Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Pangan kembali mengadakan Gelar Potensi Pertanian di lapangan Balai Kota Yogyakarta pada 15-17 September 2023. Gelar Potensi Pertanian (GPP) merupakan kegiatan yang menampilkan semua potensi pertanian perkotaan. Kegiatan tahunan ini telah diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan sejak tahun 2017.
Keberadaan GPP sangat ditunggu-tunggu oleh para petani dan masyarakat Kota Yogyakarta. Bagi petani ini sebagai ajang dan wadah untuk menampilkan beberapa unggulan, inovasi dan kegiatan dan binaan dari Dinas. Sedangkan bagi masyarakat khususnya para pecinta tanaman, baik tanaman produksi maupun tanaman hias, ini kesempatan untuk berburu tanaman lokal dengan harga yang lebih murah. Itulah sebabnya tahun ini GPP banyak menampilkan kegiatan petani dan pengolah hasil pertanian di Kota Yogyakarta. Tujuannya adalah sesuai dengan misi Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu mengembalikan geliat ekonomi dari sektor pertanian yang selama ini telah terpuruk akibat Covid 19. Dalam gelaran GPP masyarakat akan mendapatkan Atraksi, Edukasi, Visualisasi, Sosialisasi
“Gelar Potensi Pertanian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi masyarakat Kota Yogyakarta dalam hal pertanian perkotaan, mengembangkan inovasi serta menyebarluaskan ilmu, teknologi, metode dan manajemen pertanian perkotaan, meningkatkan profesionalisme petani perkotaan, meningkatkan kebanggaan dan semangat pertanian di perkotaan, membangun jejaring kerjasama antar petani Kota Yogyakarta, meningkatkan kesejahteraan petani, menampilkan keberhasilan dan kemampuan petani perkotaan, memfasilitasi petani Kota Yogyakarta dalam menampilkan inovasi produk pertanian perkotaan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota, Suyana.
GPP tahun ini secara umum mengambil tema Tabulampot (tanaman buah dalam pot), yang dewasa ini sedang marak dikembangkan oleh masyarakat di Kota Yogyakarta. Dengan jargon isa nandur, isa manen, isa ngedol (bisa menanam, bisa memanen, bisa menjual). Hal tersebut sejalan dengan upaya mengatasi kendala keterbatasan lahan di kota Yogyakarta. Masyarakat akan diedukasi bagaimana menanam di media yang terbatas tetapi tetap bisa berbuah dan menghasilkan
“Karena itu, dilangsungkan pula kontes tabulampot sebagai upaya edukasi untuk penduduk yang ingin bercocok tanam namun terkendala keterbatasan lahan. Dengan tabulampot harapan kita warga Kota Yogyakarta bisa panen buah di halamannya sendiri. Dimana buah atau sayur yang dihasilkan selain bisa dijual, juga sebagai upaya meningkatkan kebutuhan pangan dan gizi keluarga” jelas Suyana.
Berbagai tabulampot yang ditampilkan antara lain Jeruk, Melon, Jambu, Mangga, Strawberi, Sawo, Pisang, Jambu, Anggur dan juga jenis anggur yang jarang dilihat seperti Anggur Brasil. Di event GPP ini, masyarakat juga bisa berkonsultasi terkait tabulampot.
Gelar Potensi Pertanian Kota Yogyakarta tahun 2023 menampilkan sekitar 50 stand; terdiri dari forum gapoktan kemantren, seluruh gabungan kelompok tani yang ada di kemantren, asosiasi dan komunitas petani kota: APSKY, APAKY, Olahan, Tabulampot, Aglaonema, dan Komda Petani milenial, OPD mitra DPP: Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, Dinas PKU, Kemenag DIY, BMKG, BPSIP, BULOG dan BP3MBTP, sekolah dan kampus mitra Dinas: UGM, UPN, UST, UKDW, Polbangtan, SMKN 1 Pandak dan SMKN 1 Trucuk, mitra binaan dinas dan sektor swasta: KTNA, Koperasi madani, Sunpride, Panah Merah dll. Turut ambil bagian untuk menonjolkan produk-produk pertanian unggulan, maupun hasil olahannya. Aneka ragam jenis makanan tradisional hasil olahan produk pertanian, layaknya dawet terong, pecel, serta kue-kue jadul, tersaji di evet tersebut. GPP ini semakin meriah dengan adanya berbagai kontes seperti; kontes tabulampot, Anggrek, Aglonema, gelaran talkshow inspiratif serta festival petani cilik. Disamping itu GPP juga menampilkan tanaman buah bersertifikat produk Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta.
