Menjadi salah satu dari destinasi wisata prioritas, Kepulauan Seribu menghadapi persoalan pengelolaan sampah yang berasal wisatawan, masyarakat setempat, dan sampah kiriman dari Sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Pengelolaan sampah secara kolaborasi yang melibatkan semua pemangku kepentinganpun mendesak untuk dilakukan.
“Penyelesaian masalah pengelolaan sampah ini menjadi mendesak dan prioritas karena Kepulauan Seribu juga sebagai salah satu dari 10 (sepuluh) destinasi wisata prioritas pemerintah. Perlu dukungan dan kolaborasi dari pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat untuk mewujudkannya,” kata Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan R. Sudirman, saat diskusi peluncuran Aksi Bersama Pengelolaan Sampah Kepulauan Seribu, di Jakarta, (Rabu/25/10/2017).
Kepulauan Seribu yang merupakan destinasi wisata prioritas 2016-2019, menghasilkan timbulan sampah domestik 2,97 liter/hari/orang berdasarkan data dari pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu. Sampah di Kepulauan Seribu terbagi dari tiga sumber yaitu, sampah domestik penduduk pulau, sampah yang dibawa wisatawan dan sampah yang dibawa ombak dari lautan terutama yang berasal dari 13 sungai di Jakarta,Tangerang,Bogor dan Bekasi.
Aksi Bersama Pengelolaan Sampah Kepulauan Seribu, akan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Pemkab Kepulauan Seribu, AQUA, BNI 46 dan Yayasan Rumah Pelangi.
Dalam aksi ini, masing-masing pihak yang terlibat memberikan kontribusi guna menerapkan model yang tepat dalam mengelola sampah di Kepulauan Seribu. Sebagai kolabolator nasional, KLHK akan berperan untuk terus mendorong edukasi, memberikan alternatif teknologi untuk infrastruktur dan menerapkan kebijakan terkait pengelolaan sampah. Sementara Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berperan dalam menyusun regulasi bagi penduduk dan wisatawan Kepulauan Seribu dan optimalisasi infrastruktur terkait pengelolaan sampah.
“Kolaborasi ini bukan karena hanya ingin membuat Kepulauan Seribu atau mendapatkan penghargaan. Tetapi kami percaya ini merupakan hal baik yang harus dilakukan secara konsisten.” Tegas Irmansyah, Bupati Kepulauan Seribu.
Sementara itu , Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan, AQUA Grup yang terlibat dalam aksi tersebut bersama Yayasan Rumah Pelangi akan menyediakan material edukasi, infrastruktur daur ulang dan menjadi penampung sampah botol plastik.
“AQUA Grup turut serta dalam kolaborasi ini karena percaya bahwa persoalan sampah hanya bisa ditanggulangi jika seluruh pihak bekerja sama memberikan kontribusi,” kata Direktur Pembangunan Berkelanjutan Danone Indonesia Karyanto Wibowo.
Sebelumnya bersama Yayasan Rumah Pelangi, AQUA Grup telah mengumpulkan sampah botol plastik dari Pulau Untung Jawa dan akan memperluas cakupan program. Sampah botol plastik yang dikumpulkan dibawa ke Recycling Business Unit (RBU) di Tangerang Selatan untuk diolah menjadi cacahan plastik yang kemudian menjadi bahan baku produk fashion untuk mendukung Program bottle2fashion yang bekerja sama dengan H&M. Sugiharto