IPTEK Optimalkan Pemanfaatan Kayu

Industri plywood

Peran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat dibutuhkan untuk memastikan kayu bisa dimanfaatkan secara efisien dan optimal. Pasalnya, meski merupakan sumber daya yang dapat diperbarui, kayu dipanen dari hutan yang memiliki fungsi strategis dalam menyangga kehidupan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (FORPRO) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Wening Sri Wulandari menyatakan kayu sebagai material terbarukan, perlu dimanfaatkan dengan optimal.

“Peran IPTEK dalam hal ini menjadi sebuah keharusan untuk bisa diaplikasikan. Selain mampu memberikan nilai tambah, juga mendorong efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan,” katanya saat membuka Seminar Nasional Hasil Hutan 2020 seri tematik Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) XXIII, Rabu (2/9/2020).

Wening menambahkan, pemanfaatan hasil hutan harus dikelola secara komprehensif. Mulai dari pengolahan pasca panen sampai aspek penguatan industri agar produk yang dihasilkan memiliki daya saing yang kuat. Wening juga menekankan tentang pentingnya dukungan kebijakan dari otoritas terkait.

“Tidak cukup hanya IPTEK, namun juga memerlukan dukungan berbagai kebijakan dalam pemanfaatan hasil hutan serta prioritas penelitian ke depan dalam kerangka pembangunan nasional,” ujar Wening.

Dr. Wening Sri Wulandari

Seminar Nasional Hasil Hutan 2020 mengambil tema “Inovasi Pengolahan Hasil Hutan untuk Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan” digelar sebagai bentuk sinergi  FORPRO dan MAPEKI.

Seminar digelar secara daring dan menjadi sarana untuk berdiskusi dan menggali berbagai informasi tentang pengolahan hasil hutan, sekaligus merupakan sarana untuk menguatkan jejaring litbang.

“Saya berharap, seminar kali ini menjadi entry point untuk semakin menguatkan kiprah para peneliti perkayuan, proaktif memberikan rekomendasi kebijakan berbasis IPTEK dan inovasi,” kata Wening.

Sementara itu Ketua Umum MAPEKI, Profesor Fauzi Febrianto menyatakan bahwa seminar kali ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi para peneliti perkayuan Indonesia. “Saya berharap paparan materi tematik yang akan disampaikan para nara sumber dapat  menjadi tambahan pengetahuan bagi kita untuk selalu berinovasi di bidang pengolahan hasil hutan,”katanya.

Seminar yang dilaksanakan secara virtual ini diikuti hampir 700 peserta yang bergabung melalui aplikasi zoom maupun youtube. Peserta hadir dari berbagai kalangan, yaitu peneliti perkayuan, akademisi, mitra kerja sama, instansi pemerintah, maupun swasta dari berbagai daerah di Indonesia.

Sugiharto