Keputusan pemerintah membanjiri pasar dengan daging kerbau India berdampak buruk terhadap peternak sapi dalam negeri maupun bisnis feedloter (penggemukan sapi). Pemotongan di RPH merosot sampai 40%. Yang lucu, meski daging kerbau sudah digelontor, harga daging sapi di pasar masih tetap tinggi, sekitar Rp120.000/kg. Ada apa?
Inilah anomali pasar daging di dalam negeri. Ketika daging kerbau asal India, negeri yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), dibebaskan masuk dan menyerbu pasar becek dan modern di dalam negeri, harga daging sapi ternyata tak juga beranjak turun. Di DKI Jakarta, harga daging sapi segar secara rata-rata masih Rp117.000/kg. Bahkan, menjelang Lebaran kemarin, harga sempat tembus Rp130.000/kg.
Padahal, Perum Bulog sejak Agustus 2016 telah diberi jatah impor 70.000 ton daging kerbau India sampai Mei 2017 dan ditambah lagi 30.000 ton sampai Juni 2017. Sampai akhir tahun 2017, Bulog secara total masih menyisakan izin impor sekitar 51.000 ton.
Berbeda dengan harga daging yang bergeming di posisi tinggi, serbuan daging kerbau India malah menghantam peternak rakyat dan bisnis penggemukan sapi (feedloter). Direktur Utama PD Dharma Jaya, Marina Ratna mengaku pemotongan sapi di RPH Dharma Jaya menurun sampai 40% selama H-3 sampai H-1 Lebaran. Jika sebelumnya pemotongan sehari rata-rata 500-660 ekor sapi, “Kemarin itu hanya 300-400 ekor saja. Hal itu juga terjadi pada saat munggah Ramadhan,” ujar Marina. Dharma Jaya adalah pengelola rumah potong hewan (RPH) milik Pemda DKI Jakarta.
Menurutnya, penurunan terjadi karena pedagang daging lebih memilih membeli daging kerbau India. Hal itu berimbas pahit ke perusahaan penggemukan sapi karena permintaan pemotongan berkurang. Hal yang sama dialami peternak rakyat. Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana menyebut kebijakan impor daging kerbau menekan harga peternak lokal.
“Ada indikasi harga sapi lokal saat ini turun hingga 50%, bahkan tingkat pemotongan sapi lokal di rumah potong hewan (RPH) menurun hampir 50% karena diisi daging sapi India,” kata Teguh di Jakarta, Jumat (7/7/2017).
Anehnya, Kementerian Pertanian menilai beleid impor daging kerbau India bukan ancaman bagi peternak sapi lokal. Alasannya, impor tersebut bersifat sementara. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, jika harga sudah stabil dan produksi daging dalam negeri meningkat, maka kebijakan itu akan dievaluasi lagi. Pertanyaannya, kapan itu, Pak? AI