Cegah Karhutla, HPH-HTI Diminta Siaga

Tim Reaksi Cepat pengendalian karhutla APP Sinar Mas

Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, puncak musim kemarau akan jatuh pada bulan Agustus. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun menyerukan agar seluruh pihak, termasuk perusahaan pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) hutan alam atau HPH dan IUPHHK Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk bersiaga mencegah bencana kebakaran hutan dan lahan. Seruan KLHK pun direspons positif.

Direktur Usaha Hutan Produksi KLHK Istanto menyatakan KLHK sudah menyampaikan seruan agar seluruh perusahaan bersiap dan mengambil langkah-langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). “Surat edaran kepada seluruh pemegang izin usah di hutan produksi akan kami kirimkan agar mereka waspada dan melakukan pencegahan karhutla,” kata dia di Jakarta, Senin (29/7/2019).

Ada sejumlah seruan yang harus ditindaklanjuti oleh pemegang izin usaha kehutanan. Pertama meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya api baik di dalam maupun yang berasal dari sekitar areal konsesi. Perusahaan juga wajib untuk melakukan pemantauan hotspot setiap hari baik melalui sipongi.menlhk.go.id maupun modis-catalog.lapan.go.id yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengecekan lapangan.

KLHK juga meminta perusahaan untuk melakukan pemadaman apabila terjadi karhutla di dalam areal kerja serta proaktif membantu pemadaman pada radius ±5 kilometer dari sekitar areal kerja. Perusahaan pun harus meningkatkan patroli terutama di wilayah rawan kebakaran.

Untuk perusahaan yang wilayah kerjanya berada di lahan gambut, KLHK juga meminta agar dilakukan penyekatan kanal dan membuat sumur bor dan embung sebagai sumber air guna pemadaman jika terjadi karhutla. Perusahaan juga diingatkan soal kewajiban untuk menyiapkan sarana-prasarana serta SDM dan anggaran yang memadai untuk pengendalian karhutla sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.32 tahun 2016 tentang Pengendalian Karhutla.

Zero Fire

Sementara itu salah satu perusahaan bubur kayu dan kertas terintegrasi APP Sinar Mas memperkuat berbagai fasilitas dari sistem penanggulangan kebakaran hutan terintegrasi (IFM)-nya. Sampai dengan 2018, APP Sinar Mas telah mengalokasikan lebih dari Rp1,3 triliun (USD100 juta) dalam berbagai upaya untuk mencapai target zero fire pada tahun 2020. Hal ini sejalan dengan komitmen perlindungan hutan APP Sinar Mas yang tertuang dalam Kebijakan Konservasi Hutan (FCP).

Manajer Teknologi & Data Fire Management APP Sinar Mas Gustaf Rantung menjelaskan bahwa strategi utama APP Sinar Mas tersebut terdiri dari empat pilar utama yang mencakup pencegahan, persiapan, deteksi dini, dan respons cepat.

“Untuk mengantisipasi dan menanggulangi karhutla, hingga tahun 2019 perusahaan telah memiliki lebih dari 3.000 personel regu pemadam kebakaran yang sudah tersertifikasi Manggala Agni. Selain itu, fasilitas lain yang kami miliki adalah 506 pos pantau, 102 menara api, dan lebih dari 1.000 pompa air. APP Sinar Mas juga memiliki 138 truk pemadam kebakaran, 608 kendaraan patroli, dan 10 helikopter water-bombing,” kata Gustaf.

“Kami juga memiliki sistem deteksi dini di situation room kami yang mampu mengidentifikasi kebakaran lebih awal. Semua fasilitas tersebut disiagakan untuk menghadapi musim kemarau 2019,” tambah dia.

Ogan Komering Ilir

Untuk Sumatera Selatan, khususnya Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dimana APP Sinar Mas mengelola sejumlah konsesi HTI, APP Sinar Mas telah mengintensifikasi kegiatan sosialisasi, menyiagakan lebih banyak SDM, dan menambah beberapa fasilitas. Penambahan tersebut dilakukan untuk mendukung dua strategi utama yang diterapkan perusahaan dalam mengantisipasi karhutla, yakni pencegahan dan mitigasi.

“Sebelum membuat strategi, kami terlebih dahulu melakukan pemetaan area rawan kebakaran untuk mengidentifikasi area mana di konsesi pemasok hingga jarak 5 km dari perbatasan konsesi yang paling berpotensi terjadi karhutla. Setelah diidentifikasi, kami susun strategi untuk menghadapinya. Strategi pencegahan fungsinya mencegah munculnya nyala api di area rawan, sedangkan strategi mitigasi bertujuan untuk mengurangi risiko yang timbul apabila terjadi kebakaran,” kata Fire Operation Management Head Sinar Mas Forestry Region Palembang Mares Prabadi, Selasa (30/7/2019).

Strategi pencegahan di antaranya dilakukan dengan meningkatkan kerja sama dengan masyarakat. Melalui program Masyarakat Peduli Api (MPA), APP Sinar Mas bersama dengan kelompok masyarakat melakukan kegiatan sosialisasi pencegahan karhutla. Sementara, melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), APP Sinar Mas mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar.

