memengaruhi adalah keterampilan dan kompetensi pekebun sawit swadaya yang masih perlu ditingkatkan.
Alfansyah mengatakan, program ini didanai dari pungutan ekspor sawit, dan disalurkan untuk beragam kegiatan strategis, mulai dari peremajaan sawit rakyat, peningkatan sarana prasarana, penelitian, hingga hulu – hilirisasi sawit.
Untuk aspek pengembangan SDM, BPDP rutin menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan bagi pekebun, koperasi (KUD), hingga perangkat pendamping daerah. “Tujuan utama dari program pengembangan SDM adalah menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar dapat memenuhi kebutuhan kriteria industri kelapa sawit berkelanjutan, ” ujar Mohammad Alfansyah .
Sementara itu, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Direktorat Jenderal Perkebunan Baginda Siagian, menjelaskan, p ara peserta pelatihan yang berasal dari berbagai wilayah penghasil sawit ini mengikuti pelatihan melalui undangan berdasar Data Rekomendasi Teknis (rekomtek). Rekomtek berisi daftar peserta ini diajukan oleh Dinas Perkebunan masing-masing wilayah yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.
“Dari data peserta yang diajukan Dinas Perkebunan itu, kemudian diverifikasi lagi sehingga didapat jumlah peserta yang dapat mengikuti program pelatihan ini,” ucapnya.
Bagianda Siagian optimis dengan adanya pelatihan ini, para pekebun sawit ratkyat nantinya akan mampu melakukan tatakelola budidaya kelapa sawit lebih baik lagi sehingga mampu meningkatkan produktivitas kelapa sawit mereka.
Teori dan Praktik
Pada kesempatan yang sama, Pranoto menyatakan, dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya mendapatkan materi klasikal di dalam kelas, tetapi juga praktik langsung di lapangan. Materi yang disampaikan mencakup budidaya sawit berkelanjutan, panen dan pascapanen, pengelolaan kelembagaan, administrasi keuangan, promosi hasil sawit, hingga pemetaan lokasi perkebunan.
“ Melalui bentuk pelatihan seperti ini, pekebun tidak hanya mengerti secara teori, tetapi juga mampu mempraktikkannya di kebun masing-masing,” jelas Pranoto.
Setelah mengadakan pelatihan, Pihak LPP Agro Nusantara juga terus melakukan komunikasi dengan peserta pelatihan dan dinas terkait untuk mendapatkan bahan masukan dan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Buyung N