Petani Indonesia masih membutuhkan alat dan mesin pertanian (Alsintan). Karena itu, tahun 2019 bantuan tetap diberikan kepada petani/kelompok tani (Poktan).
“Bantuan Alsintan dibutuhkan petani karena berpengaruh secara signifikan pada kesejahteraan petani,” kata Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Prasaranan dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alamsyah.
Menurut dia, Alsintan mampu menekan biaya operasional 35%-48% dalam produksi petani. Dulu, tanpa kemajuan mekanisasi ini, petani bisa membajak sawahnya 1 hektare berhari-hari, tapi kini cukup 2-3 jam saja.
Dia mencontohkan penggunaan combine harvester, di mana panen bisa secara otomatis dalam sekali jalan karena alat dilengkapi penebas, perontok, kemudian keluar sudah bentuk gabah. Petani bisa langsung memasukkan gabah kedalam karung, sehingga waktu bisa terpangkas dengan efisien.
“Di beberapa tempat, luasan panen mencapai 3 ha bisa hanya dilakukan dalam waktu 3 jam saja asalkan cuaca bagus dan tanah tidak lembek,” ujarnya.
Andi Nur Alam menyebutkan, keuntungan lain penggunaan Alsintan dapat mengurangi penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10% dan meningkatkan nilai tambah.
Bahkan, lanjutnya, penanaman padi yang dulunya hanya 1 kali setahun, kini bisa 3 kali karena proses pengolahan dan panen yang cepat. “Produksi yang dicapai petani lebih tinggi, pendapatan petani pun ikut naik,” ujarnya.
Andi Nur Alam tidak menyebutkan jumlah Alsintan yang akan dibagikan tahun 2019. Namun, untuk traktor tercatat sekitar 3.000 unit traktor roda 4 (TR-4) dan untuk traktor roda 2 (TR-2) sebanyak 7.000 unit. Traktor ini akan diberikan kepada petani melalui Kelompok tani atau Gabungan Poktan.
Data Ditjen PSP, tahun 2018 Kementan mengucurkan anggaran sebesar Rp2,81 triliun untuk membeli 70.839 unit Alsintan yang berfokus pada subsektor padi, jagung dan kedelai. Per November 2018, anggaran dan target sudah terealisasi sebesar 98%. Artinya, sekitar Rp2,75 triliun dana untuk alokasi total 69.196 unit Alsintan telah diberikan kepada 69.196 kelompok tani. Sedangkan tahun lalu, ada sebanyak 84.356 unit Alsintan yang dialokasikan.
Pemerintah perhatikan petani
Sementara Bupati Tanah Laut, Tala Sukamta saat menyerahkan Alsintan kepada petani mengatakan, saat ini pemerintah memberikan perhatian kepada petani.
Salah satu bentuk perhatian pemerintah itu adalah memberikan bibit, Alsintan, modal kerja dengan bunga rendah, bahkan program asuransi untuk ganti rugi petani jika gagal panen akibat bencana alam atau serangat penyakit.
“Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi petani untuk menelantarkan lahannya sampai ditumbuhi semak belukar. Kesejahteraan tergantung petani. Kalau mau enak atau susah tergantung pada kerajinan dan kegigihan kalian,” tegasnya.
Bantuan diberikan itu adalah TR-4 kepada Kelompok Tani Karya Mandiri, 1 unit corn planter kepada Kelompok Tani Rakyat Mufakat sebanyak 20 unit.
Selain itu, diserahkan bantuan cultivator kepada Kelompok Tani Manuntung sebanyak 1 unit, traktor tangan kepada Kelompok Tani Bina Bersama sebanyak 1 unit, pompa air kepada Kelompok Tani Maju Lestari sebanyak 1 unit.
Tidak itu saja, bantuan herbisida kepada Gapoktan Bangun Banua sebanyak 1 unit dan hibah pisang kepok manurun hasil kultur jaringan kepada Kelompok Tani Pasir Mas sebanyak 250 bibit pohon.
Sementara Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menegaskan, untuk menerima bantuan, para petani harus mengajukan sesuai dengan kebutuhan Alsintan di lahan yang mereka tanam.
“Kami pastikan semua bantuan Alsintan ini memang tepat sasaran karena bantuan itu berdasarkan proses yang diajukan langsung oleh kelompok petani,” kata Bupati Cellica.
Karawang, jelas Bupati, mendapat perhatian khusus dari Kementerian Pertanian sebab wilayah Karawang merupakan penghasil beras untuk kebutuhan nasional. Setiap permintaan bantuan dari daerah kepada Kementerian Pertanian selalu direspons cepat.
“Misalnya, saat kita membutuhkan alat untuk menjaga pertanian kita dari musim kemarau kemarin. Alat pompa langsung datang setelah kita ajukan selama satu minggu saja,” ucapnya.
Terkait dengan teknologi Alsintan, beberapa kelompok tani mengaku belum dapat mengopersikan alat tersebut secara mandiri. Khususnya teknologi terkini. “Kita combine harvester sudah ada. Hanya saja susah operatornya. Kami hanya minta diadakan pelatihan. Kami juga butuh transplanter dan sprayer mekanik,” kata Anwar, anggota Gapoktan Barokah Tani.
Sementara Kasi Sarpras Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Petanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Wahyu Wardana, mengungkapkan, Klaten banyak mendapat bantuan Alsintan. Hanya saja saat ini disimpan di gudang DPKPP Klaten, belum didistribusikan kepada petani atau kelompok tani.
Sementara itu, Kepala Seksi Program dan penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, Asep Kuswara mengakui, kebutuhan Alsintan belum merata di setiap kelompok tani. Khususnya di bagian selatan, timur, utara, dan barat. PSP