Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian, hingga 9 Juni 2022, sudah mencapai 51,8%. Sektor perkebunan tercatat paling tinggi penyerapannya, yang disusul kemudian sektor tanaman pangan.
“Realisasi penyaluran KUR Pertanian, hingga awal Juni 2022, sudah mencapai 51,8%,” kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil kepada Agro Indonesia, di Jakarta, Sabtu (11/6/2022).
Ali Jamil menyebutkan, sektor yang paling tinggi menyerap KUR adalah perkebunan. Dari target penyaluran sebesar Rp30,08 triliun, sudah teralisasi sebesar Rp16 triliun (53,2%).
Untuk tanaman pangan, target penyaluran sebesar Rp27,4 triliun, yang sudah disalurkan Rp12,5 triliun (45,8%) dengan jumlah debitur sebanyak 363.237 orang.
Sedangkan sektor peternakan, dari target Rp21 triliun sudah tersalurkan sebesar Rp8,1 triliun (38,2%). Untuk hortikultura sudah teralisasi Rp5,5 triliun dari target Rp11 triliun (lihat Tabel).
No | Sektor | Target (triliun) | Realisasi (triliun)
|
% | Debitur |
1 | Tanaman Pangan | Rp27,47 | Rp12,58 | 45,8 | 363.237 |
2 | Hortikultura | Rp11,09 | Rp5,57 | 50,3 | 164.068 |
3 | Perkebunan | Rp30,08 | Rp16,01 | 53,2 | 285.826 |
4 | Peternakan | Rp21,36 | Rp8,16 | 38,2 | 211.828 |
5 | Kombinasi Pertanian/Perkebunan dengan peternakan |
Rp3,66 |
0 |
115.834 |
|
6 | Jasa Pertanian, Perkebunan dan Peternakan |
Rp0,6078 |
0 |
13.960 |
|
Rp90 | Rp46,6 | 51,8 | 1.154.753 |
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dalam berbagai kesempatan selalu mendorong pelaku usaha dan petani untuk memanfaatkan fasilitas KUR.
Mentan yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan itu meminta petani untuk mengakses KUR. Termasuk jika ada pelaku usaha yang akan mengembangkan integrated farming.
“Jika menengok serapan KUR pertanian tahun 2021, maka track record-nya terbilang cukup baik,” tegasnya. Dari target sebanyak Rp70 triliun, ternyata yang terserap mencapai Rp85,6 triliun atau 122%.
Meski memang ada perbedaan masing-masing subsektor, seperti tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan hortikultura. Pada tahun ini pemerintah menargetkan serapan KUR sebanyak Rp90 triliun.
Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan akan melakukan berbagai cara menyukseskan program KUR untuk agribisnis. Selain itu, Kementan akan memfasilitasi berbagai harapan dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan sektor pertanian melalui dana KUR.
Mentan berharap, KUR yang ada dapat mendongkrak kinerja pertanian, khususnya di tahun anggaran 2022, seiring dengan upaya penguatan produksi pangan, nilai tambah, dan daya saing produk pertanian tersebut.
“Kami selalu bersoal dengan anggaran. Oleh karena itu, kita harus bisa terakselerasi dengan daya produktivitas yang lebih baik melalui pemanfaatan kebijakan KUR yang digulirkan Bapak Presiden Joko Widodo untuk dimanfaatkan di bidang pertanian,” ucapnya.
Ali Jamil menambahkan, melihat serapan KUR tahun lalu yang sangat signifikan, maka pemerintah berharap tahun 2022 bisa mencapai target sebanyak Rp90 triliun.
Ali Jamil menyebutkan setiap subsektor ada KUR untuk Alsintan. Ini dilakukan karena mulai tahun 2022, Kementan mempunyai program Taksi Alsintan.
Pengusaha muda mandiri
Sementara itu, Guru Besar IPB University, Hermanto Siregar mengajak mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan untuk menjadi pengusaha muda secara mandiri di sektor pertanian.
Caranya, mahasiswa bisa menggunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian yang dibuka secara luas sebagai akses permodalan.
“Di Polbangtan itu, semua mata kuliahnya sudah tersistematis dengan baik, sehingga kalau sudan lulus nanti mereka tinggal meneruskannya menjadi pengusaha. Saya kira, jadi pengusaha muda sekarang ada jalannya, yaitu akses KUR yang difasilitasi Kementerian Pertanian,” ujar Hermanto.
