Impor Beras Lagi?

Di tengah ancaman El Nino yang membayang dan bencana banjir yang terjadi awal tahun, plus turunnya target produksi gabah 2014, pemerintah menegaskan tidak akan mengimpor beras tahun ini. Persoalannya, mampukah Bulog mencapai target pengadaan beras dalam negeri 3,85 juta ton, yang sampai Juni ini baru terserap 1,938 juta ton?

Fenomena alam El Nino yang diperkirakan terjadi tahun ini menjadi tantangan berat Kementerian Pertanian. Pasalnya, target produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 76 juta ton — yang sudah direvisi jadi 73 juta ton — pun diakui masih sulit dikejar jika anomali iklim yang menyebabkan kekeringan itu benar-benar kuat melanda.

Kementerian Pertanian juga sudah mengantisipasi melalui pembuatan embung dan meminta petani memanfaatkan embung yang ada. Bahkan, pemerintah juga sudah menyediakan dana Rp2 triliun jika terjadi gangguan stabilitas pangan, baik akibat cuaca ekstrem maupun gangguan lainnya.

Namun, ancaman terhadap produksi beras tetap terbaca. Menteri Pertanian Suswono menyatakan, jika El Nino terjadi sebaiknya petani menanam palawija. “Menghadapi El Nino, kita harapkan petani lebih banyak menanam palawija dibandingkan padi,” katanya.

Sejauh ini, Perum Bulog mengaku penyerapan beras dalam negeri masih normal. Pola penyerapan beras juga tidak ada perubahan. Kesimpulannya? “Bulog merasa belum perlu melakukan impor karena semuanya berjalan lancar,” ujar Dirut Bulog Sutarto Alimoeso di Jakarta, Jumat (13/06/2014). Stok beras yang sudah masuk gudang Bulog, katanya, sebesar 1,938 juta ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan beras sampai awal 2015.

Bulog boleh saja optimis, meski volume itu hanya separuh dari target pengadaan tahun ini sebesar 3,85 juta ton. Sanggupkah Bulog menyerap beras separuh lagi di musim panen gadu (kemarau) yang harganya relatif lebih mahal? Pasalnya, daya serap musim panen rendeng (hujan) — yang mencapai 60% dari total produksi beras nasional — saja tak maksimal.

Itu sebabnya, Indonesia diperkirakan ekonom senior FAO, David Dawe bakal impor beras. Menurut data Departemen Pertanian AS (USDA), negeri ini bakal mengimpor 1,5 juta ton beras pada tahun pemasaran 2013-2014 (Januari-Desember 2014). Alasannya? Bulog tak sanggup memenuhi target pengadaan dalam negeri, di mana serapan Maret hanya 86.000 ton, turun 80% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 440.000 ton. Nah, kabarnya, keputusan impor atau tidak itu memang akan diketahui setiap Juni. AI