Kementan Lakukan Pengendalian Stok di 34 Provinsi

* Jamin Ketersediaan Pangan Nasional

Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pengendalian stok pangan di 34 provinsi di Indonesia untuk menjamin ketersediaan pangan nasional, terutama pada Puasa Ramadhan hingga Idul Fitri.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah memberi tanggungjawab kepada setiap pejabat Eselon II di Kementan untuk menangani 2 hingga 3 provinsi. “Setiap pejabat punya tanggungjawab terhadap 2 atau 3 provinsi,” katanya.

Syahrul menyebutkan, setiap pejabat yang bertanggungjawab terhadap provinsi yang ditentukan, wajib melaporkan perkembangan yang ada kepada Dirjen yang menangani. Rapat rutin juga akan dilakukan setiap pekan untuk melihat perkembangan yang ada.

“Setiap pekan saya kontrol langsung. Mana daerah yang merah, mana yang hijau. Yang bicara cukup yang zona merah, apa masalahnya di situ dan apa solusinya,” ungkap Mentan.

Salah satu langkah pengendalian yang dilakukan Syahrul adalah dengan mengirim komoditas dari daerah yang surplus ke daerah yang mengalami defisit.

“Bawang merah, misalnya. Karena Jawa Tengah surplus, maka kirim ke Maluku, Papua, dan Jambi yang bermasalah di bawang merah,” jelasnya.

Mentan juga menginstruksikan para pejabatnya untuk turun ke lapangan melakukan pengecekan secara langsung. Jangan hanya menunggu laporan di belakang meja.

“Turun ke bawah. Cek. Jangan hanya tinggal di kantor terima laporan. Kalau ada kritikan, jangan dilawan dengan bicara. Jawab dengan memperlihatkan kerja kita,” tegasnya.

Sidak Pasar

Syahrul Yasin Limpo pun melakukan pemantauan ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok komoditas pertanian di Pasar Terong dan Pasar Pabaeng-baeng Kota Makassar pada hari Sabtu (2/4/2022).

Kunjungan ke pasar yang dilakukannya kali ini merupakan instruksi dari Presiden Joko Widodo kepada para menteri untuk mengamankan distribusi kebutuhan bahan pangan pokok menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

“Bapak Presiden menginstruksikan kepada semua menteri untuk melakukan upaya-upaya agar distorsi-distorsi akibat kelangkaan-kelangkaan yang bisa terjadi itu bisa kita minimalisir dan diupayakan tidak terjadi,” katanya.

Dari hasil kunjungannya ke dua pasar tersebut, pemantauan yang didapatkan bahwa ketersediaan dan harga kebutuhan pokok komoditas pertanian terpantau tersedia dan stabil.

Mentan Syahrul terlihat cukup puas karena harga yang ditawarkan pedagang masih relatif terjangkau masyarakat, dan ketersediaan komoditas pertanian dapat memenuhi kebutuhan pasar dan masyarakat walau terdapat sedikit fluktuasi harga.

“Tentu saja Ramadhan biasanya dinamika harga ada, tetapi ketersediaan yang paling penting. Saya udah cek di Pasar Terong ini sebagai pasar yang paling besar di Sulawesi Selatan, dan kenyataannya semua komoditi ketersediaannya cukup,” tegasnya.

Mengenai ketersediaan bahan pangan minyak goreng, Mentan Syahrul memberikan ulasan tersendiri. “Minyak goreng curah di sini (Makassar) alokasinya cukup besar, sepertinya hanya tidak terlalu lancar (distribusinya) sampai di pasar,” katanya.

Terkait hal tersebut, dengan sigap Mentan melakukan upaya langsung di lapangan dengan mengurai permasalahan yang ada.

“Saya sudah menelpon, mempertemukan pengecer, kemudian distributor, dan pemasok besar yang ada, dan kita baku telepon tadi. Dan saya juga sudah menelepon Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan bahwa barangnya ada, mungkin yang harus didekatkan distribusinya” katanya.

Dalam kesempatan sidak pasar tersebut, Mentan menyempatkan untuk menyapa dan berbicang dengan beberapa pedagang di pasar untuk menanyakan harga dan stok bahan pangan, seperti pada pedagang bawang, cabai, daging, ayam, minyak goreng, hingga beras.

Sementara itu, Kepala Pasar Terong yang mendampingi sidak pasar Mentan Syahrul tersebut, turut menguatkan bahwa kecenderungan harga dan ketersediaan bahan pangan pokok komoditas pertanian cenderung aman.

Dia menyebutkan terdapat beberapa faktor yang membuat harga komoditas mengalami kenaikan dan ada juga komoditas yang mengalami penurunan, seperti harga cabai. Mulai dari faktor permintaan, ketersediaan, panen, hingga kondisi.

“Harga daging di sini ada kenaikan. Untuk daging impor, dari biasanya harga Rp110.000/kg, ada pedagang yang menjual Rp115.000/kg untuk daging sapi lokal. Harga cabai di sini turun dari kisaran Rp50.000/kg ke Rp30.000/kg,” imbuhnya. HMS