Realisasi penyaluran pupuk subsidi hingga 17 Mei 2020 sudah mencapai 3.678.006 ton atau sekitar 46,2% dari alokasi sebesar 7,9 juta ton. Hingga saat ini, persediaan pupuk subsidi tidak mengalami hambatan. Stok tersedia lebih dari cukup.
Stok pupuk subsidi hingga 5 Juni 2020 berdasarkan data PT Pupuk Indonesia tercatat, pupuk urea sebanyak 1.188.069 ton dengan rincian di lini I terdapat sebanyak 522.206 ton, lini II 102.985 ton, lini III 468.595 ton dan lini IV 94.283 ton.
Untuk jenis NPK, stok tersedia sebanyak 387.971 ton, SP-36 stok tercatat sebanyak 112.085 ton, pupuk ZA stok tersedia 145.941 ton dan pupuk organik stok tercatat 105.770 ton.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pernah mengatakan, pupuk merupakan faktor penting dalam menghasilkan produksi pangan berkualitas. “Kita tentu ingin mendapatkan bahan pangan berkualitas dan produksi yang terus meningkat. Untuk itu, kita terus mendistribusikan pupuk ke petani di seluruh Indonesia dengan harapan petani bisa terus menanam dengan baik,” katanya.
Secara keseluruhan, jumlah pupuk subsidi yang telah terdistribusi mencapai 46,27%. Tahun 2020, Kementan menargetkan distribusi 7.949.303 ton pupuk bersubsidi ke seluruh Indonesia.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Sarwo Edhy berharap, pupuk-pupuk yang telah terdistribusi bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
“Kementan saat ini menggerakan percepatan tanam untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Kita dari PSP mendukung program-program tersebut dengan terus mendistribusikan pupuk. Sehingga, petani bisa tanam terus, dan produksi bahan pangan bisa terus tersedia,” tegasnya.
Dia mengatakan, pupuk bersubsidi tersebut bisa diperoleh sesuai dengan e-RDKK yang telah diajukan. Pihaknya juga menegaskan, sesuai Permentan No.10/2020, pupuk bersubsidi diperuntukan bagi petani yang bergabung dalam kelompok tani (Poktan) dan yang telah menyusun e-RDKK.
“Alokasi pupuk bersubsidi harus diawasi agar tepat sasaran dan efisien. Distribusi penyaluran pupuk bersubsidi harus didukung data akurat berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK),” katanya.
Percepatan Tanam Jatim
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi menyatakan, stok pupuk bersubsidi untuk Provinsi Jawa Timur sampai dengan hari ini, Kamis (4/6/2020) sebanyak 137.219 ton. Angka ini dua kali lipat dari ketentuan minimum pemerintah sebanyak 64.660 ton.
Ini sesuai dengan keinginan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dalam mempercepat masa tanam padi selama musim tanam kemarau di enam daerah di Jatim. Upaya ini untuk menjaga ketahanan pangan nasional, terutama di masa pandemi virus korona (COVID-19).
Stok pupuk di Petrokimia untuk jenis Urea sebanyak 28.322 ton, ZA 38.257 ton, SP-36 25.992 ton, NPK Phonska 31.522 ton, dan Petroganik 13.126 ton. “Untuk penyalurannya kami menyesuaikan alokasi pupuk subsidi yang telah ditetapkan dalam SK Dinas Pertanian setempat,” katanya.
Adapun enam daerah di Jatim yang dimaksud adalah, Kabupaten Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban dan Tulungagung. Sementara percepatan masa tanam yang dimaksud Khofifah, harus didukung kesiapan peralatan pra panen, pendistribusian benih dan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani.
Rahmad menjelaskan, sebagai upaya mendukung program percepatan tersebut, pihaknya siap memberikan pengawalan komprehensif. Ini dilakukan dengan menjamin ketersediaan stok dan penyaluran pupuk bersubsidi, hingga menghadirkan layanan dan produk pendukung lainnya.
