Kementerian Pertanian menggunakan teknologi global positioning system (GPS) untuk mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian (Alsintan). Melalui program optimalisasi alat dan mesin pertanian (Opsin) ini, pemerintah bisa dengan mudah memantau pemanfaatan Alsintan oleh petani.
Opsin ini merupakan langkah terbaru Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) guna mengoptimalkan pemanfaatan bantuan Alsintan kepada kelompok tani (poktan/gapoktan). Jika selama ini pemantauan dilakukan dengan manual, maka sekarang pemantauan dengan menggunakan GPS Tracking System. Melalui perangkat pelacak ini, Alsintan di seluruh Indonesia bisa dipantau secara real time sesuai nomor registrasi dan alokasi wilayah penempatannya.
Sekretaris Ditjen PSP, Mulyadi Hendiawan mengatakan, GPS Tracking System untuk Alsintan bertujuan memantau Alsintan sebagai ‘barang modal’ yang harus dikonsolidasi pemanfaatannya, dan dioperasikan sebagai brigade Alsintan dan dapat berkembang sebagai modal usaha untuk mengembangkan usaha pelayanan jasa Alsintan (UPJA).
“Ke depan, proses pengadaan semua Alsintan yang disalurkan ke Poktan dan Gapoktan akan dilengkapi GPS Tracking System. Saat ini kita siapkan dashboard untuk monitor traktor roda empat dan excavator kepada pihak ketiga untuk menyiapkan hardware dan software-nya. Traktor roda dua juga kita coba install aplikasi serupa,” katanya di Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Menurut dia, GPS Tracking System akan bekerja sesuai nomor registrasi dan alokasi wilayah yang dicatat software, misalnya ke Sumatera Selatan akan terpantau dari nomor urut sesuai jumlah alokasi Alsintan. Kemudian terpantau kinerjanya setiap waktu secara real time.
“Dari nomor registrasi akan terpantau kinerja. Mati atau hidup mesinnya. Kalau pun Alsintan hidup, apakah stationer (diam) atau dipakai bekerja. Juga terpantau berapa luas pemanfaatan untuk olah tanah, olah tanam, pemupukan hingga panen. Luasan lahan juga terpantau karena ada rumus untuk kinerja tiap Alsintan, kita hitung dari jam kerja dan faktor koreksi, karena ada rumusnya. Misalnya, satu jam TR4 bekerja di Sumsel tentu berbeda kalau dipakai di Jawa,” tegasnya.
Dia menambahkan, Ditjen PSP telah menetapkan kapasitas kinerja Alsintan per hari, yakni traktor roda dua (TR2) sekitar 0,3 hektare (ha); traktor roda empat (TR4) seluas 2 ha; combine harvester kecil atau CHK 0,6 ha; CH ukuran sedang 1,2 ha; dan CH besar seluas 2 ha.
Kementan, melalui Ditjen PSP, telah menyalurkan bantuan Alsintan sebanyak 423.197 unit. Tahun 2014 bantuan hanya 23.401 unit, tahun 2015 meningkat menjadi 62.744 unit. Tahun 2016 meningkat tiga kali lipat menjadi 174.487 unit, kemudian tahun 2017 disalurkan sebanyak 92.256 unit dan tahun 2018 sebanyak 70.309 unit.
Alsintan saat ini memang menjadi kebutuhan dalam budidaya pertanian karena tenaga kerja sektor pertanian berkurang. Apalagi, tenaga kerja muda masih enggan terjun ke sektor pertanian, sehingga upah tenaga kerja menjadi mahal.
Untuk memastikan kesiapan petani menggunakan alat pertanian modern, Balai Alsintan, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah melakukan pelatihan di Desa Dondong, Kabupaten Cilacap.
Peserta sejumlah 30 petani dengan bimbingan Ratno dari Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Cilacap untuk melatih menggunakan alat mesin tanam padi modern, baik operator maupun teknik pemeliharaannya.
Pelatihan tersebut dilakukan karena menurunnya tenaga buruh tanam padi. Mesin tanam padi modern sebagai solusi untuk program percepatan tanam serta tanam padi secara serentak. Mengingat petani belum mampu mengoperasikan mesin tersebut, sehingga perlu diberi pelatihan.
Alsintan Jadi Solusi
Kasi Pupuk Pestisida, Alsin Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Slamet Nova mengakui, sulit mencari tenaga buruh tanam padi di wilayah Cilacap, sehingga mesin tanam modern sebagai solusi untuk membantu petani saat musim tanam tiba.
“Dengan program pelatihan ini, kita harapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani dalam pemanfaatan alsintan, khususnya mesin tanam modern yang dapat mempercepat penanaman, sehingga ada keserempakan waktu panen,” paparnya.
Slamet mengatakan, pelatihan ini sekaligus sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dari petani atau operator mesin tanam padi. Sehingga tidak lagi melakukan kesalahan yang membuat Alsintan mudah rusak saat pemakaian mesin ketika tanam.
Rusmono dari perwakilan Kelompok Tani Desa Menganti, Kecamatan Kesugihan, Cilacap mengatakan, mesin tanam secara teorinya bagus untuk solusi bertanam padi dengan cepat dan biaya terjangkau.
“Pelatihan yang sekaligus praktik di sawah ini sangat bermanfaat menambah pengalaman mengenai cara bertanam dengan mesin tanam modern,” katanya. PSP