Pemerataan distribusi pupuk dan benih perlu ditingkatkan lagi untuk mendorong produktivitas tanaman. Jika produksi pupuk masih kurang, maka kapasitas industri pupuk akan ditambah.
Hal itu dikemukakan Presiden Joko Widodo ketika panen raya jagung di Gorontalo, beberapa waktu lalu. Tidak meratanya distribusi pupuk mengakibatkan suatu daerah ada yang melimpah, namun di daerah lain ada yang kekurangan.
Terkait dengan pemerataan distribusi pupuk ini, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy mengatakan, Kementerian Pertanian meminta dukungan semua pihak, terutama aparat untuk mengawal distribusi pupuk bersubsidi sehingga tidak ada penyalahgunaan pupuk bersubsidi.
“Dalam menjalankan pendistribusian pupuk harus sesuai prinsip 6 Tepat, yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat, tepat jenis, tepat mutu dan tepat harga,” ujarnya.
Kementan juga mendorong PT Pupuk Indonesia agar menjalankan sejumlah strategi untuk menjaga penyaluran pupuk bersubsidi bisa optimal. Salah satunya adalah mewajibkan anak usaha produsen pupuk yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Grup untuk menyediakan stok pupuk bersubsidi dan nonsubsidi hingga lini IV atau Kios Pupuk.
“Untuk memastikan penyaluran pupuk berjalan dengan optimal, terutama sepanjang momentum musim tanam hingga Maret, kami bersama Pupuk Indonesia mengantisipasi dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi,” ungkapnya.
Upaya lain dilakukan melalui optimalisasi alokasi pupuk bersubsidi yang tersedia di tiap-tiap kabupaten/kota serta mendorong distributor dan kios untuk mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi.
Untuk pendistribusian pupuk bersubsidi diatur oleh Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian secara nasional mulai dari Lini I sampai dengan Lini IV, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47/Permentan/SR.310/12/2017 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk bersubsidi.
Pabrik NPK
Sementara itu, PT Pupuk Indonesia (Persero) segera membangun pabrik pupuk NPK (Nitrogen Posphat Kalium) di Aceh Utara pada tahun ini. Corporate Communication Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, Pupuk Indonesia melalui PT Pupuk Iskandar Muda bakal memulai proses pembangunan pabrik itu sesegera mungkin.
“Groundbreaking tahun ini, masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan (dokumen) sebelum kita berlanjut ke tahap selanjutnya,” ujarnya, Selasa (19/2/2019). Pabrik pupuk ini akan mulai dibangun Maret 2019, namun Wijaya belum dapat menyebutkan kapan pastinya mereka akan melakukan groundbreaking pabrik NPK tersebut.
Dia mengatakan, pabrik pupuk ini memiliki kapasitas sebesar 500.000 ton/tahun. Dalam membangun pabrik NPK, sambungnya, mereka membutuhkan waktu sekitar 18 bulan hingga dua tahun untuk merampungkan pabrik ini.
Nantinya, lanjut Wijaya, hasil produksi akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk di daerah Sumatra Utara. Sekadar informasi, NPK adalah salah satu jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman pertanian.
Dia menyebutkan, perusahaan plat merah ini telah meluncurkan program proyek NPK 2,4 juta ton. Proyek tersebut adalah meningkatkan kapasitas produksi NPK dari 3,1 juta menjadi 5,5 juta ton hingga tahun 2021 mendatang.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga akan membangun pabrik Phonska 5 di Petrokimia Gresik dengan kapasitas 500.000 ton/tahun. “Dengan demikian, produksi NPK mencapai 6 juta ton/tahun, hingga kami dapat menguasai pasar dalam negeri, khususnya untuk sektor pertanian,” katanya.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga merencanakan untuk membangun beberapa pabrik pupuk NPK di beberapa wilayah lagi, seperti di Cikampek melalui PT Pupuk Kujang dengan kapasitas 500.000 ton/tahun dan Bontang, Kalimantan melalui PT Pupuk Kalimantan dengan kapasitas 2×500.000 ton/tahun.
“Setelah pembangunan di Aceh, kita juga merencanakan untuk membangun di Bontang. Nanti menyusul di Cikampek akan dikerjakan bertahap. Untuk kapasitas yang ada di Kaltim sedang kita kaji ulang,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, PT Pupuk Indonesia akan membangun pabrik NPK dengan total kapasitas 2,4 juta ton. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang semakin meningkat. Nah, sekarang pabrik NPK milik PT Pupuk Indonesia punya kapasitas produksi sebanyak 3,1 juta ton/tahun. Kapasitas ini akan ditingkatkan menjadi 5,4 juta hingga 2025 mendatang.
Masih kurang
Direktur Pupuk dan Pestisida, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan) Muhrizal Sarwani mengatakan, produksi pupuk NPK dalam negeri masih jauh dari kebutuhan petani.
Dia mengatakan, produksi NPK dari pabrik pupuk BUMN hanya sekitar 3 juta ton. Jika pabrik baru ini berkapasitas 2,5 juta ton, maka produksi NPK tahun 2021 mencapai sekitar 5,5 juta ton.
Jika jumlah produksi NPK milik BUMN ini ditambah dengan produksi NPK swasta, sekita 2 juta ton/tahun, maka total produksi NPK nasional sekitar 7,5 juta ton. Sementara kebutuhan nasional mencapai 10 juta ton.
“Artinya, kita masih kurang. Untuk menutupinya, maka kita masih perlu impor, walaupun jumlahnya tidak terlalu besar lagi,” tegasnya pada Agro Indonesia di Jakarta.
Menurut dia, pabrik NPK swasta, jika berproduksi sesuai dengan kapasitas terpasang, maka produk dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan nasional. Namun kenyataannya, pabrik NPK swasta produksinya belum maksimal. PSP