RJIT dan Embung Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Kementerian Pertanian (Kementan) menggulirkan program Rehabiltasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dan embung untuk meningkatkan kesejateraan petani, terutama di Kabupaten Tabanan, Bali.

“Program bantuan irigasi pertanian itu untuk mendorong kesejahteraan petani agar terus meningkat,” kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil di Jakarta, Jumat 11/2/2022).

Dia menyebutkan, irigasi merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan. Oleh karena itu, irigasi pertanian harus berjalan baik. Sebab, pertanian tidak boleh terganggu oleh faktor apapun.

“Keberadaan irigasi pertanian membuat petani tak khawatir meski memasuki musim kemarau. Sebab, irigasi akan memasok air, sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga,” ucap Ali.

Menurut dia, irigasi menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitas mereka. “Ada tiga aspek dari keberadaan irigasi pertanian, yaitu produktivitas, peningkatan IP pertanian, dan meningkatnya kesejahteraan petani,” katanya.

Irigasi dapat memberikan pasokan air stabil untuk lahan sawah, sehingga perkembangan budidaya padi petani bisa berjalan dengan baik.

“Irigasi adalah water management. Irigasi berfungsi mengatur air, baik air hujan maupun air tanah. Irigasi bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas lainnya,” tutur Ali.

Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP Kementan, Rahmanto berharap, irigasi pertanian tidak hanya dimanfaatkan untuk sektor tanaman pangan, tetapi juga sektor hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

“Air adalah faktor teknis bagi terungkitnya produktivitas pertanian. Pada akhirnya, kesejahteraan petani juga meningkat,” katanya.

Tingkatkan IP

Kementerian Pertanian merealisasikan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Umbu Kawola, Gapoktan Lestari Desa Wairasa, Gapoktan Karya Bersama dan Gapoktan Bina Tana.

Program RJIT ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman petani di Anakalang, Kecamatan Katikutan, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Tengah (NTT).

“Program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan dari Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Menurut Mentan, irigasi tak hanya membantu petani dalam mengembangkan budidaya pertanian, namun juga mendorong percepatan tingkat indeks pertanian. Irigasi mampu memaksimalkan petani dalam mengolah budidaya pertanian.

Kementan memiliki banyak jenis program irigasi, seperti irigasi perpipaan, perpompaan, embung, dan lainnya. Irigasi bertujuan menjaga tingkat produktivitas petani dalam mengembangkan budidaya pertanian mereka.

“Tujuan irigasi adalah untuk memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplai air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak,” katanya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Ali Jamil menuturkan, dalam pengelolaan air perlu menata bagian primer, sekunder, tersier, dan kuarter, sehingga air dapat betul-betul dimanfaatkan untuk mencapai tiga kali panen.

“Pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Kerusakan atau tidak berfungsinya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi seluruh kinerja sistem irigasi,” tuturnya.

Ali berharap, program RJIT dari Kementan dapat meningkatkan infrastruktur jaringan, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan.

“Irigasi merupakan solusi saat kemarau, sehingga produksi pertanian benar-benar tidak terganggu. Sebagai bagian dari water management, irigasi ini memastikan air bisa selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian dalam kondisi dan situasi apapun,” tutur Ali.

Dia berharap masyarakat sekitar bisa menjaga dan memaksimalkan fungsi irigasi perpipaan ini. “Sehingga bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga pendapatan para petani,” katanya.

Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menambahkan, kegiatan ini bisa meningkatkan luas areal tanam dan indeks pertanaman, termasuk meningkatkan partisipasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan P3A, Poktan, atau Gabungan Poktan dalam pengelolaan jaringan irigasi.

“Luasan areal sawah yang mendapat pengairan dari RJIT seluas 102 hektare (ha) dengan panjang saluran 250 meter (m), lebar penampang luar 40 centimeter (cm) dan kedalaman penampang dalam 60 cm,” ujarnya.

Rahmanto menuturkan, irigasi merupakan faktor penting bagi petani untuk dapat meningkatkan IP. Air yang mengalir dengan baik mampu meningkatkan IP pertanian. “Kementan memastikan air selalu tersedia untuk mendukung produksi pertanian, salah satunya melalui irigasi perpipaan,” tuturnya. PSP

Mentan: Segera Teratasi, Irigasi Pertanian di Kabupaten Sigi

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sistem irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga produktivitas sektor pertanian.

Seperti diketahui, air merupakan faktor penting dalam pengembangan budidaya pertanian. Tanpa air, produktivitas pada sektor pertanian tidak akan berkembang dengan maksimal.

Oleh karena itu, Mentan ingin permasalahan yang dihadapi oleh petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dapat segera teratasi.

Untuk diketahui, sejumlah petani di Kabupaten Sigi terpaksa harus beralih profesi menjadi buruh bangunan.

Hal tersebut terjadi lantaran sistem irigasi yang berperan penting terhadap sektor pertanian di wilayah itu tidak berjalan secara optimal.

“Dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman yang diperoleh dari air hujan, sistem irigasi atau sumber air permukaan menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” ujarnya.

Mentan meyakini, dengan saluran irigasi yang baik, produktivitas pertanian di Kabupaten Sigi akan melonjak drastis.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian ( Kementan) Ali Jamil mengatakan, irigasi merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan.

Oleh karena itu, sistem irigasi pada sektor pertanian harus berjalan baik. Sebab, pertanian tidak boleh terganggu oleh faktor apapun.

“Keberadaan irigasi pertanian membuat petani tak khawatir meski memasuki musim kemarau. Sebab, irigasi akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga,” ucap Ali.

Ali menambahkan, selain penting bagi keberlanjutan sektor pertanian, keberadaan air mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) petani.

“Ada tiga aspek dari keberadaan irigasi pertanian, yakni produktivitas, peningkatan IP pertanian, dan meningkatnya kesejahteraan petani,” imbuh Ali.

Tak hanya itu, lanjut Ali, keberadaan irigasi juga menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Hal tersebut terjadi lantaran irigasi dapat memberikan pasokan air stabil untuk lahan sawah sehingga perkembangan budidaya padi petani bisa berjalan dengan baik.

“Irigasi adalah water management dan berfungsi untuk mengatur air, baik air hujan maupun air tanah. Irigasi bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas lainnya,” jelas Ali.

Melihat pentingnya peran tersebut, Ali berharap agar sistem irigasi bisa dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan pendapatan petani.

Di sisi lain, Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP Kementan Rahmanto mengatakan, dirinya berharap agar irigasi pertanian tidak hanya dimanfaatkan untuk sektor tanaman pangan, tetapi juga sektor hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

“Air adalah faktor teknis untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pada akhirnya, kesejahteraan petani juga meningkat,” kata Rahmanto. PSP