Mentan: Pers Penting Bangun Pertanian Maju, Mandiri dan Modern

* Hari Pers Nasional 2022

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, pers memiliki peran penting dalam mendukung upaya penguatan sektor pertanian, khususnya penyediaan pangan di tengah tantangan dampak perubahan iklim dan pandemi COVID-19.

“Peran pers sangat dibutuhkan untuk menyampaikan prestasi pangan kepada masryarakat dan membangun citra positif yang dapat menggairahkan semua pihak, khususnya petani untuk melakukan terobosan baru peningkatan produksi hingga ekspor,” katanya.

Mentan Syahrul mengatakan hal ini pada Webinar Nasional peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 yang mengangkat tema Sinergi Pers, Pemerintah dan Perusahaan Mendukung Produktivitas Pertanian Terpadu untuk Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional, Senin (7/2/2022).

Berdasarkan data BPS, PDB Sektor Pertanian konsisten tumbuh positif sejak 2020 dan berlanjut 2021. Pada triwulan II-2020, PDB Sektor Pertanian tumbuh positif 16,24% (q to q).

Pada tahun 2021, PDB Sektor Pertanian tetap konsisten tumbuh positif, seperti pada triwulan-I tumbuh positif 2,95% (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2020.

Menurut dia, ekspor produk pertanian menunjukkan kinerja menggembirakan. Nilai ekspor kumulatif Januari-Desember 2021 mencapai Rp625,04 triliun atau meningkat 38,69% dibandingkan tahun 2020 yang nilainya sebesar Rp451,77 triliun.

“Nilai Tukar Petani terus membaik. Bahkan pada penutupan tahun, Desember 2021, mencapai 108,34,” katanya.

Mentan menekankan, peran pers sangat dibutuhkan dalam membantu penyampaian program Kementan yang telah disiapkan agar kontribusi terhadap perekonomian nasional semakin tangguh.

“Peran insan pers sangat kami butuhkan mensuskses program ini karena pandemi COVID-19 menuntut peran kita semua untuk bekerja keras, terutama sektor pertanian yang sangat diandalkan guna menjamin pangan 273 juta penduduk,” cetusnya.

Syahrul menambahkan, dukungan pers pun dibutuhkan karena sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun perekonomian nasional termasuk perekonomian daerah.

Selain itu, sektor pertanian memiliki fungsi utama sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan pangan masyarakat, sebagai instrumen pengentasan kemiskinan, penghasil devisa, sumber pendapatan masyarakat atau Rumah Tangga (RT), dan penyedia lapangan kerja.

“Apalagi, saat ini negara kita yang masih diselimuti pandemi COVID-19, sehingga perlu peran berbagai pihak, termasuk peran Pers Nasional kita. Dalam masa pandemi ini, peran pers menjadi sangat efektif dalam memutus penyebaran virus berbahaya tersebut, karena bisa mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap pencegahan COVID-19,” ucapnya.

Selain itu, sambung Syahrul, dukungan pers pun juga berperan memberikan informasi kepada masyarakat agar tetap menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi sumber makanan yang sehat dan bergizi yang dihasilkan dari sektor pertanian.

Perlu diketahui, Kementan di bawah komando Syahrul  memiliki strategi 5 Cara Bertindak (CB) guna mengakselerasi pembangunan pertanian dan memperkuat ketahanan pangan baik skala nasional maupun pada level daerah.

Pertama, CB1, yakni peningkatan kapasitas produksi. Kedua, CB2, yakni diversifikasi pangan lokal, yaitu melalui pengembangan diversifikasi pangan lokal berbasis kearifan lokal yang fokus pada satu komoditas utama.

Ketiga, CB3, yakni penguatan cadangan dan sistem logistik pangan baik ditingkat provinsi, kabupaten, kecamatan dan sampai tingkat rumah tangga.

Keempat, CB4, yakni pengembangan pertanian modern melalui pengembangan smart farming dan pengembangan Food Estate dengan memanfaatkan modernisasi pertanian yang terintegrasi berbasis korporasi petani. Kelima, CB5, yakni Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) melalui peningkatan volume ekspor, menambah ragam ekspor, medorong pertumbuhan eksportir baru, dan menambah mitra dagang luar negeri.

Wujudkan Pertanian Maju, Mandiri dan Modern

Berangkat dari program dan strategi 5 CB ini pun, Mentan mengajak insan jurnalis Indonesia untuk bersama-sama membangun sektor pertanian Indonesia yang lebih maju, mandiri dan modern.

Menurutnya, pengembangan Pertanian Modern harus dilakukan bersama atau sinergitas semua pihak termasuk pers.

“Saat ini kita sedang membangun Smart Farming, screen house, food estate, korporasi petani, startup dan petani milenial. Tentu kita membutuhkan peran jurnalis untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” tegasnya.

Dia mengatakan, pemerintah melalui Kementan saat ini terus berupaya menjaring jutaan petani muda untuk terjun langsung ke sektor pertanian, baik yang ada di hulu maupun hilir. Tak main-main, target dari penjaringa ini mencapai 2,5 juta.

“Itulah salah satu langkah formalnya. Jadi, kami mendidik dengan target 2,5 juta petani muda dan mereka kami harapkan mampu menjadi pioneer di lapangan. Saya yakin mereka bisa memperlihatkan langkah-langkah yang baik di bidang pertanian,” katanya.

Mentan optimis, melalui tangan anak muda, pertanian Indonesia mampu melangkah lebih cepat, di mana produksi per tahunnya bisa melampaui target yang telah ditentukan. Optimisme ini perlu dipupuk bersama, termasuk insan jurnalis Indonesia. Apalagi, anak muda diyakini mampu menguasai teknologi dan mekanisasi modern.

“Dan Kementerian Pertanian serta seluruh jajaran akan terus mengawalnya melalui tata kelolanya yang berkaitan dengan lahan, teknologi, permodalan, dan hasilnya ingin dipasarkan kemana. Dimana akan ada budaya baru di bidang pertanian oleh anak-anak Indonesia,” katanya.

Ketua Dewan Pers, M Nuh menyampaikan pentingnya pengelolaan informasi yang utuh dalam memberi pemahaman terhadap publik agar mereka tidak keliru saat mencernanya. Termasuk memberi pemahaman pertanian modern yang kini tengah dikembangkan Kementan.

“Sinergi menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas pers untuk menyampaikankan informasi secara akurat. Karena itu, kami sedang mendorong percepatan sertifikasi jurnalis supaya wartawan di lapangan dapat memberikan informasi yang akurat dan lugas. Utamanya mengenai sektor pertanian,” tutupnya. HMS