Leopard Gecko, Tokek Cantik Peliharaan Masa Kini

Emmanuel Glodias Boggy Sanjaya, Pemilik Leopard Gecko

Emmanuel Glodias Boggy Sanjaya, Pemilik Sanjaya Gecko

Sanjaya Gecko merupakan salah satu peternakan leopard gecko terbesar di Indonesia. Bertempat di Ruko RC 15 Perumahan Ciputra Citra Grand Mutiara Depan Waterpark Citra Grand Mutiara, Jl. Wates No.KM. 9, Plawonan, Balecatur, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pemiliknya adalah Emmanuel Glodias Boggy Sanjaya. Pria ramah ini mengembangkan leopard gecko karena kecintaannya pada reptile itu.

Leopard gecko memang sangat menarik. Binatang imut dan lembut ini masih sekeluarga dengan tokek. Tetapi berbeda dengan tokek, leopard gecko mempunyai corak warna yang beragam, lembut dan jinak, tidak agresif, nyaris seperti mainan karet yang lentur.

Tapi siapa sangka Sanjaya Gecko yang besar ini muncul dari hobi yang dimulai dari bangku SMP. Boggy panggilan akrabnya, merintis ini selama bertahun-tahun dari sejak SMP sampai lulus dari Teknih Mesin UGM, sampai sekarang tetap eksis di peternakan gecko. Bahkan tawaran kerja di perminyakan Qatar dengan gaji yang besar ditolaknya demi gecko.

Bukan hal yang mudah, apa yang dilakukan dilewati dengan berat dan keras, ada harga yang harus dibayar, begitu kata Boggy.

Bagaimana Boggy merintis ini dan sampai menjadi orang yang diperhitungan di dunia reptil dan gecko kususnya, Agro Indonesia berhasil mewancarainya disela-sela kesibukannya.

Leopard Gecko

Mulai kapan pelihara gecko?  Dari tahun 2012, ini hobby saya, sudah pelihara tapi waktu itu belum fokus dengan 1 reptil. Cocok-cocokan, ternyata dengan kesibukan kuliah dan sebagainya paling cocok gecko, karena tidak ribet.

Awal mau kuliah saya sisihkan uang saku SMA, menyisihkan uang saku untuk beli gecko itu, pelihara 1 jantan dan 3 betina. Tahun 2015 saya coba ternak ternyata berhasil. Bisa berkembang sampai sekarang ada 3.000 ekor.

Sudah memetik hasil sekarang? Ya sekarang terlihat hasilnya. Passion tidak bisa bohong.. Saya lulus Teknik Mesin, sebenarnya ada pergulatan. Orangtua inginnya yang mapan saja dulu. Saya ingin di perminyakan, lulus ditawari kerja di Qatar bagian perminyakan dengan gaji yang sangat besar. Tapi lebih milih gecko ini

Awal-awal memang berat, hobi yang unik, kadang orang bilang aneh, lama-lama bisa mandiri, tidak merepotkan orangtua secara materi, lumayan menghasilkan. Dari hobi, bisa menghasilkan, orangtua akhirnya setuju. Kalau dulu hobi, sekarang sudah jadi peternak professional. Memang ada harga yang harus dibayar, itu yang saya pelajari.

Ada yang bilang, gecko masih satu keluarga dengan tokek? Ya masih keluarga dengan tokek, Bedanya, tokek kakinya bisa memempel di tembok, gecko dia kakinya tidak bisa menempel di tembok, cenderung di bawah saja. Tokek cenderung aktif, gecko jinak. Leopard Gecko nama keluarga, famili, Gekkonidae, nama spesiesnya Leopard gecko, kalau tokek rumah Tokay gecko, masih satu keluarga Gecko.

Sulit tidak pelihara Leopard gecko? Mudah, tidak rewel, gecko juga tahan banting dan tidak perlu dijemur. Makannya jangkrik dan suplemen, kalau dihitung sebulan kurang lebih hanya Rp5 ribu.

Untuk usaha prospek? Ya sangat prospek. Permintaan selalu ada. Saya kirim dari Sabang sampai Merauke. Dan satu bulan sekitar 300 ekor keluar. Sampai sekarang sudah terjual 10.000 ekor. Saya seneng bisa membantu untuk lingkungan karena orang yang suka hewan biasanya suka lingkungan, cinta lingkungan.