Penyaluran pupuk dikawal oleh Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) Petrokimia yang tersebar di berbagai kabupaten di Jatim. “Dalam penyalurannya, perusahaan memegang teguh prinsip 6 tepat, yaitu tepat harga, tepat tempat, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis dan tepat waktu,” katanya.
Rahmad lantas menegaskan kepada seluruh distributor dan kios resmi, untuk senantiasa mematuhi seluruh peraturan yang berlaku. Serta tidak terlibat dalam penyelewengan, penimbunan, atau menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Adapun HET pupuk bersubsidi, pupuk Urea Rp90.000/zak (50 kg) atau Rp1.800/kg, pupuk NPK Phonska Rp115.000/zak (50 kg) atau Rp2.300/kg, dan pupuk organik Petroganik Rp20.000/zak (40 kg) atau Rp500/kg.
Kemudian, pupuk ZA Rp70.000/zak (50 kg) atau Rp1.400/kg, dan pupuk SP-36 Rp100.000/zak (50kg) atau Rp2.000/kg. “Petrokimia Gresik tidak akan segan untuk memberhentikan kerja sama distribusi, jika distributor atau kios resmi terbukti melakukan kesalahan,” tegas Rahmad.
Selain kewajiban menyediakan pupuk bersubsidi, Petrokimia Gresik juga menyiapkan stok pupuk nonsubsidi sebagai solusi bagi petani yang kebutuhan pupuknya tidak teralokasi dalam skema subsidi. Termasuk menyediakan produk pengendalian hama bagi petani melalui anak perusahaan (Petrokimia Kayaku dan Petrosida Gresik).
“Semoga berbagai upaya solutif Petrokimia Gresik dapat mendukung program percepatan musim tanam Gubernur Jatim sehingga dapat menjaga stok pangan nasional di tengah pandemi,” pungkasnya.
New Normal
Sementara lima produsen pupuk yang merupakan entitas bisnis dari PT Pupuk Indonesia (Persero) siap menerapkan pedoman New Normal dengan tetap memberlakukan prosedur pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan operasional kerja dan pabrik.
Kelima produsen pupuk tersebut adalah PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Iskandar Muda Aceh dan PT Petrokimia Gresik.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Aas Asikin Idat mengatakan, sejak awal Pupuk Indonesia telah mengarahkan para produsen pupuk untuk menjalankan langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan operasional kerja dan pabrik masing-masing perusahaan.
Ini antara lain pengaturan shift di pabrik, pemeriksaan kesehatan bagi karyawan dan tamu yang memasuki area pabrik dan kantor, penyediaan APD lengkap di pabrik dan kantor, tambahan wastafel di area strategis, hingga kebijakan kerja dari rumah untuk karyawan tertentu dan yang memiliki kondisi khusus, serta pembatasan kedatangan tamu dan pembatasan perjalanan dinas.
“Langkah preventif tersebut sebagai upaya nyata Pupuk Indonesia Grup melindungi seluruh karyawan dan menjamin kelangsungan operasional perusahaan demi menjaga penugasan dari pemerintah dapat berjalan lancar dan normal,” kata Aas dalam keterangan tertulis, Kamis (28/5/2020).
Khusus untuk karyawan pabrik, perusahaan turut menyediakan makanan dan vitamin guna menjaga kesehatan para personel. Pegawai pun diwajibkan segera melakukan rapid test, medical check–up, vaksin pneumonia dan vaksin influenza. Pupuk Indonesia juga telah menyiapkan berbagai protokol yang mencakup berbagai aspek bisnis perusahaan, termasuk penerapan physical distancing di ruang kerja.
“Perlahan-lahan semua aspek kegiatan akan dinormalkan kembali, termasuk jumlah karyawan yang masuk kerja, dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat dan tentunya menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah,” jelas Aas. Pupuk Indonesia juga telah mengoptimalkan teknologi digital di berbagai aspek bisnis, baik itu untuk kegiatan rapat, administrasi, keuangan hingga kegiatan pemasaran. “Khusus untuk aspek produksi, kami telah mengembangkan teknologi Digital Fertilizer untuk memonitor segala aspek performance pabrik,” kata Aas. PSP