Menurut Hermanto, bunga KUR yang tidak lebih dari 3% sangat menguntungkan posisi petani dalam memulai usaha. Bunga sekecil itu tidak akan pernah ada jika petani mengambil jalur perkereditan konvensional di luar program pemerintah.
“Saya kira KUR dengan bunga 3% itu murah sekali ya. Sekali lagi, kalau teman-teman mau menjadi pengusaha, akseslah KUR yang ada sekarang ini,” katanya.
Hermanto berpendapat, keberhasilan suatu negara sangat ditentukan oleh karakter generasi mudanya. Nah, salah satu karakter yang mendorong pertumbuhan ekonomi negara adalah tangan-tangan kreatif anak muda yang bulat tekad ingin menjadi pengusaha.
“Kita jangan lagi berpikir ingin menjadi PNS karena jadi pengusaha lebih menjanjikan. Sesungguhnya masa depan suatu negara sangat ditentukan karakter dan budaya generasinya,” katanya.
Sementara Direktur Pembiayaan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Indah Megahwati mengatakan, tingginya realisasi penyaluran ini dikarenakan Kementan sudah memiliki program kemitraan bernama off-taker dan klasterisasi.
Sebagai informasi, program kemitraan bersama off-taker telah tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Perlakuan Khusus bagi Penerima KUR Terdampak Pandemi COVID-19.
“Di antara 15 program pertanian yang ada, KUR Pertanian merupakan program prioritas. Salah tiganya yakni Taksi Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) dengan KUR, pupuk nonsubsidi dengan KUR, pembuatan embung dengan KUR, dan sebagainya,” kata Indah. SW
Petani Banjarnegara Disarankan Ikut Program AUTP
Sejumlah petani cabai di Banjarnegara terancam mengalami gagal panen akibat perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem yang terjadi membuat produktivitas tanaman turun drastis.
Dalam kondisi tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) menyarankan agar petani mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau asuransi pertanian agar tak mengalami kerugian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan, AUTP merupakan program perlindungan kepada petani. Tujuannya memberikan jaminan bahwa petani akan tetap dapat mengupayakan budidaya pertaniannya meski mengalami gagal panen.
Program yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) ini akan memberikan pertanggungan kepada petani ketika mengalami gagal panen.
“AUTP ini dirancang agar petani tetap dapat bekerja optimal meningkatkan produktivitas dalam kerangka menjaga ketahanan pangan kita,” tuturnya.
Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil menambahkan, program AUTP akan memberikan pertanggungan sebesar Rp6 juta/hektare/musim tanam kepada petani ketika mengalami gagal panen. “AUTP merupakan program proteksi agar petani memiliki kekuatan untuk terus dapat menanam kembali meski mengalami gagal panen,” tutur dia.
Dikatakannya, pertanian merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan iklim dan serangan hama OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan). Oleh karenanya, program ini diluncurkan agar ketahanan petani dari segi permodalan untuk memulai kembali budidaya pertaniannya tetap terjaga.
“Program AUTP diluncurkan sebagai bentuk kepedulian agar petani tetap dapat berproduksi dalam kondisi dan situasi apapun,” ujar Ali.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Indah Mengahwati menuturkan, dengan AUTP petani tetap dapat menanam kembali saat terjadi kegagalan. Harapannya, kata dia, produktivitas pertanian tidak terganggu, yang artinya tingkat kesejahteraan petani juga terjaga.
“Program AUTP ini juga bertujuan untuk menjaga tingkat produktivitas petani agar tak terganggu ketika mengalami gagal panen,” papar dia.
Dikatakan Indah, secara teknis petani harus memenuhi beberapa persyaratan untuk mengikuti program AUTP ini.
Pertama, petani harus terlebih dahulu tergabung dalam kelompok tani. Mereka lalu mendaftarkan lahan yang akan mereka asuransikan.
Mengenai pembiayaan, Indah mengatakan, petani cukup membayar premi sebesar Rp36.000 per hektare setiap musim tanam dari premi AUTP sebesar Rp180.000 per hektare setiap musim tanam.
“Sisanya sebesar Rp144.000/ha/musim tanam disubsidi pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ada banyak manfaat dari program AUTP ini yang tentunya dengan biaya ringan,” katanya. PRP