300 ekor nilainya berapa? Kurang lebih 50-100 juta. Tapi itu masih dipotong untuk biaya biaya.

Kalau untuk pemula berapa modal awal? Untuk modal kurang lebih Rp150 ribu untuk 1 ekor gecko, makanan dan tempat (box). Kalau dipelihara dengan baik, bisa dijual Rp300 rb. Jadi ada keuntungan 3x lipat. Tapi saya sarankan untuk pemula sebaiknya pelihara dulu jangan langsung berorentasi ternak. Tahap awal pelihara dulu 1 ekor, pengenalan dulu, kalau langsung 1 pasang nanti orang buru-buru ternak. Jadi tahu karakternya dulu.  Saya awalnya juga pelihara tahun 2012-an dan baru ternak tahun 2015.

Setelah pahami dan ingin terjun ke ternak, mulai masuk komunitas-komunitas, mulai chat ke petenak-peternak, mulai survey, nanti belajar tentang genetik. Jangan sampai tidak paham genetiknya, karena ada perkawinan yang tidak dikehendaki, dihindari. Itu kalau mau ternak.

Menghindari pertkawinan yang tidak dikehendaki? Ya, antar gecko meski bisa dikawinkan, tapi tidak disarankan. Jadi kalau kita pahami genetiknya, kita akan tahu. Saya dulu juga penasaran, yang beda saya kawinkan, ternyata anaknya tidak maksimal. Sekarang sudah hafal, ini sama ini jadinya seperti apa. Genetiknya sudah tahu, ada perhitungannya juga.

Grafiknya peminatnya bagaimana? Sempat naik tinggi. kalau ada orang yang mengedukasi tentang gecko biasanya grafik langsung naik. Jadi trend. Tapi ketika semua banyak yang ternak gecko, banyak orang yang suka gecko, tidak diimbangi dengan pertumbuhan pasar, jadi stagnan. Produksi banyak, tapi penggemarnya tidak tambah banyak. Jadi kesannya turun. Harus banyak edukasi, lewat medsos, instagram atau yang lain. Supaya ekosistemnya lebih baik. Kalau saya prediksi lebih dari 50 ribu orang yang suka atau pelihara gecko.

Kalau tadi kemudahan pelihara, ada hambatan untuk pelihara? Ada beberapa hambatan, masalah pelihara gecko.  Masalah kesehatan, kalau masih kecil pengaruhnya ke pertumbuhan. Kalau sudah besar pengaruhnya ke produksi. Gecko masih kecil sampai sakit itu berpengaruh ke pertumbuhan. Harusnya 2 bulan sudah bisa diadopsi, karena sakit 5 bulan baru bisa diadopsi, karena kita harus memulihkan dulu sampai benar-benar sehat.

Kalau untuk yang indukan, jelas kalau sakit menghambat produksinya. Jadi tidak bisa dikawinkan, sudah subur tapi tidak bisa dikawinkan,

Kemudian masalah dari external adalah suhu. Genko adalah hewan berdarah dingin dan tidak bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Harus menyediakan area yang sesuai di dalam kandang untuk menjaga tetap sehat. Jadi musim berpengaruh. misal dingin sekali atau panas sekali, benar-benar kita harus membuat dia nyaman suhu ruangnya. Mungkin perlu biaya dan perhatian khusus.

Kalau dingin sekali, makannya harus sedikit. Kalau suhu dingin, metabolismenya melambat otomatis makannya harus dikurangi, karena kalau dia dingin sekali makannya tetap sama, akan muntah, kalau muntah nanti ada penyakit lain, pencernaan.

Hambatan yang lain dari segi bisnis, asal beternak tidak peduli secara kualitas, asal banyak, tidak tahu menjualnya, akhirnya jual murah, menghancurkan pasar, kurang baik bisa matikan harga, dan juga bisa mematikan peternak lain.

 Rencana ke depan? Selain leopard kita ingin kembangkan spesies lain. Masih gecko tapi bukan leopard. Seperti tokek rumah tetapi yang unik dengan warna menarik. Tokek rumah kita malah sudah export. ***Anna Zulfiyah