Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendukung kampanye Gerakan Gemar Makan Telur sebagai upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan yang mengalami fluktuasi harga, khususnya isu eksistensi peternak, terutama peternak layer rakyat.
Gerakan itu ditetapkan pada kegiatan Rembuk Nasional Asosiasi Peternak Ayam Petelur dengan tema “Revitalisasi Peternakan Rakyat Ayam Petelur, berlokasi di UGM Yogyakarta, Kamis (24/03/2022).
Selain Bapanas, rembuk nasional itu diikuti oleh anggota Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, BUMN IDFOOD, PT BERDIKARI, swasta dan peternak.
Rembuk ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan terkait arah gerak dan rencana strategis peternakan ayam petelur nasional, khususnya dalam kerangka ekonomi kerakyatan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam kesempatan itu mengatakan Gerakan Gemar Makan Telur Nasional merupakan bentuk kepedulian peternak terhadap peningkatan gizi untuk mendorong kesadaran masyarakat lebih gemar makan telur, sebagai sumber protein hewani yang terjangkau dan mudah didapatkan, sekaligus mendukung kemajuan industri peternakan ayam petelur di Indonesia.
“Saya apresiasi adanya penggalakan gerakan gemar makan telur. Jadi, protein itu salah satunya adalah telur. Ini yang penting meningkatkan konsumsi telur nasional sehingga kita paham marketnya,”kata Arief
Dari hasil rembuk, ungkapnya, diharapkan peternak dapat melakukan pendataan populasi dan produksi, membantu pengawasan baik dalam lini produksi maupun pemasaran, pengawasan terhadap peredarannya.
“Kalau kita produksi sesuatu itu seperti telur sudah tahu ada yang belinya yang beli siapa, saya inginnya ini dikorelasikan dengan program – program pemerintah.”tambahnya.
Dia meyakini solusinya ini tidak bisa hanya berjalan sendiri tetapi akademisi seperti UGM, asosiasi, pelaku usaha, pemerintah di daerah, Kadis harus berbenah semua dengan kerjasama, serta menghubungkan dengan asosiasi pengusaha ritel Indonesia.
“jika sudah ada data hilir serapan telur dan dilakukan secara masif, penanganan fluktuasi harga telur mudah, perlu ada kerjasama antar kementerian dan lembaga kemudian meningkatkan konsumsi tadi menjadi penting.”ujarnya.
Menurutnya, Badan Pangan Nasional akan memfasilitasi harmonisasi regulasi yang menjamin kesediaan telur dan harga yang layak.
Arief juga menyatakan pihaknya akan mendorong program bantuan sosial dari pemerintah di tingkat kementerian dan lembaga terkait (Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan) melalui penyerapan produk telur dari peternak.
Kegiatan ini perlu kolaborasi dari BUMN Pangan untuk menyiapkan skema serapan telur, bisa melalui program pengentasan kemiskinan stunting gizi buruk di daerah rawan gizi.
“Beberapa daerah ekstrim miskin kurang gizi stunting padahal surplus telur, konektivitas ini penting. Saya akan kolaborasi juga ke Kementerian terkait seperti Menteri Sosial, Menteri Kesehatan dan Kementerian terkait lainnya untuk sinergi program ini.”Ungkapnya.
Bapanas akan mengajak kolaborasi berbagai pihak dalam membantu peternak telur melalui BUMN yakni PT Berdikari member of ID FOOD untuk menjadi mitra strategis peternak termasuk dalam hal pengembangan integrasi horizontal industri peternakan ayam petelur.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah mengatakan akan bersama- sama mendorong produktivitas peternak rakyat.
“Jadilah sebagai “Orang tua” bagi peternak,”kata Nasrullah.
Untuk Memastikan kompetisi yang adil dan akuntabel bagi semua pelaku usaha ayam petelur, pihaknya juga Mengawasi pelaksanaan Permentan Nomor 32 tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur.
Senada dengan hal tersebut, Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN. Eng mengatakan pentingnya kolaborasi bersama baik peternak, perwakilan industri, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
Hal itu diperlukan sebagai upaya titik temu isu sektor peternakan khususnya telur di beberapa bulan terakhir, mengingat perlu sudut pandang berbagai pihak termasuk memperhatikan kepentingan dukungan industri dan mempertimbangkan kepentingan konsumen misalnya daya beli.
Sementara itu, Pinsar Petelur Nasional sebagai penyelenggara kegiatan menyebut hasil rembuk ini dapat menjadi komitmen bersama seluruh stakeholder demi keberlanjutan usaha peternakan ayam layer, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap bangsa Indonesia. Buyung N