Akhirnya, Impor Beras Lagi

Kementerian Pertanian akhirnya harus menelan pil pahit. Alih-alih surplus produksi beras 10 juta ton seperti yang digadang-gadang Menteri Pertanian, Perum Bulog malah mengimpor 50.000 ton beras mulai Juli-Agustus. Meski tidak disebutkan secara terbuka, namun Indonesia diduga akan mengimpor minimal 500.000 ton beras tahun ini.

Kabar pahit itu disampaikan Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso. Untuk memenuhi stok beras minimal 2 juta ton, Bulog akhirnya merealisasikan impor 50.000 ton beras dari Vietnam. “Beras yang diimpor adalah jenis premium dan medium sesuai permintaan pemerintah, meski secara volume lebih banyak jenis medium,” ungkap Sutarto. Untuk mendatangkan beras tersebut, yang harganya Rp6.000/kg, Bulog membuang devisa Rp300 miliar.

Impor ini kontan membuyarkan target Kementerian Pertanian, yang sudah jauh-jauh hari optimis sampai tahun 2014 bakal mengantongi surplus 10 juta ton. Bahkan, anggaran Kementan pun terus ditambah. Namun siapa sangka, di penghujung tahun sasaran, Kementan harus mendulang malu. Pasalnya, Bulog kesulitan untuk memenuhi target minimal cadangan beras pemerintah minimum 2 juta ton/tahun.

Kementan nampaknya juga tidak bisa menolak “aib” tersebut. Maklum, dari sisi perkiraan, pihak Ragunan sampai tiga kali merevisi target produksi padi. Dengan dalih dukungan dana maupun dukungan pemangku kepentingan lain tak diperoleh pada tahun ini, plus ancaman El Nino, target produksi padi terus menyusut secara beruntun. Dari semula 76,568 juta ton gabah kering giling (GKG), turun tinggal 73,16 juta ton, 72,021 juta ton dan terakhir tinggal 70,24 juta ton.

Namun, lepas dari klaim penurunan yang disampaikan Kementan, nyali pemerintah kontan anjlok ketika Badan Pusat Statistik (BPS) melepas angka ramalan (Aram) I/2014 bahwa produksi padi tahun ini turun 1,98% tinggal 69,87 juta ton. Penurunan itu diikuti oleh penurunan luas panen 1,9% atau 265.310 hektare.

Kementan sendiri masih coba bersikap pede. Pelaksana tugas (Plt.) Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Haryono optimis surplus beras masih bisa tercapai, bahkan dengan menggunakan Aram I BPS. Dengan tingkat konsumsi beras 139,15 kg/kapita/tahun, maka produksi 69,97 juta ton GKG bisa memberi makan 252.164.800 jiwa penduduk Indonesia. Bahklan, dari angka itu, “kami prediksi satu tahun terjadi surplus 4,2 juta ton,” ujar Haryono.

Benar atau tidak, yang jelas sumber Agro Indonesia menyebutkan pemerintah sudah mengamankan kontrak pembelian beras impor sekitar 500.000 ton. Namun, apakah akan direalisasikan, tergantung pengadaan beras dalam negeri Bulog. Sejauh ini, penyerapan Bulog sendiri masih 1,9 juta ton atau di bawah batas iron stock 2 juta ton. Jadi, panen pun kembali di pelabuhan. AI