“Tanaman bersertifikat artinya tanaman sudah berlabel memiliki jaminan mutu, kualitas. Kuality kontrolnya ada di kami. Kami akan membimbing tanaman bersertifikat ini secara online dan itu sudah kita siapkan, kalau membeli tanaman yang bersertifikat (berlabel biru) silahkan ditanam dan bisa berkembang,” katanya.
Beberapa tanaman unik juga bisa ditemukan di GPP ini seperti; Anggur Brazil, anggur ini pohonnya beda dengan anggur umumnya dan buahnya menempel pada dahan, batang. Brambang Kuncir, karena daun brambangnya harus diikat supaya tidak ambyar. Dan juga pisang Kreas yang tandannya keluar dari bawah, pisang Lase yang dalam satu pohon bisa keluar 2-3 tandan.
“Tanaman pisang memang andalan dari kami. Pisang Lase ini memang beda. Kalau di kampung ada pisang tandannya keluar dua dianggap mistik. Tapi ini bukan mistis-mistisan, pisang Lase dalam 1 pohon akan keluar 2-3 tandan. Tidak ada yang mistis disini. Karena memang varietasnya. Dan kalau itu dikelola dengan baik, akan menguntungkan,” tegasnya
Sementara itu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Yogyakarta Kadri Renggono yang mewakili Pj Walikota mengatakan Kota Yogyakarta tidak memiliki banyak sumber daya pertanian. Lahan pertanian di Kota Yogyakarta cukup sempit, yaitu hanya seluas 50 hektare.
“Namun sempitnya lahan pertanian kiranya tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak bersikap optimis dalam mengembangkan dunia pertanian, pangan dan tanaman hias,” kata Kadri saat membuka Gelar Potensi Pertanian Yogyakarta
Kreativitas warga Kota Yogya di sektor pertanian tidak perlu diragukan, karena telah terbukti melalui kesuksesan pengembangan program lorong dan kampung sayur sejak tahun 2017 silam. Yang awalnya berjumlah 69 titik, kini sudah 115 titik lorong dan kampung sayur. Dan pada tahun 2022 lalu, lorong dan kampung sayur membawa Kota Yogya meraih status terbaik pertama dalam ajang Penghargaan Pembangunan Daerah.
“Selain lorong dan kampung sayur, kota Yogyakarta juga mempunyai banyak insan-insan pembudidaya tanaman hias seperti Anggrek yang bisa mengolah dan menciptakan produk-produk inovatif dan unggulan di seluruh penjuru wilayah,” kata Kadri
Lebih lanjut Kadri menyampaikan, bahwa semua memiliki keyakinan dengan kerja keras, kreativitas dan inovasi yang tinggi, dengan sinergi kerjasama yang harmonis, antar pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat luas, kesemuanya itu dapat dikembangkan menjadi produk pertanian yang memiliki manfaat bagi masyarakat, melakukan kegiatan usaha peningkatan kesejahteraan.
Pihaknya berharap Gelar Potensi Pertanian Kota Yogyakarta dapat menjadi spirit bagi para penggiat dunia pertanian, tanaman hias dan satwa. Termasuk terus giat memelihara dan merawat lahan masing-masing untuk menanam berbagai tanaman. Penyelenggaraan Gelar Potensi Pertanian ini hendaknya dapat dimanfaatkan untuk silaturahmi antara segenap pembudidaya, pembeli, serta penggemar dunia pertanian dan pangan.
“Terutama agar tercipta ide-ide baru yang kreatif terkait pengembangan dunia pertanian dan pangan,” terangnya.
Tentu perlu dukungan seperti dari Balai Sertifikasi. Kata Kadri, kalau sudah bersertifikat itu menjadi lebih mudah, tidak banyak perdebatan. Pasti itu sudah teruji, karena untuk mendapatkan sertifikat itu harus diuji dan tahapannya juga tidak mudah. Harus bisa menunjukkan bukti apa yang sudah dikerjakan, apa yang sudah dilakukan terutama dalam bidang pertanian. Dan itu memang sudah benar-benar sesuai dengan standar-standar yang dibutuhkan.
Dengan tema Tabulampot (tanaman buah dalam pot), Kadri menjelaskan tabulampot itu untuk mengatasi keterbatasan lahan, dan masyarakat diedukasi bagaimana menanam dimedia yang sangat terbatas, tetapi bisa berbuah dan menghasilkan. Harapannya warga bisa memetik buah di halamannya sendiri.
Gelar Potensi Pertanian dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota dan pejabat lain terekait dengan memanen Strawberry, memanen Selada dan membunyikan bunyi-bunyian. *** Anna Zulfiyah