Humas Corong Terdepan Mengawal Program Pertanian

Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng,

Humas adalah suatu lembaga memegang peranan penting dalam mengkomunikasikan kebijakan dengan masyarakat baik melalui media cetak dan elektonik (televisi dan online). Hal ini pula yang dilakukan Jumas Kementerian Pertanian (Kementan).

Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan nampaknya paham betul dengan posisi penting Humas (Hubungan Masyarakat) dan Informasi Publik, dalam penyampaian informasi kepada masyarakat luas melalui pemberitaan positif tentang keberhasilan pembangunan pertanian.

Dengan informasi tersebut, tentunya, diharapkan dapat mendorong partisipasi masyarakat agar turut serta dalam menciptakan pembangunan pertanian yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Agung Hendriadi mengatakan, Kementan telah menempatkan posisi Humas dan Informasi Publik sebagai corong atau garda terdepan dalam mengawal, mempercepat dan mensukseskan kebijakan dan program.

“Bahkan berkontribusi sampai pada mengimplementasikan program pembangunan pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani,” katanya.

Pria kelahiran Blora, 2 Agustus 1961 ini, mengatakan karena posisi Humas dan Informasi Publik menjadi terdepan, maka publikasi yang disampaikan kepada masyarakat terkesan hanya pencitaraan.

Padahal, lanjut bapak dua anak ini, kenyataan yang dilakukan Kementan memang menakjubkan terutama dalam meningkatkan produksi pangan strategis.

Putra bapak Jaksa Santoso (alm) ini menyebutkan dalam dua tahun terakhir, produksi 13 komoditas strategis meningkat. Produksi padi naik 8,4  juta ton setara Rp 38,5 trlliun. Produksi jagung naik 4,2 juta ton senilai Rp 15,9 triliun.

“Capaian-capaian tersebut telah membawa Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan pangan yakni tidak impor beras, bawang, dan cabai. Sementara impor jagung turun secara signifikan mencapai 66,6% di tahun2016 dan tidak akan impor di tahun 2017,” kata Agung, kepada Agro Indonesia, di ruang kerjanya. Berikut petikan wawancanya.

Apa ada hubungan antara pencapaian produksi 13  komoditas strategis dengan Humas dan Informasi Publik?

Hubungan ada dong pak! Pencapaian ini pastinya karena Humas dan Informasi Publik yang proaktif dan responsible membangun pemberitaan dan informasi secara terbuka melalui media cetak, online, dan media sosial, sehingga memberikan semangat bagi semua pihak untuk bekerja keras mengimplementasikan program sesuai target.

Bisa Anda berikan contoh?

Ketika program pertanian biasa-biasa saja dikerjakan, dengan keterbukaan informasi dan penderasan pemberitaan, semua unsur di Kementan dan pihak terkait menjadi terbangun dan tidak lagi bekerja biasa-biasa saja, tapi bekerja keras dan cepat.

Oleh karena itu, peran Humas dan Informasi Publik harus cepat dalam merespon dan memberikan informasi kepada masyarakat. Masyarakat tidak boleh mengalamin kesulitan dalam menemui Humas.

Tujuannya?

Ya, tidak lain agar, masyarakat menjadi tahu akan kerja nyata pembangunan pertanian selama dua tahun pemerintahan Jokowi-JK dan tidak mudah diasupi berita-berita hoax yang melencengkan fakta kinerja Kementan.

Ada anggapan sebagian masyarakat, informasi yang disampaikan Humas, adalah pencitraan. Bagaimana Anda menyikapinya?

Saya harus akui memang banyak nada sinis dan ketidakan percayaan masyarakat terhadap hasil kerja Kementan sekarang. Mereka ini adalah orang-orang yang sebenarnya tidak tahu dan tidak paham dengan pencapaian yang sudah dicapai.

Dalam hal ini, saya tidak mesti menanggapi semua isu-isu tersebut. Saya mesti pilih-pilih, isu mana yang ditanggapi. Kalau di media sosial seperti whatshap, facebook, cenderung tidak ditanggapi. Tapi kalau teman-teman kurang puas, silahkan datang ke saya untuk berdiskusi.

Nah, tadi pagi, misalnya, pihak FAO, mengatakan di televisi, harga beras di Indonesia, termahal di Asia. Ini langsung saya tanggapi. Kami kirim surat dengan melampirkan data-data tentang harga beras di Asia. Justru data yang kami punya, harga beras di Indonesia paling murah.

Anda jelaskan soal bantuan beras ke Somalia yang di klaim Kementan itu sebenarnya, bagaimana?

Iya. Bantuan beras ini dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aksi Cepat Tanggap. Lembaga ini yang mengkoordinir bantuan-bantuan beras dari masyarakat Indonesia untuk di sumbangkan ke Somalia.

Yang kami maksudkan, dengan terkumpulnya beras 1000 ton, membuktikan produksi beras Indonesia, itu memang ada dan tersedia. Ketersediaan beras itu karena Kementan dan jajarannya berhasil meningkatkan produksi. Kementerian bekerja kan untuk masyarakat Indonesia, bukan untuk  Kementan saja. Bantuan beras ke Somalia itu bantuan masyarakat Indonesia, melalui ACT.

Anda ini memposisikan Humas dan Informasi Publik, Kementan seperti PR (Public Relation) perusahaan. Bisa dijelaskan maksudnya, bagaimana?

Setiap esselon I di Kementan ini, ada humasnya. Sejak menjabat sebagai Kepala Biro, saya ingin menjadikan Humas ini seperti PR perusahaan swasta, dimana semua informasi lewat satu pintu, sehingga informasi yang disampaikan kepada masyarakat sama.

Saya tidak mau data yang disampaikan Menteri Pertanian, beda dengan data yang diungkapkan esselon I. Ini lah yang saya lakukan, sehingga opini yang keluar dari Kementan adalah sama.

Allahamdulilah juga, semua  esselon I mendukung. Misalnya, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, mau mengadakan konperensi pers, maka bahan-bahan harus Humas setujui terlebih dahulu. Tujuannya hanya satu yaitu data-data yang disampaikan sama.

Lalu kendala yang Anda rasakan, apa?

Saya merasakan kendala-nya terletak pada  Sumber Daya Manusia (SDM). Teman-teman di Humas, banyak tidak menguasai opini dan isu. Kedepan, secara bertahap harus kita tingkatkan kemampuannya. Jamalzen