Swasembada bawang putih tahun 2019 yang dicanangkan Menteri Petanian Amran Sulaiman, terancam gagal. Pasalnya luas tanam bawah putih saat ini masih relatif kecil. Target tersebut juga terkendala ketersediaan benih.
“Untuk mencapai swasembada bawang putih, tahun depan kita harus tanam sekitar 70.000 hektare,” kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto, kepada wartawan, Selasa (27/2/2018).
Tahun 2018 target penanaman bawang putih sekitar 26.000 hektare dengan rincian 5.000 hektare berasal dari importir, 7.150 hektare APBN, dan sisanya dari swadaya masyarakat. “Jika target ini tercapai, maka kita dapat mengurang impor bawang putih sekitar 24%,” kata Prihasto yang akrab dipanggil Anton ini.
Impor bawang putih saat ini mencapai 460.000 ton. Sementara kebutuhan nasional mencapai 500.000 ton. Dirjen Hortikultura Kementan Spudnik Sudjono mengatakan anggaran harus ditingkatkan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan. “Anggaran, kami hanya Rp1,3 triliun. Jumlah ini masih perlu ditambah untuk mencapai sasaran swasembada yang sudah ditetapkan,” kata Spudnik.
Spudnik yang mulai tanggal 28 Februari 2018, masuk masa pensiun mengatakan pihaknya berusaha keras untuk capai swasembada bawang putih tahun 2019.Baik Spudnik maupun Anton, tidak ada yang berani mengatakan bahwa swasembada barang putih tahun 2019 sulit tercapai. “Dari kami menargetkan swasembada bawang putih tahun 2033,namun Pak Menteri, menetapkan tahun 2019. Agar tercapai, kami dan semua jajaran hortikultura harus kerja keras,” tegasnya.
Hitungan diatas kertas, jika tahun ini tercapai tanaman 26.000 hektare dengan produktivitas 12 ton/hektare, maka didapatkan produksi 312.000 ton, sementara kebutuhan bawang putih nasional 500 ribu ton. Sabrina