Hobi memelihara merpati memang menyenangkan, dan perkembangan penggemar merpati juga semakin meningkat. Merpati memang sangat familiar. Tetapi meski burung itu akrab di masyarakat, ternyata masih banyak juga yang belum tahu jenis-jenis merpati. Baik itu merpati endemik lokal ataupun merpati dari luar. Ada merpati pos, merpati tinggian/balap/kolongan, merpati hias, banyak lagi jenisnya.
Dalam perkembangannya, merpati juga tidak luput disilangkan untuk mendapat anakan yang diharap bisa lebih indah dan unik lagi.
Berkaitan dengan itu agar masyarakat lebih kenal dengan merpati, kali ini Indonesia Fancy Pigeon Community (IFPC) Yogyakarta, menggelar event festival merpati. Acara bertajuk Yogyakarta Endemic Pigeon Festival 2022 ini digelar oleh IFPC Yogyakarta di Joglo Pawiro, Plebengan, Sidomulyo, Bambang Lipuro, Bantul, DIY, pada hari Minggu 6 Februari 2022.
Festival ini bertujuan mengangkat kembali merpati endemik Yogyakarta. Ini event perdana di tahun 2022, dihadiri langsung oleh Presiden IFPC Joko Wikono. Event ini memang tidak sebesar event-event lain yang digelar IPFC di berbagai daerah karena masih dalam kondisi covid dan ini lebih dikhususkan untuk endemik Yogya, khusus lokal Yogya dan tidak dengan jenis lain.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia event Wilastyo,”Event ini memang khusus untuk endemik lokal, agar merpati yang hampir punah ini bisa terjaga dan dilestarikan. Kalau merpati lokal sampai punah, tidak ada ciri khas di Yogyakarta.
Dia berharap ajang ini dapat menjadi motivasi agar keberadaan merpati endemik lokal Indonesia bisa terus dilestarikan dan dijaga trah daerahnya di masing-masing daerah. Di samping itu, dari sisi ekonomi, bisa membantu meningkatkan pendapatan yang beternak merpati.
Melengkapi sambutan, Anton Listiyanto yang mewakili ketua IFPC Yogyakarta, mengatakan,” Kegiatan yang juga melibatkan Pengda Yogyakarta dan komunitas-komunitas yang ada di Yogyakarta ini diharapkan bisa menaikkan ekonomi para peternak-peternak dan dengan kontes ini bisa melihat merpati-merpati kualitas merpati yang bagus itu seperti apa.
Dalam acara ini Presiden IFPC Joko Wikono menyampaikan,” Ini event perdana, event untuk mengangkat endemik Indonesia. Dan kontes hari ini cukup membanggakan karena ini pertama kali dan satu-satunya kontes regional merpati khusus endemik atau merpati lokal Indonesia. Satu-satunya kontes pertama kali, tidak ada didampingi dengan merpati lain, hanya kontes lokal atau endemik pigeon festival.”
Joko Wikono juga menginformasikan sekilas perjalanan merpati endemik Indonesia. Masuk kontes pertama kali pada tahun 2018 di Jakarta. Dari mulai tahun 2018, merpati endemik Indonesia itu yang tadinya hanya klas rumahan sudah menjadi klas nasional, yang setiap kontes diperlombakan. Akhirnya mengangkat ekonomi peternak-peternak lokal Indonesia, tidak kalah dengan merpati impor yang didatangkan ke Indonesia.
“Saya ingin acara ini dimeriahkan lagi supaya endemik itu benar-benar menguasai pangsa pasar nasional. Kalau perlu diekspor. Karena endemik ini sudah dikenal masyarakat dunia. Beberapa kali teman kita dari Filipina, Thailand yang datang untuk melihat kontes nasional merpati hias, termasuk ada kontes endemik mereka sangat tertarik.” ujarnya
Wikono berharap kedepannya setelah event ini ada event lagi. Semoga banyak kontes-kontes yang akan dilaksanakan oleh pengurus-pengurus daerah maupun pengurus cabang seluruh Indonesia. Karena endemik sudah sampai ke Merauke, Papua ke Sulawesi Kalimantan, dan hampir seluruh nusantara, di 15 provinsi itu sudah ada endemik yang didatangkan dari Jawa, dan itu patut dibanggakan.
“Semua itu juga berkat dari team endemik kita, yang dari dulu memang gencar mempromosikan endemik dan tidak lupa dengan team-team juri yang mau belajar dan mengangkat endemik itu menjadi kebanggan nasional. Bagaimana caranya nanti dikemas dari team endemik. Kedepan endemik ini bisa mengangkat peternak lokal khususnya, dan berkontribusi nyata kepada ekonomi kerakyatan. Hasilnya memuaskan bagi kita semua,” terangnya
Dalam festival kelas yang dilombakan ada 9 kelas yaitu; Kelas Merpati Endemik Iplik Brues, Kelas Merpati Endemik Iplik Hitam, Klas Merpati Endemik Iplik Kombinasi, Kelas Merpati Endemik Iplik Megan, Klas Merpati Endemik Jawa Sungut Ras Banyumas Hitam, Kelas Merpati Endemik Jawa Sungut Ras Magelang Hitam, Kelas Merpati Endemik Pajer, Kelas Merpati Endemik Krey, Kelas Merpati Endemik Bangged.
Anna Zulfiyah
Kebanggaan Menjadi Juara Lomba Burung Merpati
Menjadi pemenang dalam suatu lomba adalah suatu kebanggaan. seperti yang dialami Frisda dari Gunung Kidul Yogyakarta, yang burung merpatinya menjadi juara 1 Kelas Merpati Endemik Iplik Kombinasi mengaku sangat senang dengan event seperti in dan berharap event-event seperti ini rutin diadakan.
“Karena kegiatan ini bisa lebih mengenalkan merpati, menambah persaudaraan, sekaligus menambah ilmu,” ujarnya.
Dia mengaku awalnya tidak bertujuan untuk jadi pemenang karena memelihara merpati lebih ke hobis atau klangenan, tapi Frisda bersyukur dan senang merpatinya jadi juara di Kelas Merpati Endemik Iplik Kombinasi. “Baru kali ini ikut lomba dan merpatinya jadi juara 1,” ucapnya.
Secara ekonomis merpati yang jadi juara pasti tinggi nilainya. Tapi kata Frisda nilai rupiah dalam hobi itu relatif. Bisa dibilang murah bisa dibilang mahal. Yang penting bagi Frisda dia merasa senang dan memilih lebih fokus pada merpati. Dari sejak kecil sampai sekarang sudah lebih dari puluhan tahun konsisten dengan merpatinya.
Meski masih dalam suasana covid dengan prokes yang ketat, festival bisa berjalan baik dan lancar. Antusias dan respon peserta sangat positif dari penghobies pemula sampai senior yang sudah malang melintang.
Event ini terlaksana berkat kerja keras dari teman-teman komunitas merpati hias Indonesia, pengurus IFPC daerah Yogyakarta, seluruh komunitas-komunitas di Yogyakarta, yaitu Iplik Jawa, Sumut dan daerah lainnya. Solidaritas dari teman-teman pengurus merpati Indonesia yang diwakili oleh beberapa daerah antara lain dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
Anna Zulfiyah