“Hingga tahun 2019, perusahaan telah memiliki 448 anggota MPA di Kabupaten OKI. Prinsipnya dari masyarakat untuk masyarakat,” lanjut Mares

Selain itu, APP Sinar Mas juga memberikan insentif kepada desa-desa rawan kebakaran di sekitar area konsesi yang berhasil menjaga desa mereka bebas dari kebakaran hutan selama musim kemarau. Dengan bekerja sama dengan masyarakat dan satgas karhutla, perusahaan juga menyiagakan enam posko gabungan untuk meningkatkan penjagaan di area rawan karhutla.

Ketika api terdeteksi, Mares menjelaskan, APP Sinar Mas menjalankan strategi mitigasi yang terdiri dalam tiga tahap. “Di tahap pertama, sistem kami langsung mendeteksi titik api sebelum luasan area yang terbakar mencapai 0,1 hektare. Hal ini bisa dilakukan karena kami memiliki berbagai fasilitas di Kabupaten OKI seperti 135 pos pantau, 19 drone, 23 menara api, dan 35 menara api mini,” terang Mares.

Dalam tahap mitigasi kedua, tim akan sampai di lokasi yang terbakar dalam waktu sebelum satu jam setelah titik api pertama kali ditemukan. Untuk bisa melakukannya, perusahaan menyiagakan empat airboat, 89 unit transportasi air, 40 truk pemadam api, 40 mobil patroli, 114 motor patroli dan menempatkan pos pantau di area-area rawan. Sedangkan di tahap mitigasi ketiga, perusahaan menyiagakan 799 personel regu pemadam kebakaran (RPK), dan 21 tim reaksi cepat (TRC). Mereka didukung berbagai peralatan seperti 451 pompa air, tiga unit helikopter water-bombing, dan sarana lainnya.

Apresiasi

Kesiapan APP Sinar Mas diapresiasi oleh KLHK. Menurut Pelaksana Tugas Direktur Pengendalian Karhutla KLHK Raffles B Panjaitan, APP Sinar Mas telah memiliki kesiapan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya karhutla.

“Mereka punya sistem deteksi dini yang sangat baik,” kata Raffles, Kamis  (1/8/2019). Meski demikian Raffles tetap meminta agar APP Sinar Mas dan stakeholder lainnya tetap waspada terhadap karhutla.

Sampai dengan saat ini sudah enam dari delapan provinsi rawan karhutla menetapkan kondisi siaga darurat. Keenam provinsi itu adalah Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Jambi. “Penetapan status siaga darurat tersebut bukan berarti kondisi sudah ada kejadian Karhutla yang hebat, tetapi sebagai langkah antisipasi daerah agar bisa mendapatkan bantuan cepat dari pemerintah pusat melalui BNPB, yang mempunyai anggaran cepat penanggulangan bencana, sehingga jika ada potensi Karhutla yang membesar bisa cepat ditangani dengan bantuan anggaran dari pemerintah pusat,” imbuh Rafles.

Rafles pun menyatakan bahwa sampai Bulan Juli berdasarkan pantauan satelit tidak ada asap lintas batas, ada kebakaran di beberapa daerah tetapi cepat, dalam waktu satu dua hari bisa reda. Kondisi bandara pun sampai dengan tanggal 1 Agustus tadi pagi tidak tampak adanya gangguan asap, jarak pandang masih normal, sehingga penerbangan di beberapa bandara di provinsi rawan karhutla tidak ada gangguan ataupun penundaan.

“Kondisi terkini di Provinsi yang rawan kebakaran, saya 3 kali memantau di bandara, ada petugas kami di bandara yang terus pantau. Situasi di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, penerbangan di sana normal. Cuaca cerah. Hal yang sama juga di Bandara Supadio Pontianak Kondisi normal, pesawat take off dan landing tidak ada gangguan asap. Juga di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, Bandara Rahadi Oesman Ketapang dan juga Bandara Sultan Thaha Jambi juga normal, Palembang juga cerah. Kalimantan utara, juga begitu. Di Bandara Riau, juga bagus,” katanya.

Lebih lanjut Rafles mengungkapkan jika prioritas penanggulangan Karhutla oleh KLHK adalah pada pencegahan, yaitu dengan perbanyak aksi pencegahan di tingkat tapak dengan sinergi semua pihak. Untuk upaya pencegahan tersebut sumberdaya manusia yang dilibatkan mencapai 23.144 orang dengan pembagian 13.483 orang untuk wilayah Sumatera dan 9.661 orang untuk wilayah Kalimantan. Sumberdaya manusia tersebut terdiri dari unsur Manggala Agni KLHK , Brigdalkar BKSDA/TN, Brigdalkar KPH, Brigdalkar HTI/HA/HPH, Masyarakat Peduli Api, dan Satgas Gabungan (TNI, POLRI, BPBD).

Kemudian ia pun menekankan bahwa KLHK selalu mendorong pemerintah daerah untuk juga mempunyai data masyarakat di wilayahnya dengan jumlah luasan lahan yang dimiliki, sehingga bisa memetakan wilayah-wilayah mana saja yang punya kemungkinan menjadi areal pembukaan lahan baru. Dengan cara ini, menurut Raffles bisa diantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.  Sugiharto